Bagian 3 S2

2.5K 345 187
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui voment dan follow 💜

—————

Amri masih berada di kamar Hasmi, berpelukan mesra dengan anak semata wayangnya sembari memberikan elusan sayang di punggung Hasmi. Dia selalu memberikan elusan lembut atau tepukan pelan di pantat Hasmi sejak kecil hingga sebesar ini.

Hasmi bersandar manja di dada bidang ayahnya, dia memberikan pelukan eratnya untuk menghibur suasana hati ayahnya. Dia tahu jika ayahnya sangat khawatir dan panik karena berita ngawur dari Nuga.
 
"Ayah.." panggil Hasmi dengan pelan.

"Kenapa Sayang? Hasmi butuh sesuatu?" Tanya Amri hendak bangun.

Hasmi menahan tubuh ayahnya, dia menggelengkan kepalanya pelan. Dia menghela napasnya panjang sembari mendongak menatap wajah tampan ayahnya yang selalu menjadi favoritnya sejak ia kecil.

"Ayah marah ya sama Nuga? Dia ceroboh bikin Ayah sama papi khawatir sampe dateng ke sini." Hasmi mencoba untuk meredam amarah ayahnya kepada sang kekasih.

Amri menghela napasnya kasar, dia mengusap wajahnya frustasi mengingat hal menyebalkan itu.

"Mestilah Ayah marah Nak. Kita udah kayak orang gila dateng ke sini, papi kamu nangis terus sepanjang jalan. Ayah tetep harus fokus nyetir biar ga nabrak. Takut kita tuh kamu kenapa-napa. Mana ga ada yang bisa dihubungin, makin takut Sayang. Tapi ya Alhamdulillah kamu cuma demam biasa. Bisa-bisanya asal ngomong kayak gitu, belum juga Ayah tonjok mukanya." Amri menggeram marah.

Hasmi melepaskan pelukan ayahnya, dia duduk dan memasang wajah kesal. Alisnya menukik tajam hingga dahinya mengkerut, bibirnya merengut seperti bebek.

Bugh! Bugh!

"Hasmi bakal bales mukul muka Ayah kalo Ayah berani mukul Nuga ya! Ga suka Hasmi Ayah kayak gitu ke Nuga! Iya dia emang salah, dia juga udah minta maaf kan." Hasmi mendengus kasar sembari meninju dada bidang ayahnya.

Amri menaikkan sebelah alisnya dengan tinggi, menatap heran ke arah anaknya yang membela Nuga untuk pertama kalinya.

"Apa nih? Bela pacar nih ceritanya?" Goda Amri membuat wajah Hasmi merona.

Hasmi terlihat salah tingkah namun dia menatap berani ayahnya agar tidak diremehkan.

"Kalo iya kenapa? Kan Nuga emang pacar Hasmi. Kalo papi dimarahin orang juga Ayah bakal bela papi kan?" Hasmi meraih lengan kekar ayahnya lalu menggigitnya dengan kesal.

Amri melongo, melihat anaknya yang terang-terangan mengakui jika Nuga kekasihnya yang artinya anaknya itu sudah mengakui akan perasaannya terhadap Nuga.

"Enggak juga sih, kamu kan tau Ayah sering nasehatin papi kalo dia salah. Ya walaupun dia suka ngedumel kalo dibilangin tapi Ayah mah tegas, kalo salah ya salah walau dia orang yang Ayah cinta." Amri menyeringai kecil.

Hasmi gelagapan karena apa yang diucapkan ayahnya benar adanya, ayahnya sejak dulu sering kali memberikan dia dan juga papinya nasihat atau teguran keras jika membuat kesalahan.

Namun begitu bukan berarti membuat Amri menjadi sosok yang tidak mengakui kesalahannya. Jika pria itu salah maka dia dengan mudah mengucapkan maaf dan mendengarkan keluhan atau nasihat dari suami atau anaknya. Dan kebiasaan baik seperti itulah yang dijadikan contoh oleh Hasbi dan Hasmi.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt