#141 Fishy Smell

3.9K 333 29
                                    

Sumber: Scaryforkids
Translate: Author

Beberapa tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku sekolah, aku pergi piknik dengan temanku. Kami baru saja menyelesaikan ujian, sehingga kami mencari sedikit kesenangan dengan berpetualang. Temanku membawa binatang peliharaannya, yaitu anjing, untuk menemani perjalanan kami. Karena kami tidak punya banyak uang, kami menghindari menginap di hotel. Malahan, kami berhenti di pinggir jalan untuk tidur di dalam mobil.

Pada suatu malam yang mulai larut, kami tiba di sebuah desa di pinggiran pantai. Desa itu terletak di pesisir, di bawah kaki gunung. Kami hampir kehabisan bahan bakar, jadi kami mengemudi berkeliling untuk mencari tempat pengisian bensin. Menyetir menyusuri jalanan berpasir, kami melihat satu-satunya pom bensin di desa itu. Tapi sayangnya sudah tutup.

Itu adalah sebuah rumah kecil dengan pom bensin di luar, jadi aku berjalan dan menekan bel. Ada sebuah keranjang besar menggantung di pintu depan. Keranjang itu berisi daging, sayuran, permen, dan beberapa perhiasan kecil. Benda itu terlihat seperti persembahan atau sejenis benda yang akan kau tinggalkan di tempat keramat.

Aku kembali membunyikan bel. Aku bisa melihat seseorang sedang mengintip keluar melalui kaca yang buram, tapi tak ada seorang pun yang membuka pintu.

"Hei, aku tahu kau ada di rumah! Buka pintunya!" teriakku.

Tidak ada jawaban.

"Mobil kami hampir kehabisan bensin. Kami tidak ingin terdampar di sini," kataku.

Lampu menyala. Aku mendengar suara kunci yang diputar. Pintu membuka sedikit, sedangkan sesosok laki-laki memandang tajam melalui celah pintu.

"Apa yang kau inginkan?" geramnya.

"Aku hanya butuh bensin..." balasku.

"Apa kau tidak bisa baca? Kami tutup hari ini."

"Maaf telah mengganggumu, tapi kami benar-benar terjebak."

"Kau tak tahu kau ada dimana?" katanya. "Keluar dari sini sekarang!"

"Aku juga ingin, tapi kami butuh bensin," balasku.

"Ini, ambil," geramnya.

Si laki-laki membuka pintu lebih lebar dan menyorongkan sekaleng bensin ke tanganku.

"Sekarang, pergi dan tinggalkan kami sendiri!" teriaknya sambil membanting pintu tepat di depan wajahku.

Aku pikir ia sangat kasar. Tapi saat menyadari ia tidak meminta bayaran untuk bensinnya, aku hanya berterima kasih lalu pergi.

Sambil berjalan ke arah mobil, aku melihat sekeliling dan memperhatikan bahwa jalanan sangat sunyi. Segalanya tampak hening. Semua rumah terlihat gelap. Setiap rumah itu memiliki sebuah keranjang yang tergantung di depan pintu.

"Apakah ada semacam festival atau sesuatu yang lain?" tanyaku penasaran.

"Jika ada, aku tidak tahu apa pun tentangnya," balas temanku.

Kami berdua sangat kelelahan karena menyetir sepanjang hari, jadi kami memutuskan untuk menginap di desa itu sepanjang malam. Lalu melanjutkan perjalanan kami pada pagi harinya. Kami memarkir mobil di sisi jalan yang bisa digunakan untuk melihat lautan.

Temanku merayap ke bangku belakang dengan anjingnya, sementara aku menutupi tubuhku dengan selimut di bangku depan. Kami mencoba untuk tidur.

Kemudian, si anjing mulai menggeram. Aku mencium bau amis ikan yang sangat kuat di udara. Si anjing menampakkan gigi-giginya dan melanjutkan menggeram sambil menatap keluar ke arah lautan. Biasanya, anjing itu tenang dan bersikap baik, tapi sesuatu tampak membuatnya ketakutan.

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang