= 41 =

1K 128 5
                                    

Marcus meninggalkan Alex dan Casey begitu saja di aula pertemuan, sementara dirinya melangkah masuk ke area mansion utama. Kakinya terhenti begitu jaraknya dengan pintu sudah tinggal beberapa langkah lagi.


Dia merutuk dirinya sendiri untuk beberapa saat. Dia lepas kendali tadi. Demi apapun, Marcus bahkan sudah nyaris lupa apa saja tingkah kurangajarnya tadi di depan para Tetua dan Ketua klan lainnya.


Yang ia tahu, ia sudah kepalang basah. Identitasnya sudah diketahui, dan dia sudah berani mengambil resiko itu. Mau tak mau, ia sekalian 'bermain' saja. Apalagi ia sudah melupakan aturan meminum obat dari Casey. Lengkap sudah kegilaan Marcus saat ini.


"Lain kali, jika kau berniat mengacau, katakan lebih dahulu." Marcus menoleh dan mendapati Alex dan Casey yang sudah berada di belakangnya, menatap tanpa ekspresi. Sepertinya mereka berhasil menggiring para tamu itu keluar dari mansion dengan 'tertib'. "Aku nyaris terkena serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin, tadi."


"Berhenti melebih-lebihkan. Buktinya kau tidak apa-apa." Balas Marcus santai. Ia masih tidak melanjutkan langkahnya.


"Ternyata benar kata Mike. Kau terlihat ... berbeda." Tukas Alex cepat sembari menyamakan posisinya dengan Marcus. Mengalihkan topik pembicaraan. Telihat sudah melupakan keluhannya soal kejadian di aula pertemuan tadi. "Berbeda dalam artian berubah, dari sudut pandangku."


"Maksudmu?"


"Jadi selama ini kau menyembunyikan identitasmu?"


"Ya."


"Kenapa?"


"Seperti yang kubilang di pertemuan tadi. Aku tak suka hal-hal rumit dan hal sepele yang terlalu dibesar-besarkan. Apalagi peraturan tentang klan. Itu omong kosong. Aku tidak suka terikat." Marcus mengernyit pelan ketika kepalanya kembali berdenyut. "Tapi, lupakan itu. Pada akhirnya aku tetap terseret ke hal sepele ini."


"Jika kau melakukan ini—"


"Aku bersungguh-sungguh ketika mengatakan apapun yang tadi kukatakan di ruang pertemuan." Potong Marcus seolah paham maksud dari Alex bersuara. Kepalanya lantas menoleh kearah Alex disisi kirinya. "Dengarkan ini dengan seksama, karena aku tidak akan mengulanginya untuk kedua kalinya. "


Alex terdiam, namun matanya menatap Marcus serius.


"Aku tidak sepicisan itu untuk mengakui kalau aku jatuh cinta dengan Yuuki. Tapi, aku juga tidak munafik, kalau dia berhasil membuatku bertindak seperti ini. Setidaknya anggap aku berusaha melakukan ini dengan sungguh-sungguh. Hanya untuknya. Sebagai rasa salutku."


Marcus lalu kembali menatap pintu utama. "Aku tidak mengatakan kalau diriku tulus berbicara soal ini, saat ini, detik ini. Tapi, aku berbicara secara jujur. Aku tertarik dengan Yuuki. Masih ditahap tertarik. Entah ini akan berakhir roman picisan atau tidak, kalian yang menilai."


Pintu terbuka dan menampilkan Yuuki yang didampingi oleh Xiumin. Marcus tersenyum tipis, sekilas.

GUARDIAN [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang