Bagian 26

4.1K 488 93
                                    

Jika menyukai cerita ini beri dukungan penulis melalui vote dan komen 💜

—————

Ale mengintip di sela pintu kamar Nuga dan dia terlihat gelisah karena beberapa minggu ini Nuga sangat giat dalam menghafal Al-Qur'an. Ale senang jika anaknya dapat menghafal Al-Qur'an, namun dia merasa tak rela jika Nuga berhasil menyelesaikan syarat dari mereka dan berakhir benar-benar pindah sekolah.

"Duh mana dia udah setoran tiga juz lagi ke babanya." Ale menghela napasnya kasar.

Nuga benar-benar serius dengan ucapannya, Ale tak mengira jika Nuga melawan rasa malasnya dan berusaha memenuhi tantangan tersebut dengan semangat. 5 minggu bocah itu dapat menghafal 3 juz dengan mutkin (sempurna).

Baru pertama kali dalam hidupnya dia menjadi orang tua Nuga dan melihat bocah itu begitu serius menekuni suatu hal yang berfaedah. Ale tersenyum hangat merasa bahkan anaknya mulai terlihat dewasa.

"Emang efek cinta tuh luar biasa yak. Dulu gue juga ogah sama belajar agama, tapi gue lakuin demi mantesin diri sama laki gue. Berasa liat diri sendiri jadinya, emang anak gue tuh bocah." Kekeh Ale merasa bangga dengan Nuga.

Pada dasarnya Nuga adalah anak yang cerdas, mempunyai daya ingat yang tajam jadilah menghafal bukan hal sulit baginya jika dia ingin. Hanya saja selama ini terlalu besar rasa malasnya jadilah dia menjadi anak yang biasa-biasa saja, dan mencetak prestasi di bidang akademik atau non akademik jika ingin saja.

Abi dan Ale pun tak pernah menuntut Nuga untuk menjadi anak berprestasi, dia membiarkan Nuga melakukan apa yang bocah itu sukai dengan catatan selalu diawasi dan mendapatkan arahan dari mereka.

—————

Hasmi baru selesai sholat dhuhur di masjid kampusnya, dia istirahat sejenak sembari memakan roti coklat yang ia beli di kantin.

Drrrt drrrt~

Ponsel Hasmi bergetar dan dia segera melihat siapa yang menghubunginya. Ia merotasi bola matanya malas melihat nama kontak 'tetangga' di ponselnya.

"Iya Assalaamualaikum Nuga." Jawab Hasmi sembari menatap wajah Nuga yang menghiasi layar ponselnya.

Nuga menjawab salam Hasmi dengan semangat, ia melambaikan tangannya dengan senyuman lebar di wajahnya yang mana membuat Hasmi merasa jengah karena setiap hari bocah itu menghubunginya.

"Ayaaang~ Dede Nuga udah setor hafalan 6 juz loh ke baba. Tunggu 2 bulan lagi deh Dede Nuga bakal nyelesein hafalannya terus nyusulin Ayang!" Ujar Nuga dengan percaya diri.

Hasmi mengangguk kecil sembari berusaha tersenyum, sejak hari dimana Nuga menerima tantangan tersebut dari orang tuanya——bocah itu mengabarinya setiap hari bahkan selalu memberitahunya perkembangan hafalannya walau Hasmi tak bertanya.

"Iya semangat ya Nuga. Jangan terlalu maksain diri, kamu ga harus juga pindah ke sini kok. Kamu cuma butuh adaptasi aja tanpa aku di sana." Ujar Hasmi membuat Nuga menutupi kedua telinganya enggan mendengarkan ucapan Hasmi yang selalu sama.

Hasmi pun hanya dapat pasrah dengan tekad Nuga, kedua orang tua Nuga telah meminta bantuan Hasmi untuk membujuk Nuga agar tak pindah namun Nuga tetap teguh dengan pendiriannya.

"Ayang makan apa? Kok kayaknya enak." Tanya Nuga mengalihkan pembicaraan.

Hasmi mengangkat roti coklatnya ke arah kamera dan membuat Nuga menelan ludahnya kasar karena dia pun ingin.

"Roti coklat cuma ada di kantin sini Nuga. Kalo kamu udah di sini nanti aku beliin ya." Ujar Hasmi dan mendapatkan anggukan semangat dari Nuga.

Hasmi terkekeh pelan merasa Nuga menggemaskan dengan poninya yang bergoyang karena anggukan semangat bocah itu. Dia menatap wajah Nuga di layar ponselnya dengan seksama dan dia memicingkan kedua matanya saat melihat ada yang berbeda di wajah Nuga.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang