Bagian 17

4.1K 488 126
                                    

Jika menyukai cerita ini maka dukung penulis melalui vote dan komen 💜

—————

"Pak. Ntar makan siang urap sayur sama tempe goreng terus telor dadar burung unta dong! Nuga pengen banget ampe mimpi segala njir." Pinta Nuga yang sedang melahap sarapannya.

Ale memasang wajah datar, saat menyebutkan beberapa menu di awal terdengar normal. Namun saat anaknya menyebut 'telur dadar burung unta' seketika membuat Ale merasa bodoh menganggap anaknya bertingkah normal bahkan sebentar saja.

"Minta noh sama Baba lu suruh nyari telor burung unta. Bapak yang ngedadar." Ketus Ale membuat Nuga menoleh ke arah Abi.

Abi menatap wajah anaknya yang terlihat sumringah, tersenyum lebar penuh harap.

"Iya Baba pesen dulu, tapi kayaknya ga hari ini juga telur burung untanya dateng." Ujar Abi sembari terkekeh geli.

Wajah Nuga seketika berubah menjadi kesal, dia menghentakkan kakinya sebal di bawah meja makan dengan wajah tertekuk. Ale hanya menghela napasnya panjang sembari memejamkan matanya lelah menghadapi anak semata wayangnya ini.

"Lu juga. Ngapain di ladenin sih ah. Kek gatau aja tingkah anak lu. Beli aja kek telor busuk ato telor apaan tinggal gue dadar. Pura-pura aja itu telor burung unta." Ale memarahi Abi dengan wajah frustrasi.

Dugh!

"Akh!" Nuga memekik kesakitan karena tak sengaja kakinya menendang pinggiran kursi.

"SYUKOR! SYUKORIN! BANYAK TINGKAH SIH!" Ejek Ale sembari tertawa terbahak melihat wajah kesakitan anaknya.

Abi hanya menggelengkan kepalanya melihat dua kesayangannya yang selalu adu mulut tanpa henti. Namun itu adalah hiburan bagi Abi, dia merasa keluarga kecilnya begitu berwarna dan hangat. Abi bahagia memiliki mereka berdua di dalam hidupnya.

"Sakit Pak! Bukannya kuatir malah ngetawain anaknya. Ga laik ah!" Kesal Nuga sembari meringis kesakitan.

Ale hanya menjulurkan lidahnya mengejek anaknya yang semakin terlihat kesal. Jujur saja Ale memang kesal dan frustrasi menghadapi setiap tingkah ajaib anaknya, namun jujur saja Ale pun senang meladeni tingkah menyebalkan Nuga.

Karena wajah kesal Nuga sangat menggemaskan di matanya, dan membuat anaknya kesal adalah sebuah kemenangan bagi Ale.

Tetew tetew tetew

"Hah ayang Hasmi telpon!" Nuga sangat terkejut saat ponselnya berdering.

Dan terdapat nama kontak Hasmi di layar ponselnya, membuatnya sangat terkejut hingga hampir saja dia melempar ponselnya. Nuga sudah terlihat memasang wajah terharu hendak menangis namun Ale lebih dulu merampas ponsel Nuga dan mengangkatnya.

"Ha——" belum juga Ale mengeluarkan suaranya namun terhenti saat mendengarkan suara Hasmi.

"Halo Nuga? Aku butuh kamu Nuga. Aku butuh pelukan kamu, tolong aku Nuga. Aku ga bisa ngelewatin ini sendirian." Suara Hasmi terdengar bergetar.

Ale pun membeku mendengar suara Hasmi yang sedang menangis. Abi dan Nuga menatap bingung ke arah Ale, hingga Ale pun menyalakan pengeras suara dari ponsel Nuga.

Ale memberikan kepada Nuga dan memberi isyarat kepada Abi agar diam. Ia menyuruh Nuga untuk berbicara.

"Halo Ayang? Maaf tadi aku ga gitu denger suara kamu." Ujar Nuga dengan hati-hati.

"Hiks! Hiks! Nugaaa! Hiks hiks.. tolong aku. A-aku gatau harus ngehubungin siapa Nuga, aku hiks——cuma keinget sama kamu. Aku butuh kamu Nuga, bantu aku." Hasmi menangis sesenggukan di seberang sana.

NUGA-HASMI 21+ BL (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora