= PROLOG =

4.4K 340 8
                                    


YUUKI  menyeduh teh hijaunya dengan tenang. Mata coklatnya masih sibuk melihat pemandangan pagi di luar rumahnya yang berkabut dan sedikit mendung. Rambut panjangnya yang berwarna coklat kemerahan pun dibiarkan tergerai begitu saja terkena hembusan angin dari jendelanya yang terbuka.

"Kupikir aku terlalu bersemangat hari ini," desahnya pelan sembari meminum kembali cairan hijau itu pelan-pelan.

"Yes, you did." sebuah suara menginterupsi gerakan Yuuki yang baru saja meletakkan cangkir tehnya. Menoleh ke sumber suara yang kini ada di sisi kirinya, Yuuki lalu menatap datar tak berminat dengan opini si suara.

"Mike, that's your job. Don't be silly," sindir Yuuki santai sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. "lagipula, kau yang tersedia di sini. I have no choice."

Mike langsung memutar bola matanya malas ketika mendengar jawaban Yuuki.

"Esther, dengarkan aku. Pertama, aku bukanlah barang yang bisa seenaknya kau bilang 'tersedia disini'. Paham?" ucap Mike sinis bercampur kesal.

"Lalu kedua, I know that's my job. Tapi, bisakah kau tidak membangunkan sekaligus mengancamku dini hari seperti tadi? For god sake, Esther. I'm fuckin tired," sambung Mike seraya menghempaskan tubuhnya ke kursi di hadapan Yuuki, "dan kau dengan muka tak berdosamu—"

"Aku memang tidak berdosa," sela Yuuki menyeringai selagi meminum kembali teh hijaunya.

"Persetan denganmu," balas Mike kesal sembari membuka map yang sedari tadi dibawanya, "ini datanya."

"Bacakan. Aku malas membaca dalam keadaan suram seperti ini," sahut Yuuki santai sembari menolehkan kepalanya ke luar jendela lagi, dan itu berhasil membuat Mike menghela napas kesal untuk kesekian kalinya.

"Mohon bersabar, ini ujian Mike," batinnya dalam hati.

"Dia bekerja di Hard Rock Café, apartemennya tak jauh dari tempatnya bekerja. Mungkin sekitar 2 miles," ucap Mike mulai serius, "dia 'bersih'. Seorang diri dan tak memiliki banyak kenalan. Dan juga dia 'polos'."

Yuuki mengedipkan kedua kelopak matanya. "Menarik. Lalu?"

"Tetapi, dia punya tato Lavender di perutnya. Anak buahku berhasil menelusuri rekam medisnya ketika dia check-up di St Mary's Hospital sebulan yang lalu. Dia secara rutin kesana menemui Dr. Casey. Seorang ahli syaraf dan selalu mengambil resep yang sama. Obat penenang yang hanya Casey sendiri yang boleh melakukan resep itu. Rikloina Clonazepaem."

"Wah, seunik itu kah dia?" Yuuki menyeringai senang, "aku semakin menyukainya."

"Kau memang gila, Esther," balas Mike serius, "dia mengambil resep yang sama selama dua minggu sekali. Dimana tiap obat biasanya mengandung hampir 10-20 kapsul, lalu kau pikir sekasar apa dia sampai harus memerlukan obat penenang tiap dua minggu sekali, huh?"

"Monster with Monster. Too cute for you to imagine that, right? I already think this is going to be a great romance story ever, Mike!" sahut Yuuki sambil tersenyum lebar –nyaris menyeringai lagi- yang hanya dihadiahi tatapan tak suka oleh si lawan bicara.

"Marcus Karvaregzel is probably dangerous man, Esther. You can't—"

"Yes, I can," balas Yuuki serius. "and he's mine. My Guardian."



= TO BE CONTINUED =


Since : 21-04-2017

GUARDIAN [ON-HOLD]Where stories live. Discover now