#123 Tangan Putih

4.1K 315 11
                                    

Sumber: Scaryforkids
Translate: Author

Ada empat remaja laki-laki yang berteman baik. Suatu malam, mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah terowongan berhantu. Penduduk setempat kadangkala mengunjungi terowongan itu untuk menguji keberanian mereka. Anak-anak lelaki itu tidak mempercayai hantu. Mereka ingin mengambil gambar diri mereka sendiri di dalam terowongan sehingga mereka bisa menunjukkannya pada teman-teman mereka yang lain.

Malam itu, empat anak laki-laki itu mengemudi ke jalan menuju pegunungan. Akhirnya, mereka sampai di terowongan. Mereka memarkir mobil di luar terowongan angker.

Menurut urban legend yang mereka dengar, jika kau berdiri di mulut terowongan dan mengulangi kata-kata ini, sesosok hantu akan muncul. Mereka berdiri di depan terowongan diterangi cahaya mobil. Mereka berkata bersama-sama, lagi dan lagi, "Keluarlah, keluarlah dimana pun kau berada!"

Kemudian, mereka menunggu. Tapi tak ada apa pun yang terjadi.

"Seperti perkiraanku," kata salah satu anak laki-laki. "Tidak ada hantu."

"Yeah, ini hanya legenda bodoh," kata anak lelaki yang lain, mencoba tidak menunjukkan ketakutannya. "Ayo, ini membosankan. Ayo segera berfoto lalu pulang."

Anak-anak laki-laki itu berkumpul di depan mulut terowongan. Mereka meletakkan kamera di atas mobil. Timer kamera berhitung mundur hingga berhasil memotret mereka. Kemudian, mereka semua kembali masuk ke dalam mobil.

Namun demikian, anak lelaki yang duduk di bangku kemudi tidak segera menghidupkan mesin mobil. Teman-temannya yang lain menunggu beberapa menit dalam kesunyian. Kemudian, mereka mulai tidak sabar.

"Hei, mengapa kita tidak bergerak?" teriak seorang anak dari bangku belakang.

Si sopir tidak merespon. Ia hanya duduk di sana.

"Ayolah, Kawan. Apa yang terjadi padamu?" tanya teman-temannya.

Anak lelaki yang duduk di depan kemudi pelan-pelan menoleh untuk menatap teman-temannya. Wajahnya pucat dan keringat kecil-kecil menuruni pipinya.

"Teman-teman... Kita teman, kan?" katanya. Suaranya terdengar gemetar.

"Tentu saja kita teman," balas yang lainnya. "Sahabat baik."

"Kalian akan selalu bersamaku, kan?" tanyanya.

"Tentu saja," balas mereka. "Selalu bersama."

"Jika aku berada dalam masalah, kalian tak akan meninggalkanku... kan?" katanya.

"Tidak akan," kata mereka. "Kau bisa mempercayai kami."

Laki-laki muda di kursi kemudi tersenyum lemah. Ia mengusap alisnya. Ia berbisik lemah, "Lalu... Lihatlah kakiku..."

Anak-anak lelaki lainnya saling bertukar pandangan dengan bingung. Mata mereka pelan-pelan berpindah ke arah kakinya. Dua tangan berwarna putih muncul dari lantai mobil. Jari-jari panjang mencengkeram pergelangan kaki si pengemudi dengan kuat.

Untuk beberapa saat, teman-temannya menatapnya dengan terkejut. Kemudian, tiba-tiba mereka mulai berteriak ketakutan. Mereka berebutan membuka pintu mobil dan melarikan diri secepat kaki membawa mereka, meninggalkan teman mereka sendirian di dalam mobil.

Anak-anak lelaki itu tidak berhenti berlari sampai mereka sampai di bawah bukit. Mereka berhenti untuk menarik napas sambil melihat satu sama lain dengan wajah ketakutan.

Setelah beberapa waktu, mereka berhati-hati kembali ke pintu masuk terowongan. Mobil itu masih terparkir di sana. Cahaya lampunya menyinari terowongan, tapi anak laki-laki di kursi kemudi telah hilang. Ia telah lenyap dan mereka tak pernah menemukannya. Sekarang, keberadaannya tak pernah diketahui.

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang