#69 Kagome Kagome

8.6K 521 31
                                    

Kagome Kagome adalah permainan di Jepang yang dimainkan sekelompok anak-anak yang bernyanyi sambil berjalan bergandengan tangan melingkari seorang anak yang sedang menjadi oni (iblis). Lirik lagu yang yang dinyanyikan terdengar sedikit aneh.

Anak yang menjadi oni duduk mendekam di tengah lingkaran sambil menutup mata dengan tangannya. Ketika lagu selesai dinyanyikan, anak itu harus menebak nama anak yang persis berada di belakangnya. Anak yang namanya berhasil ditebak akan menjadi oni selanjutnya.

Permainan ini menyimpan banyak misteri dikarenakan lirik lagunya yang begitu misterius. Kira-kira seperti ini liriknya:
Kagome Kagome kago no naka no tori wa
(Kagome Kagome burung dalam sangkar)
Itsu Itsu deyaru yoake no ban ni
(Kapan kapan kau keluar? Saat malam dini hari)
Tsuru to kame to subetta
(Burung jenjang dan penyu tergelincir)
Ushiro no shoumen daare
(Siapa yang ada tepat di belakang?)
***

Versi 1

Salah satu kisah tragis yang terkait dengan lagu ini adalah kisah anak-anak panti asuhan di Jepang yang menjadi objek eksperimen berbahaya para ilmuwan Nazi (Jerman). Kisah ini terjadi saat dan setelah perang dunia ke-2 berakhir. Di sebuah bukit daerah Shimane, dekat dengan area Hiroshima. Banyak ilmuwan Nazi gila yang melakukan eksperimen yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Ilmuwan-ilmuwan ini (Nazi) dikenal sebagai ilmuwan yang sering melakukan eksperimen aneh dan selalu tersembunyi di bawah radar. Dan kali ini, mereka ingin meneliti sebuah 'keabadaian'. Mereka beranggapan, di dalam otak terdapat 'tombol kematian universal' yang aktif setelah otak manusia berkembang dan tombol inilah yang mengatur kematian seseorang. Para ilmuwan gila ini mengemukakan bahwa mereka bisa mengangkat 'tombol' tersebut dan memberikan manusia sebuah keabadian dan eksperimen ini pun berlangsung pada tahun 1942. Mereka memilih sebuah panti asuhan di Jepang sebagai tempat eksperimen mereka dan objek penelitian mereka adalah anak-anak yang tinggal di panti asuhan tersebut.

Sebelum anak-anak tersebut diteliti, mereka akan melalui tes psikologi dan mendapat banyak imunisasi agar terhindar dari cacat. Dan saat itu, mereka memulai eksperimen mereka dengan membedah salah satu staf panti tersebut untuk mencari tahu perbedaan antara otak manusia dewasa dan anak-anak. Sambil mencari 'tombol kematian' tersebut agar dapat memulai eksperimen gila mereka. Korban pertama eksperimen tersebut adalah anak yang paling tinggi di antara semua anak di panti tersebut. Mereka mulai membelah kepala anak itu dan mengangkat 'tombol kematian'nya. Namun naas, saat kepalanya di tutup, anak ini kemudian tewas dan mayatnya dibuang begitu saja di hutan belakang panti asuhan tersebut.

Setelah mendapat banyak peralatan baru dan menggunakan metode-metode yang berbeda di setiap penelitiannya, para ilmuwan ini akhirnya berhasil mengangkat 'tombol kematian' tersebut dan membangunkan banyak pasien mereka dan pada tahun 1943. Mereka sukses mengangkat 'tombol kematian' seorang gadis termuda di panti tersebut, namun sayangnya gadis kecil ini kehilangan kemampuan untuk berkeringat. Para ilmuwan ini merasa begitu senang dan berpesta pora dan akhirnya mereka beristirahat untuk sementara waktu.

Namun, keesokan paginya anak ini tidak bangun dari tidurnya dan mengalami koma. Sayang, para ilmuwan ini tidak menyerah begitu saja, beberapa saat kemudian entah dengan metode apa, mereka berhasil membangunkannya kembali dan eksperimen ini pun berlanjut.Kali ini, eksperimen yang berbeda lagi. Mereka berencana untuk mengamputasi tangan dari salah satu anak dan menggantinya dengan tangan buatan yang rencananya akan di kirim dari Moskow, Rusia. Mereka memilih salah satu anak perempuan dan mengamputasi tangannya begitu saja. Tetapi, tangan buatan tersebut tak kunjung datang dan anak perempuan itu pun hidup dengan satu tangan saja.

Salah satu anak panti yang tidak menyukai eksperimen tersebut mulai memberontak. Ia mencuri dan menghancurkan catatan, peralatan dan merusak ruangan penelitian mereka. Dibandingkan umurnya yang masih 8 tahun, ia mengakibatkan banyak kerusakan yang tak sesuai dengan ukurannya. Ilmuwan senior begitu memandang hina dirinya namun mereka tak melakukan apa pun agar tak menimbulkan kecurigaan. Mereka malah menyuruh tentara Nazi untuk menghabisinya. Bocah kecil tersebut secara brutal dipenggal oleh bayonet tumpul dan mayatnya tidak dikubur. Ia dibuang begitu saja di hutan belakang panti asuhan tersebut dan para tentara mengatakan kepada penjaga anak-anak bahwa ia telah menemukan keluarga yang baru.

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang