#120 Jembatan Gantung

4K 337 0
                                    

Cerita ini diceritakan oleh salah satu temanku dari Jepang. Ia bersumpah kisah ini benar-benar terjadi, tetapi ia menolak memberitahuku dimana tepatnya cerita ini terjadi di Jepang. Ia berkata bahwa dua orang tewas hingga ia diinterogasi berkali-kali oleh polisi.

Pada waktu itu, ia berumur 17 tahun. Pada suatu musim panas, ia bekerja paruh waktu di sebuah toko yang menjual barang-barang elektronik. Suatu hari sepulang kerja, manajer toko memutuskan untuk mengajak semua pekerjanya untuk makan malam di luar. Restoran yang akan mereka datangi berada di pegunungan. Untuk sampai ke sana, mereka harus menyeberangi jembatan gantung tua yang terbentang di atas lembah yang dalam.

Ada lima orang yang akan pergi, jadi mereka memutuskan untuk membawa dua buah mobil. Si manajer mengemudikan mobil di depan dengan dua pemuda di dalamnya. Temanku mengemudi mobil di belakang, sedangkan rekannya duduk di kursi penumpang.

Mereka pergi tepat setelah bekerja, tapi si manajer salah belok. Jadi, saat mereka sampai di jembatan gantung, hari sudah sangat temaram. Rintik hujan turun hingga menyebabkan jembatan tertutup oleh gumpalan kabut aneh.

Si manajer mengemudi menyeberangi jembatan gantung, sedangkan temanku mengikutinya dari belakang dengan mobil lain. Entah kenapa saat mereka sampai di tengah-tengah jembatan, mobil manajer tiba-tiba berhenti.

Dua orang di mobil belakang kebingungan. Mereka tidak mengerti mengapa bos mereka berhenti di tengah-tengah jembatan. Setelah menunggu beberapa menit, mereka mulai tidak sabar. Mereka tidak melihat tanda-tanda mobil di depannya akan bergerak. Jadi, temanku keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Kemudian, mereka melihat pintu belakang mobil terbuka dan dua anak laki-laki yang duduk di bangku belakang keluar. Temanku membuka pintu mobil. Ia baru saja akan bertanya pada mereka apa yang terjadi, tapi kata-katanya tertahan di tenggorokan.

Ia mendengar anak-anak lelaki itu menjerit sangat keras. Tiba-tiba, dua pemuda itu bergandengan tangan dan mulai berlari seperti orang gila. Mereka berlari terburu-buru ke sisi jembatan. Lalu, mereka melompat melewati pagar pelindung.

Temanku yang ketakutan buru-buru berlari ke sisi pagar pengaman dan melongok ke dalam lembah, tapi ia tidak bisa melihat apa pun karena kabut yang tebal. Lembah itu dalamnya lebih dari 100 kaki. Tidak ada seorang pun yang bisa bertahan hidup jika jatuh ke dalamnya. Ia berdiri di sana dalam keheningan, melihat ke bawah ke dalam jurang yang berkabut.

Saat ia kembali untuk memeriksa mobil di depan, ia mendapati manajer membungkuk di depan setir, mencengkeram kemudi sangat kuat hingga jari-jarinya memutih. Air mata menuruni wajahnya dan ia berbisik terengah-engah, lagi dan lagi, "Aku ingin melakukannya, tapi aku tidak bisa. Aku ingin melakukannya, tapi aku tidak bisa. Aku ingin melakukannya, tapi aku tidak bisa..."

Temanku menelepon polisi. Saat mereka sampai, mereka harus berusaha keras melepas cengkeraman manajer dari kemudi. Mereka membawanya dengan ambulan, tetapi ia masih berbisik dan meracau seolah-olah ia kehilangan akal sehat. Setelah malam itu, tubuh kedua pemuda dievakuasi dari sungai.

Temanku dan rekannya diinterogasi oleh polisi, tapi mereka tidak mengerti sama sekali tentang kejadian yang membingungkan tersebut. Polisi sepertinya berpikir bahwa itu mungkin sejenis kasus bunuh diri yang aneh.

Beberapa bulan setelah itu, temanku pergi mengunjungi manajer toko yang telah dirawat di rumah sakit jiwa. Setelah mengobrol sebentar, ia mengubah topik pembicaraan pada kejadian aneh yang terjadi di tempat tragis pada malam musim panas.

Manajer toko memberi isyarat padanya agar mendekat. Lelaki itu kemudian berbisik di telinganya. Manajer tersebut memberitahunya bahwa saat mereka menyetir menyeberangi jembatan gantung, ia dikejutkan oleh seorang wanita yang tiba-tiba muncul dari balik kabut. Ia berdiri tepat di depan mobil. Si manajer harus mengerem untuk menghindari mobilnya menabrak wanita tersebut. Wanita itu memiliki rambut panjang berwarna hitam. Ia mengenakan gaun putih.

Tiba-tiba, manajer melihat kabut semakin mendekat kemudian mengelilingi mobilnya. Dari dalam kabut tebal, sekelompok anak-anak muncul. Mereka berpakaian sama seperti si wanita. Wajah mereka rusak dan berlumuran darah.

Sebelum mereka sadar apa yang terjadi, anak-anak yang aneh itu mengelilingi mobil dan mulai memukuli jendela maupun pintu dengan tinju mereka.

Anak-anak itu mulai menyanyi, "Bergabunglah bersama kami, datanglah pada kami. Bergabunglah bersama kami, datanglah pada kami. Bergabunglah bersama kami, datanglah pada kami..."

Si manajer berkata bahwa suara nyanyian anak-anak itu bergema di kepalanya. Ia merasa tidak memiliki kekuatan untuk menolak. Ia berpegang teguh pada setir agar bisa bertahan hidup. Saat itu, ia ingin mati. Tapi hati kecilnya menginginkannya untuk tetap hidup.

Ia mendengar dua pemuda di bangku belakang menjerit saat anak-anak itu membuka pintu dan menyeret mereka keluar menuju kabut. Manajer yang ketakutan melawan keinginan untuk bergabung bersama mereka menuju kematian.

Setelah mendengar cerita ini, temanku gemetar ketakutan. Saat ia hendak pergi, manajer menarik tangannya dengan kasar. Ia mendesis, "Kupikir itu yang terjadi, tapi jangan beritahu polisi. Mereka tidak akan mempercayaimu. Kadang, aku bahkan tak percaya pada diriku sendiri. Berjanjilah padaku satu hal... Berjanjilah padaku bahwa kau jangan mencoba menyeberangi jembatan gantung lagi, atau mereka akan datang padamu dan menyeretmu pada kematian..."
***

Waw, thank you for your 19K votes guys! Gbu.

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang