Bagian 1 S2

2.6K 354 166
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui voment dan follow 💜

—————

"Hiks hiks.. huuuuh maapin Dede Nuga Ayang. Maap Dede Nuga ga sengaja, terus ini gimana? Hiks Ayang.." Nuga menangis sesenggukan melihat ayang Hasminya terbaring lemah.

Badan Hasmi sakit semua dan lebam-lebam di beberapa tempat karena tragedi terjatuh tiga kali dalam sehari. Badan Hasmi pun sedikit hangat membuat Nuga sangat panik.

"Aku gapapa. Kami berhenti nangis deh Nuga, kepala aku makin pusing nih." Keluh Hasmi menatap jengah ke arah Nuga.

Bocah itu menangis sedari tadi seperti anak kecil yang ditinggal orang tuanya ke kamar mandi. Wajah Nuga merengut sedih dengan deraian air matanya membanjiri wajahnya.

Namun Hasmi pun merasa geli melihat respon Nuga yang begitu berlebihan namun tak dipungkiri dia senang karena Nuga khawatir.

"I-iya maapin Dede Nuga lagi ya Ayang. Huuh hiks ini air mata Dede Nuga ga bisa berhenti Ayang~ ayo ke rumah sakit yuk Ayang? Dede Nuga takut ntar Ayang meninggal gimana?" Nuga mengusap air matanya berulang kali.

Hasmi merotasi bola matanya malas, yang benar saja dia meninggal hanya karena pegal dan linu pada tubuhnya. Hasmi menatap jam yang menunjukkan pukul 10 malam, mereka sudah makan malam sop daging yang dibeli Nuga melalui gopud.

"Aku ga bakal mati Nuga. Udah kamu diem deh, sumpah aku makin pusing denger kamu ngoceh sama nangis. Kamu pergi ke kamar kamu terus tidur gih, besok sekolah." Ujar Hasmi sembari mendorong tubuh Nuga dengan kakinya.

Nuga menggelengkan kepalanya brutal hingga air matanya berjatuhan ke mana-mana. Nuga berbaring di samping Hasmi, menggenggam erat telapak tangan ayang Hasminya yang terasa hangat.

"Ayang Hasmi yang kuat yah. Ayang pasti bisa bertahan kok. Ayo sekarang Ayang tidur, kalo besok badan Ayang makin panas, Dede Nuga bawa ke rumah sakit ya?" Ujar Nuga sembari menahan isak tangisnya.

Bibir Nuga mencebik sedih dan bergetar, air mata bocah itu masih menetes dengan deras seperti anak kecil. Hasmi terkekeh geli dan mengusap air mata Nuga dengan kasar.

"Dasar aneh. Pantes aja om Lele suka darah tinggi liat tingkahmu." Cibir Hasmi merasa tidak percaya dia jatuh cinta dengan bocah unik seperti Nuga.

"Bapak aja yang emosian. Ga bersyukur punya anak gemesin kaya Dede Nuga. Ya kan Ayang? Ayang pasti seneng kan punya pacar kayak Dede Nuga? Ya kan?! Iya kan Ayang? Pasti seneng banget kan?!" Nuga mengguncang tubuh Hasmi menuntut jawaban.

Hasmi menyentuh kepalanya yang terasa sakit karena guncangan Nuga, dengan cepat Nuga menjauhkan kedua tangannya dari tubuh Hasmi. Dia menggeser tubuhnya seperti ulat bulu untuk memberi jarak dengan tubuh Hasmi.

"Maap. Dede Nuga ga sengaja. Sekarang Ayang tidur ya, mau Dede Nuga nyanyiin nina bobok ga Ayang? Mau di empok-empok ga bokongnya?" Tanya Nuga dengan wajah melasnya.

Hasmi memijat pelipisnya lelah mendengar segala ocehan aneh Nuga. Dia pun membungkam mulut Nuga agar berhenti bicara dan dia mulai memejamkan matanya karena kepalanya semakin pusing.

Nuga menatap prihatin ke arah ayang Hasminya, dia mengerjap berulang kali dengan air mata yang masih saja belum berhenti menetes. Dia menatap wajah lelah ayang Hasminya dengan tatapan sedih.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Where stories live. Discover now