Bagian 42

4.1K 422 131
                                    

Jika menyukai cerita ini maka dukung penulis melalui vote dan komen 💜

—————

"Selamat datang Pak Abi, terima kasih sudah memenuhi surat panggilan wali murid Nuga." Ujar kepala asrama kepada Abi.

Baru saja pria tampan itu datang dan segera menghadap ke kantor kepala asrama karena dia mendapatkan surat panggilan dari pihak asrama untuk datang.

"Sudah kewajiban saya sebagai wali Nuga Pak. Jadi bisa Bapak jelasin kenapa saya harus mendapatkan surat panggilan?" Tanya Abi to the point.

Dan kepala asrama pun menjelaskan apa yang telah dilakukan bocah itu selama 1 bulan berada di asrama ini. Yang mana membuat Abi dan Ale menahan napas karena mendengar jenis pelanggaran yang dilakukan anak mereka.

"Nuga ketauan kabur dari asrama 20 kali, 10 kali di antaranya tidak tidur di asrama. Saya gatau Pak kemana anak ini pergi. Dia juga ketauan nyeludupin 4 kardus rokok, 2 botol bir dan sekotak kondom. Kami sudah memberi peringatan dan hukuman tapi Nuga ngulangin kesalahan berkali-kali. Jadi dengan berat hati kami putuskan untuk mengembalikan Nuga kepada walinya." Ujar kepala asrama tersebut dengan helaan napas panjang.

Di dalam hati Nuga bersorak karena rencananya berhasil membuat ulah dan pelanggaran berat di asrama hingga dia dikeluarkan. Memang itulah tujuannya selama ini, dia ingin dikeluarkan dari asrama dengan tidak terhormat. Karena itu satu-satunya cara agar dia dapat keluar dari tempat ini.

Ale menatap tajam ke arah Nuga yang hanya tersenyum merasa bersalah, sementara sang baba memejamkan matanya sekilas sembari menghembuskan napasnya perlahan. Dia berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak saat itu juga di depan kepala asrama.

"Baik Pak. Maafkan atas kesalahan Nuga, maaf telah membuat pihak pengurus asrama kesulitan. Kami akan menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan Nuga. Tapi untuk sekolahnya apa Nuga ga dapat sanksi atau apa pun Pak?" Tanya Abi sembari berusaha tersenyum.

Kepala asrama pun menjelaskan jika Nuga hanya di keluarkan dari asrama, sementara sekolahnya tidak ada masalah dengan hal itu. Karena memang asrama dan sekolah mempunyai pihak wewenang masing-masing.

Pada hari itu Nuga pun disuruh untuk keluar dari asrama dengan tidak hormat karena pelanggaran kategori berat yang dilakukan bocah itu.

Abi dan Ale membantu Nuga berkemas, sebenarnya Ale ingin memarahi anaknya saat di kamar namun ia urungkan saat melihat wajah suaminya sangat dingin dan tidak berkata apa pun.

"Pak. Baba kayaknya marah banget, ga pernah Nuga liat Baba kayak gitu." Bisik Nuga di telinga sang bapak.

Ale mencubit kuat pinggang anaknya hingga sang empu memekik kesakitan, Abi menatap ke arah mereka dengan tatapan tajam yang dengan cepat membuat Ale melepaskan cubitannya di pinggang Nuga.

Dia tahu jika suaminya sedang menahan amarah sedari tadi, oleh karena itu dia berusaha tak memancing amarah suaminya meledak. Ale takut jujur saja, begitu juga dengan Nuga. Bocah itu sangat takut tak menyangka jika sang baba akan bereaksi semenyeramkan itu.

"Kamu ke mobil dulu. Biar Mas sama Nuga yang bawa barangnya." Ujar Abi memberikan kunci mobilnya.

Ale menurut dan meninggalkan mereka berdua di kamar asrama Nuga. Saat Ale sudah pergi, Abi mengunci pintu kamar Nuga dan menyenderkan tubuhnya di pintu.

Menatap dingin ke arah Nuga yang sedang menutup rasleting kopernya. Nuga yang sadar sedang ditatap pun menoleh dan mendongak ke arah sang baba. Jantungnya berdegup dengan kencang saat melihat ekspresi datar sang baba untuk pertama kalinya.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Where stories live. Discover now