Bagian 47

2.6K 346 114
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui voment dan follow 💜

————

Pada akhirnya kedua orang tua mereka pulang bersamaan pada sore harinya setelah membantu Nuga pindahan ke rumah Hasmi. Ditambah mereka pun membelikan banyak bahan makanan dan juga makanan beku untuk stok makan mereka.

Abi mengganti uang kontrakan 100% kepada Amri, sebenarnya Amri menolak dan berkata tak perlu menggantinya namun Abi memaksa sebagai bentuk terima kasih karena mengijinkan Nuga tinggal di sana bersama Hasmi.

Dengan terpaksa Amri menerima namun dia memberikan setengah uangnya untuk Nuga pribadi dan anaknya. Tentu saja mereka bersorak senang karena mendapatkan uang banyak tanpa diduga.

Untuk biaya listrik air dan lainnya mereka sepakat untuk berbagi, dengan tegas Amri berkata dia tak suka jika Abi mengambil semua alih. Dia merasa harga dirinya terluka jika dia mampu membiayai anaknya namun Abi ingin membiayai semuanya.

Abi pun setuju, mereka memberikan banyak wejangan kepada dua bocah itu. Melakukan perpisahan yang cukup mengharukan barulah mereka pulang.

Hasmi hendak menggoreng ayam korea Frozen dan juga memanaskan rendang instan. Namun dia kesulitan mengambil panci yang ditata ayahnya tadi siang di lemari bagian atas.

Dia pun menuju kamar Nuga yang ada di dekat studio musiknya, dia melihat Nuga sibuk melipat ulang pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam lemari.

"Nuga. Bisa minta tolong ga?" Tanya Hasmi berdiri di ambang pintu.

Nuga segera berdiri dan mengangguk cepat tanpa bertanya lebih dulu bantuan apa yang dibutuhkan Hasmi. Nuga menahan napas saat melihat penampilan ayang Hasminya.

Poni Hasmi yang sedikit panjang dikuncir tungkai apel, lalu Hasmi memakai kaos tanpa lengan yang besar sehingga terlihat seperti memakai daster walau dia yakin jika Hasmi memakai celana di balik kaos besar tersebut.

Hasmi mengerjap pelan melihat Nuga yang menatapnya tanpa berkedip, dia pun berjinjit untuk memukul pelan puncak kepala Nuga membuat bocah itu tersadar.

"Eh iya. Ayang butuh bantuan apa?" Tanya Nuga sembari mengekor berjalan di belakang tubuh mungil Hasmi.

Nuga mengulurkan tangannya sembari menggerakkan jarinya gemas ingin meremas kunciran rambut Hasmi yang bergoyang dan memantul.

Hasmi menarik lengan kekar Nuga agar mendekat ke arahnya, lalu dia mendongak menunjuk lemari yang menempel di bagian atas.

"Itu, tolong ambilin panci sama wajan dong. Ayah tadi mindahin semua peralatan masak di lemari itu. Lupa apa ya kalo anaknya pendek." Hasmi mendengus kasar.

Nuga memperhatikan setiap mimik wajah sang pujaan hati, mata bulatnya yang jernih dengan pupil yang membesar terlihat begitu menggemaskan. Di tambah dengan bibir tipisnya yang merengut seperti bebek, ingin sekali Nuga melahap bibir indah itu. 

"Nuga! Malah liatin aku! Itu tolong ambilin, aku udah laper nih!" Hasmi menginjak kaki Nuga dengan kesal.

Nuga mengangguk dengan cepat, dia segera mengambilkan apa yang diinginkan Hasmi dengan mudah.

"Ayang bisa kan gorengnya? Kalo ga bisa biar Dede Nuga aja. Ayang tunggu——"

"Aku bisa. Jangan ngeremehin aku." Hasmi berjinjit dan mencubit kuat pipi Nuga.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt