#83 Aozukin

6K 425 12
                                    

Zaman dahulu kala, hiduplah seorang pendeta Budha bernama Kaian Zenji yang selalu mengenakan jubah biru. Ia menghabiskan hari-harinya dengan bepergian mengelilingi Jepang, bermeditasi, berdo'a, dan mencoba membantu siapa pun yang membutuhkan. Suatu malam, ia tiba di sebuah desa bernama Tomita.

Orang-orang menatap Kaian, kemudian mereka mulai menjerit dan memekik. Wanita dan anak-anak berlarian, berteriak dan meraung, jatuh bertindihan satu sama lain dalam upaya untuk kabur. Para lelaki mendekap senjata mereka dan datang berlarian padanya.

"Bunuh dia!" mereka menjerit ketakutan. "Bunuh dia sebelum dia membunuh kita!"

"Apa yang terjadi?" tanya Kaian sambil menutup kepalanya dengan tangan. "Kalian tidak perlu takut padaku. Aku tidak bermaksud melukai kalian."

Saat para lelaki itu melihat wajah Kaian yang ketakutan, mereka menurunkan senjata dan tertawa dengan gugup.

"Maaf," kata seorang laki-laki. "Kami kira kau orang lain."

"Ya, kami minta maaf atas kekacauan ini," kata yang lainnya dengan malu-malu.

"Itu karena jubahmu yang berwarna biru," kata yang lainnya lagi.

Salah satu laki-laki itu mengenalkan diri dan mengundang Kaian untuk tinggal semalam di rumahnya. Ia berkata bahwa ia adalah tukang pandai besi dan menawarkan Kaian makan serta minum.

"Saat kami melihatmu datang, kami kira kau adalah iblis," ia menjelaskan.

"Mengapa kalian berpikir begitu?" tanya Kaian. "Apakah aku terlihat seperti iblis?"

"Yah, itu cerita yang mengerikan," jawab si pandai besi. "Tapi aku akan menceritakannya padamu. Di gunung tepat di atas desa, ada sebuah kuil dan pendeta yang tinggal di sana mengenakan jubah biru sepertimu. Sang pendeta dulunya memiliki reputasi yang baik, karena ia sangat pandai dan baik hati. Orang-orang percaya padanya. Semuanya berubah musim semi yang lalu. Sang pendeta pergi ke desa lain untuk melakukan pembabtisan. Saat ia kembali, ia membawa seorang anak lelaki bersamanya. Ia adalah anak lelaki yang sangat tampan, kira-kira umurnya 12 atau 13 tahun. Pendeta itu menghabiskan seluruh waktunya dengan si anak lelaki dan bahkan sang pendeta jatuh cinta padanya. Semua orang berpendapat itu hal yang sangat aneh. Kemudian, anak laki-laki itu terserang penyakit. Kondisinya semakin serius dan dokter dari kota datang untuk merawatnya. Sayangnya, hal itu tidak berguna dan anak laki-laki itu akhirnya mati. Sang pendeta menangis terus menerus sampai ia tidak bisa menangis lagi. Ia memekik dan memekik sampai suaranya hilang. Satu hal yang paling aneh, ia menolak tubuh anak laki-laki itu dibakar atau dikremasi. Malahan, ia menggendong mayat itu di lengannya dan mengusap pipinya seakan-akan anak lelaki itu masih hidup. Kami tidak menyadari saat itu, tetapi sang pendeta meracau marah dengan keras. Suatu pagi, beberapa penduduk desa mengunjungi kuil dan apa yang mereka lihat membuat mereka kabur melarikan diri sambil berteriak ketakutan. Sang pendeta sedang memakan daging dan menjilati tulang anak lelaki itu. Mereka bilang sang pendeta berubah menjadi iblis. Sejak saat itu, sang pendeta meneror desa kami. Ia menuruni gunung malam demi malam dan menggali kuburan untuk mencari lebih banyak mayat. Saat ia menemukan mayat yang masih segar, ia akan memakannya. Kami semua mendengar dongeng kuno tentang iblis dan orang-orang hidup dalam ketakutan. Setiap rumah dipasangi papan yang kuat saat senja karena cerita tersebut telah menyebar di sini. Orang-orang tidak mau lagi datang kemari. Kau bisa melihat mengapa kami salah mengira kau adalah dia. Apa yang dapat kami lakukan untuk menghentikannya?"

"Hal-hal aneh terjadi di dunia ini," seru Kaian. "Ada beberapa orang yang dilahirkan sebagai manusia, tetapi terjadi sesuatu yang salah dan mereka melakukan perbuatan yang jahat dan tidak bermoral. Ini menyebabkan mereka berubah menjadi iblis. Hal itu bahkan terjadi sejak dulu. Dalam sebuah kasus yang kutahu, seorang wanita berubah menjadi ular. Kasus lainnya, seorang ibu lelaki menjadi sesosok setan kubur. Aku tahu lelaki lain yang menyukai daging dan diam-diam menculik anak-anak untuk memasak dan menghidangkan mereka sebagai makanan. Temanku yang seorang biarawan berjalan melewati sebuah desa dan ia tinggal semalam di gubuk milik seorang wanita tua. Saat itu hujan dan angin angin berderu kencang. Ia berbaring tanpa pencahayaan untuk menyamankan diri dari kesendirian. Saat malam semakin larut, ia mengira mendengar suara seekor kambing mengembik. Segera setelah itu, sesuatu mengendus sekitarnya untuk mengetahui ia masih tidur atau sudah bangun. Secepat kilat, ia memukulkan tongkatnya dengan keras. Makhluk itu berteriak dan roboh di lantai. Wanita tua mendengar keributan titu dan datang dengan lampu pelita. Mereka menemukan seorang gadis muda terbaring pingsan di lantai. Wanita tua memohon padanya untuk tidak membunuh gadis itu karena ia adalah anak perempuannya. Apa yang bisa ia lakukan? Ia pergi. Tetapi setelah itu, saat ia kembali ke desa tersebut, orang-orang sedang berkumpul untuk melihat sesuatu. Saat ia bertanya pada mereka apa yang terjadi, mereka memberitahunya jika mereka telah menangkap seorang gadis muda penyihir dan mereka akan membakarnya hidup-hidup."

Urban Legend Jepang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang