Bagian 25

4K 474 122
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukung penulis melalui vote dan komen 💜

————

"Gamau! Nuga ga bakal berhenti ngebujuk kalian sebelum kalian ngebolehin Nuga pindah sekolah yang deket sama kampus Ayang Hasmi!" Nuga berteriak penuh juang.

Abi menghela napasnya lelah, dia memilih duduk di sofa sembari menatap anaknya yang memeluk erat kakinya dengan tatapan bak anak kecil yang begitu menyedihkan sekaligus menggemaskan ketika meminta sesuatu.

Sejak beberapa hari ini Nuga merengek ingin pindah sekolah yang dekat dengan kampus Hasmi. Tentu saja Abi dan Ale menolak dengan tegas namun bocah itu tak berhenti berulah dan setiap saat memohon. Menempeli kedua orang tuanya bak anak monyet.

"Kamu masih terlalu kecil buat tinggal sendiri. Baba sama bapak ga bisa ngawasin kamu kalo pindah. Ga usah lah Nak, di sini aja. Ntar deh kalo kuliah baru kesana." Bujuk Abi kesekian kalinya.

Nuga menggeleng brutal dengan bibir mencebik sedih, kedua matanya sudah mulai berair yang mana membuat Abi menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.

"Nugaaa Nuga.." Abi tak dapat berkata-kata menghadapi anaknya sendiri.

Sementara Ale sudah kehabisan kesabarannya sejak hari pertama Nuga menempelinya, dia berteriak dan mengumpat tiada henti kepada anaknya agar tak berhenti merengek. Jadilah Nuga hanya berusaha membujuk dengan cara menempeli sang baba.

Nuga tahu, kesabaran sang baba sangat besar dan pria tampan itu akan luluh jika dia berusaha tanpa kenal lelah. Dia harus semangat demi bertemu pujaan hatinya, dia sangat rindu dengan ayang Hasminya.

"Baba~ ayolah~ kan kalo Nuga pindah enak kalian bisa ngentot dimana aja tanpa keganggu sama Nuga." Nuga menggigit paha Abi dengan gemas.

Abi memukul pipi Nuga dengan pelan agar melepaskan gigitannya, dia mengabaikan ucapan anaknya yang tak masuk di akal. Tentu saja Abi lebih memilih diganggu oleh anaknya ketika bercinta dengan Ale dari pada membiarkan berpisah dengan Nuga secepat ini.

"Sekali enggak tetep enggak Sayang. Baba sama bapak belom siap lah kamu semandiri itu. Hasmi aja keluar rumah abis lulus SMA kan, masa kamu baru naik kelas 2 SMA udah mau idup mandiri. Nggak ah, Baba ga tega." Ujar Abi berusaha memberikan pengertian. 

Nuga mendegus kasar mendengar ucapan sang baba yang masih menganggapnya bak anak kecil, persis dengan ayang Hasminya yang selalu saja menganggapnya anak kecil.

"Nuga udah gede tau. Jembut Nuga juga udah rimbun, kontol Nuga juga udah gede. Nuga juga udah bisa kalo bikin anak." Ketus Nuga membuat Abi melotot.

PLAK!

"Mulut lu kayak ga pernah di sekolahin njir! Udah ga usah ngerusuh deh Nak! Bapak pusing banget denger rengekan lu tiap saat. Dah sono masuk kamar!" Omel Ale setelah memukul belakang kepala anaknya.

Nuga mengalihkan wajahnya acuh dari sang bapak, dia mengeratkan pelukannya di kaki sang baba bahkan menyenderkan kepalanya di paha pria tampan itu.

Abi menatap ke arah sang suami dengan wajah lelahnya, ia menggelengkan kepalanya pasrah menghadapi kelakuan anak mereka.

"Tau deh Mas, cape gue." Keluh Ale sembari menyenderkan kepalanya di bahu Abi.

Nuga menghela napas kasar berulang kali dengan sengaja membuat Ale sangat terganggu. Ale hanya menatap datar ke arah anaknya yang semakin berulah bahkan menggigiti celana suaminya hingga basah.

"Kamu tuh kenapa sih Nak? Sebucin itu sama Hasmi astaghfirullah. Kamu masih 16 taun loh, jangan cinta-cintaan terus yang dipikirin. Pikirin tuh sekolah kamu, pinter kalo mau aja padahal mah kamu aslinya bisa." Gerutu Ale sembari menarik main-main telinga Nuga agar menatap ke arahnya.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang