Bagian 9

4.3K 481 47
                                    

Jika menyukai cerita ini maka dukung penulis dengan cara komen dan vote 💜

—————

Nuga mendudukkan tubuh mungil Hasmi di ranjang karena hidung Hasmi masih mimisan. Dia mengambil tisu dan menadahi darah Hasmi. Dia juga membersihkan ceceran darah di dagu hingga leher Hasmi.

Dia sedang berada di ruang kesehatan yang dimiliki oleh tempat pekemahan tersebut. Beberapa guru mengelilingi tubuh Hasmi karena para siswa sangat ramai yang mana membuat mereka penasaran sekaligus khawatir.

"Pak. Ini ga dibawa ke RS apa?" Tanya Nuga dengan frustrasi.

Pasalnya gurunya hanya melihat Hasmi dengan tatapan santai, bahkan tak ada pihak medis dari perkemahan yang memeriksa keadaan Hasmi. Dan hal tersebut membuat Nuga sangat kesal sekaligus khawatir.

"Kayaknya ga perlu deh. Cuma mimisan biasa ini ntar berhenti sendiri. Ini dahinya juga cuma luka dikit makanya berdarah." Ujar santai guru Nuga.

Nuga menatap tak percaya ke arah gurunya, bahkan dia terlihat kesulitan menadahi darah yang keluar dari hidung Hasmi saja mereka terlihat tak mempunyai inisiatif untuk membantu.

"Kontol lu pada! Murid lu ini anjing!" Nuga tak dapat membendung amarahnya.

"YANG SOPAN KAMU NUGA! GA USAH BERLEBIHAN HASMI GAPAPA!" Guru tersebut pun berteriak marah karena Nuga tak sopan.

Nuga menatap tajam ke arah gurunya dengan rahang mengeras, dia pun segera mengambil ponselnya dan terpaksa ia menghubungi Amri karena orang-orang dewasa di sekelilingnya terlihat begitu menyepelekan apa yang terjadi dengan Hasmi.

"Assalaamualaikum Om. Ini Nuga, bisa jemput kita di perkemahan ga ya? Hasmi kayaknya jatoh Om. Dahi sama hidungnya berdarah tapi guru-guru goblok di sini cuma liatin doang ga bertindak apa-apa. Emang kontol." Geram Nuga dengan menatap penuh amarah ke arah mata gurunya satu per satu.

"Hah?! Oke shareloc, Om berangkat sekarang. Tolong jagain Hasmi ya, Om kesana secepet mungkin. Pastiin Hasmi ga tidur terlentang biar darahnya ga nyumbat pernapasannya." Ujar Amri yang terdengar begitu terkejut.

Nuga mendengar suara berisik dari ponselnya, ia yakin jika Amri sangat tergesa dan panik karena mendengar kabar darinya.

"Ngapain kamu nelpon orang tua Hasmi segala Nuga? Ntar dikira kita ga tanggung jawab." Protes guru Nuga dengan wajah kesalnya.

Nuga melemparkan tatapan dingin yang menusuk ke arah mereka, dia pun segera kembali mengangkat tubuh Hasmi ala koala dan berusaha dihentikan guru yang ada di sana. Nuga menghempaskan tangan mereka dengan kasar.

Dengan satu tangan dia menahan tubuh Hasmi, lalu tangan satunya dia menunjuk wajah semua gurunya satu per satu dengan tatapan murka.

"Tanggung jawab pantat lu Pak. Dari tadi diem doang cuma liatin, ini anak orang! Kalo ada apa-apa juga lu pada saling nyalahin ujung-ujungnya. Tai." Geram Nuga lalu melenggang pergi.

Nuga mengirimkan alamat ke Amri lebih dulu lalu dia berlari kecil menuju pintu masuk area perkemahan karena akan lebih cepat bertemu dengan Amri.

Jalan menuju pintu masuk cukup jauh karena area perkemahan berada di sekeliling pohon pinus. Nuga tak peduli dengan jarak yang cukup jauh, dia menggendong tubuh Hasmi dan berlari lebih cepat.

"Anjing lah. Kalo aja gue bisa bawa itu bis udah gue bawa dari tadi." Nuga berdecak kesal.

Hingga beberapa menit kemudian dia sampai di pintu masuk area perkemahan, tak lama juga mobil Amri datang. Dan dengan cepat mereka membawa masuk Hasmi kedalam mobil.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon