= 25 =

1K 124 0
                                    

30 menit sebelumnya ...


Yuuki menatap jalur labirin di hadapannya dalam diam. Tak jauh dari labirin itu ada seseorang yang ia anggap sebagai Guardian pilihannya sendiri. Seorang pria biasa yang bekerja di sebuah kafe.


Pria biasa.


Setidaknya itulah gambaran awal orang lain jika melihat pria itu pada pertemuan yang pertama kali. Ditambah lagi, dia tidak mengerti apapun tentang dunia kekerasan. Intinya hanya orang normal. Begitulah kata mereka.


Tapi, Yuuki selalu berpikiran lain soal pria itu. Pria itu bukaanlah pria biasa. Pria itu adalah alasan satu-satunya Yuuki mampu berdiri di kondisinya yang saat ini. Atau bisa dikatakan, dia, pria itu ... Marcus, adalah alasan kenapa Yuuki Esther bisa berada di sini saat ini.


"Kau Guardianku. Bagaimana bisa aku menganggapmu orang normal pada umumnya, Marcus." Gumam Yuuki entah pada siapa. Dirinya lantas melangkah mendekati labirin itu ketika sebuah suara sontak menginterupsinya.


"Apa yang dia lakukan hingga kau tetap memilihnya meskipun orang lain tetap memaksamu untuk melepaskan dia?"


Yuuki seketika menolehkan kepalanya pada sumber suara dan mendapati Alex ada di belakangnya sembari bersandar pada pilar rumah.


"Karena dia Guardianku." balas Yuuki santai sembari menerawang langit malam hari dari halaman rumahnya. "Sampai kapanpun."


"Alasannya?"


"Dia yang menyelamatkanku bahkan di saat aku tidak memiliki kekuatan apapun untuk bertahan." sahut Yuuki lagi yang membuat Alex mau tak mau melepaskan sandaran tubuhnya pada pilar rumah dan merubah mimik wajahnya menjadi serius.


"Maksudmu ... apa?" tanya Alex datar.


Yuuki hanya memiringkan kepalanya sembari tetap menatap cerahnya langit malam kala itu. "Dia yang menyelamatkanku ketika aku diculik waktu itu. Dia orangnya."


Alex terkejut bukan main ketika Yuuki mengucapkan sederet kalimat itu.


"Esthie, kau selamat karena para penculik itu melarikan diri begitu mendengar sirine—"


"Aku lah yang mengingat kejadian itu dengan jelas dalam benakku, kak." balas Yuuki serius. Membuat Alex seketika langsung terdiam. "Bagaimana dia menyelamatkanku dari penculik brengsek itu di saat dirinya pun juga ikut terluka."


"Bukankah hanya ada kau dan pewaris klan lain ... yang kalau tidak salah klan Viridian Lavender. Lalu darimana si Marcus ini datang menyelamatkanmu?" tukas Alex sembari berusaha mengingat kejadian 10 tahun lalu.


"Aku juga tidak tahu. Yang aku tahu dia hanya datang untuk mencari temannya dari pelacakan gps dan tahu-tahu datang nekat seorang sendiri sembari menunggu bala bantuan datang. Akan tetapi, si penculik sialan itu hanya amatiran yang kurangajar pada bocah. Bahkan, di saat Marcus mengancam akan melaporkannya pada Ketua klan lainnya, mereka justru semakin menghajarnya."


"Bagaimana kau tahu itu dia? Ini sudah hampir sepuluh tahun semenjak kejadian. Dia tidak—"


"Tato di tubuhnya. Itu sama persis dengan tato yang kulihat sepuluh tahun. Bahkan aku melihat bekas luka robekan di sisi kiri. Walaupun samar ketika aku menculiknya beberapa hari yang lalu."sambar Yuuki cepat. "Aku tahu persis hatiku memilih siapa."


"Yuu, anggota klan manapun pasti memiliki tato klan mereka di tubuhnya." balas Alex masih tak percaya. Sementara Yuuki hanya menghela napas untuk meredakan perasaannya yang tidak tenang.


"Trust me."


Yuuki bersuara setelah beberapa saat terdiam.


"Sekali ini, saja. Percayalah padaku, Alex."


= TO BE CONTINUED =



NB :

Hello, masih adakah yang membaca Guardian? :v

Maafkan karena kelamaan hiatus dan efek moodbreaker dari si pacar (read:laptop) yang menghilang semenjak dia diservis. Tapi, aku usahakan akan tetap update Guardian meskipun slow motion :'3

See you on next chapter~


Since : 30-10-2017

GUARDIAN [ON-HOLD]Where stories live. Discover now