= 18 =

1K 115 0
                                    


YUUKI membawa Marcus ke dalam rumah khusus yang berada di sudut rumah. Setelah beberapa menit melewati labirin tumbuhan yang sengaja di desain untuk jalan masuk ke rumah khusus tersebut, Yuuki lalu memposisikan Marcus untuk duduk. Sedangkan Alex yang sedari tadi mengikuti dari belakang, hanya menatap gerak-gerik Yuuki yang kelihatan masih panik dengan kondisi Marcus.


Adiknya yang terkenal dingin dengan semua orang, kini sedang panik tidak karuan hanya karena seorang pria biasa di kedai cafe di kota London.


"Kau terlalu mencintainya ...." Alex bergumam sendiri yang hanya dapat didengar oleh dirinya. Dilihatnya sosok Marcus yang masih terlihat shock dengan keadaan yang mungkin baru pertama kali dialami oleh dirinya.


"Sadarlah, Guardian. Kau harus terbiasa dengan itu." ucap Alex pada akhirnya sambil berusaha mengambil tempat duduk di hadapan Marcus. Yuuki bahkan masih hilang ke dalam rumah entah sedang mencari apa.


Marcus yang merasa dirinya diajak bicara hanya menatap kosong sosok dihadapannya.


"Bagaimana aku harus terbiasa dengan semua itu jika kemarin kehidupanku masih normal sama seperti orang lain pada umumnya, dan kini aku harus terbiasa menghadapi kekerasan seperti ini? Itu tidak mudah." Marcus membalas dengan nada datar.


Alex akhirnya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi di belakangnya. "Kau harus menerimanya. Kau Guardian Yuuki. Sesuai seperti yang gadis itu bilang. Dan ... yah kau tak bisa menolaknya."


"Ini pemaksaan hak asasi manusia namanya." tukas Marcus dengan nada agak meninggi. Membuat Yuuki yang baru saja keluar dari dalam ruangan langsung membanting agak keras peralatan P3K yang dibawanya ke meja yang ada di hadapan Alex dan Marcus. Matanya menatap horror sosok Marcus di sisi kirinya.


"Pemaksaan hak asasi ya?" sahut Yuuki datar yang langsung membuat Marcus menunduk takut.


"Kau tidak memiliki keluarga. Kau hidup sendirian dan hanya bergantung pada obat-obatan dari seorang dokter di St. Mary's Hospital. Teman kuliahmu membully dirimu hanya karena kau bekerja di cafe. Kau miskin dan tidak berguna. Apa dengan kualifikasi dirimu yang seperti itu ... jika kau menghilang dari muka bumi ini sekalipun akan ada yang memperhitungkan hak asasimu ... Marcus?" cerca Yuuki tajam dan langsung mencengkram kerah baju Marcus hingga pria itu terbangun dari duduknya. "JAWAB BODOH!"


"Yuuki, tenanglah." Alex berusaha meredam emosi Yuuki yang mulai tidak terkontrol. Akan buruk jadinya jika Yuuki melampiaskan rasa emosinya pada sosok Marcus yang notabene hanyalah orang normal biasa.


Ada beberapa alasan kenapa Yuuki yang masih dengan usia semuda itu sudah menjadi ketua klan Mafia nomor satu di dataran Eropa. Dan salah satunya alasannya karena jiwa dinginnya yang tidak terima jika ada salah satu makhluk saja yang mengusik ketenangannya. Mungkin kehilangan ibunya di usia muda membentuk karakter Yuuki yang tidak kenal belas kasihan pada orang lain.


Sama seperti sekarang. Marcus bukanlah lawan yang seimbang dengan sosok Yuuki.


"Yuuki Esther." Alex kembali memperingatkan Yuuki yang masih mencengkram kerah Marcus emosi. "Dia ketakutan."


Yuuki spontan melepaskan cengkramannya dan menghempaskan tubuh Marcus kasar.


"Aku tidak menerima penolakan Marcus. Kau akan tinggal disini. Bersamaku dan orang-orangku. Jika seinchi saja kau berniat kabur dari tempat ini. Aku akan pastikan kau menjadi blacklist di tempat manapun dan bagian terburuknya adalah meledakkan kepala manismu itu dengan beretta kesayanganku." sinis Yuuki masih emosi dan meninggalkan keduanya begitu saja.


Alex yang masih tidak tega dengan kondisi mental Marcus yang shock berat, akhirnya hanya duduk santai di hadapan Marcus.


"Yuuki hanya bermaksud baik, bung. Hanya saja dia tidak pandai memilih kata-kata yang halus. Santai saja. Kau akan terbiasa." komentar Alex sambil menata kotak P3K yang isinya berantakan karena ulah Yuuki. Lalu menyodorkan obat merah pada Marcus.


"Obatilah lukamu sendiri. Aku tak mau menimbulkan kesalah pahaman disini. Aku normal, okay?"


= TO BE CONTINUED =


Since : 01-08-2017

GUARDIAN [ON-HOLD]Where stories live. Discover now