= 6 =

1.5K 166 5
                                    


MIKE mendesis tak suka ketika Yuuki tak kunjung membalas pesan-pesannya. Bahkan, Xiumin yang sedari tadi menelponnya pun tak diangkat-angkat.


"Kita harus bagaimana? Aku jelas tak tenang jika ia ternyata sedang berbuat nekat sekarang," Xiumin bergumam sembari memijat pelan pelipisnya. Dia pusing. "Aku masih ada jadwal praktek besok. Tak mungkin untuk membolos."


"Kev, kau ada ide?" Xiumin akhirnya bertanya pada sosok Kevin yang terbilang paling santai dan tidak panik untuk kondisi -sedikit- genting seperti sekarang. Mike yang sedari tadi mengecek laptopnya pun ikut menolehkan kepalanya kearah Kevin.


"Kemungkinan besar ia sedang bersama Phantom," Kevin buka suara sembari meneguk bir yang ada di tangan kanannya, "dia sepertinya sudah merencanakannya. Tak perlu sekhawatir itu."


"Maksudmu?" Mike dan Xiumin menyahut bersamaan. Kevin seketika menoleh, lalu berjalan dari posisi awalnya yang ada di balkon kamar untuk mendekati kedua temannya yang penasaran.


"Aku melihat Blackheart tadi di Café ...,"


Xiumin terkejut. Begitu pun Mike.


"bahkan, Alchemist juga ada. Tak jauh dari posisi kita duduk tadi. Mereka menyamar."


Mike yang kebetulan tak ada di tempat kejadian pun sedikit bingung dengan arah penjelasan Kevin. Namun, sekelebat ucapan Yuuki dini hari tadi sontak membuat Mike langsung paham dan kembali mendesis tak suka.


"Dia mengambil Guardiannya?" tebaknya pelan yang langsung disetujui oleh Kevin.


"Itu opsi yang paling memungkinkan ketika aku membaca perilakunya tadi. Apalagi dia mengatakannya secara gamblang."


"Tapi, polisi bahkan tak ada di tempat kejadian. Ketika kita pulang pun tak ada polisi disana. Kau bahkan sampai mengeluarkan pistolmu tadi dan jelas itu sebuah kekacauan di tengah kota. How those police can't be there?"


"Kemungkinan besar Viper melakukan hack pada jaringan seluruh blok," balas Mike sambil berpikir. Dia tahu pasti karakter Phantom pilihan Yuuki. Termasuk Viper, "dan, kemungkinan besar dia sudah mematikan atau memanipulasi CCTV Café ketika kalian datang agar kalian tidak bisa dilacak."


Xiumin menghela napasnya pelan.


"Entah, aku harus bilang Yuuki itu cerdas dalam hal nekat atau aku harus menyumpahinya karena berbuat nekat." sinis Xiumin sebal. Di hempaskannya tubuhnya di kasur king size di ruangan itu.



Suasana menghening. Xiumin masih sibuk mengistirahatkan mata dan tubuhnya yang lelah karena seharian ini dia dibuat kewalahan dengan kejadian di Café dan tempat prakteknya. Sedangkan Kevin, sibuk menuangkan bir ke gelas ketiganya.



"Alex dimana?" tiba-tiba saja Mike kembali bersuara. Pria itu baru ingat jika Alex tak ada dalam jarak pandang mereka bertiga seharian ini.



***


Yuuki menghela napasnya pelan ketika matanya beradu dengan manik mata hijau ke biru-biruan milik pria yang paling dikenalnya. Pria itu berdiri tak jauh dari hadapannya dan sesekali menatap remeh padanya yang masih asik duduk di kursi malasnya.


'KLEK'



Pintu balkon terbuka dan pria itupun menyandarkan tubuhnya pada daun pintu dan menatap menilai pada sosok Yuuki yang terlihat seolah tak peduli oleh kehadirannya.


"Berhentilah menatapku seperti itu, Alex," ucap Yuuki tak suka. Dan, pria bernama Alex itupun akhirnya hanya tertawa pelan.



"Beginikah sambutanmu setelah aku membantumu hari ini, Esthie?"



"Esther, Averill. Namaku Esther. Bukan Esthie," koreksi Yuuki malas. "lagipula apa yang kau lakukan disini?"



"Aku menemanimu."



"Tugasmu sudah selesai."



"Perjanjiannya sehari. Ini bahkan belum genap 20 jam," balas Alex santai sembari mengambil duduk di sisi Yuuki. "lagipula, apa hebatnya bocah itu sampai kau berminat padanya, hm? Bahkan kau berani melakukan hal seperti ini."



Yuuki menoleh sekilas untuk melihat sosok Marcus yang telah tertidur semenjak tiga jam yang lalu. Berpikir sejenak. Ada baiknya atau tidak memberitahu Alex soal Marcus yang akan dia jadikan Guardian utamanya. Karena, dia bahkan tidak memberi alasan apapun ketika minta tolong pada pria di sisinya tersebut.



"Aku berniat menjadikann-"



"Guardian pilihanmu?" tebak Alex cepat yang mau tak mau langsung dihadiahi jitakan mulus di kepalanya.



"Kalau kau tahu kenapa bertanya, bodoh!" sinis Yuuki emosi. Dan, Alex hanya terkekeh sembari mengelus kepalanya yang sedikit berdenyut. Ralat. Sangat berdenyut.



"Aku hanya memastikan, kenapa adik kesayanganku begitu nekat ingin meminta bantuanku bahkan ketika aku bilang aku tak bisa," ledek Alex tak berdosa, "kau menyukainya?"



"Aku mencintainya," cetus Yuuki cepat seolah tak berpikir dua kali untuk menjawabnya. Membuat Alex di lain sisi langsung membungkam mulutnya tak percaya. Adiknya jatuh cinta?



"Bahkan, aku sudah mencintainya jauh sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya."



= TO BE CONTINUED =

Since : 12-04-2017

GUARDIAN [ON-HOLD]Where stories live. Discover now