= 7 =

1.4K 166 4
                                    




ALEX menatap -sedikit- tak percaya pada sosok Yuuki dengan apa yang baru saja didengarnya. Seorang Yuuki Esther? Gadis dengan otak nekat nan gila, telah jatuh cinta? Dengan seorang pelayan Café? Adiknya jatuh cinta?!


"Aku pikir kau sedang mabuk, Yuu," Alex akhirnya berusaha bersikap rasional. "Kau hanya main-main kan?"


Yuuki menoleh. "Aku serius ... kak."


Alex kembali membisu. Bola matanya semakin melebar ketika Yuuki menggunakan embel-embel "kak" untuk memanggilnya. Seumur hidup, Yuuki hanya memanggilnya "kak" ketika menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya. Dan, itu terjadi hanya 3 kali.


Selama yang ia ingat.


Pertama, saat Yuuki masih kecil. Kedua, saat Yuuki sempat diculik di usianya yang ke 10 tahun. Dan, ketiga hari ini.


Malam ini.


Alex merinding.


"Kau benar-benar tak terduga, sister," akhirnya Alex menemukan suaranya lagi setelah jeda sepersekian detik karena terkejut.


Yuuki hanya mengangkat bahu acuh.


"Jadi, bagaimana kau bisa menyu-ah tidak. Mencintai pria itu?" Alex kembali penasaran. Membuat Yuuki kembali menoleh ke arahnya.


"Rahasia." pungkas Yuuki tak berdosa. Dan, Alex hanya mendengus tak suka.


***


Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Dan Yuuki bahkan belum menutup matanya barang sedetik. Alex sudah pulang beberapa menit yang lalu -dengan sebuah paksaan tentunya- ke mansion.


Yuuki mendesah pelan. Perlahan, ia pun bangkit dari kursi malasnya dan menghampiri Marcus yang tengah tertidur pulas.


"Bahkan, kau bisa tidur senyenyak ini ketika kau diculik," gumam Yuuki dengan kekehan kecil. Pelan-pelan ia pun juga turut berbaring di sisi Marcus dan menatap dari dekat sosok Guardiannya tersebut.


"Kau tampan," puji Yuuki tulus. Paling tulus diantara semua ucapannya yang pernah terucap. "dan, aku menyayangimu."


"Kupikir kau sudah bilang jika tidak akan berbuat macam-macam."


Yuuki berjengit kaget ketika Marcus menyahuti ucapannya. Secepat kilat ia pun beringsut mundur untuk bersiaga.


Marcus masih bangun?!


Sial! Dia malu.


"Kupikir kau tidur," balas Yuuki membela diri. Berusaha bersikap acuh dan datar. Walaupun kenyataannya suaranya masih sedikit bergetar.


Persetan dengan rasa malu!


"Aku terbangun karena kau naik ke ranjang," Marcus menyahut sembari membuka kelopak matanya lebar-lebar. "Kau kenapa?"


"Ha? Maksudmu?"


"Suaramu bergetar," balas Marcus pelan. Lalu, matanya menatap intens sosok Yuuki di sisinya, "apa kau malu karena tertangkap basah sedang menatapku?"


Pipi Yuuki memanas mendengar penuturan Marcus.


Terkutuklah kau dengan mulut seksimu, Marc!


"Tidak," Yuuki bersikap datar seolah ia tidak melakukan apa-apa, "lagipula memangnya kenapa jika aku naik ke ranjang? Ini juga milikku. Aku bebas melakukan apapun yang aku mau."


Marcus berdeham pelan berusaha menetralkan suasana yang sedikit canggung tersebut.


"Kalau begitu, biar aku tidur di sofa saja. Kau tidur di kasur," pungkas Marcus seraya berusaha bangkit dari posisinya. Namun, Yuuki berhasil mencekal lengan pria itu. Menahannya untuk kembali berbaring.


"Tidurlah disini. Aku tak mau kau kesakitan karena tidur di sofa. Biar aku saja yang tidur di sofa."


Marcus menatap Yuuki sedikit aneh, "Kupikir disinilah aku yang seorang pria dan kaulah yang seorang wanita--"


Marcus menghembuskan napasnya sesaat.


"--tapi, entah kenapa kau seperti bersikap sebaliknya," sambung Marcus pelan yang hanya dijatuhi sebuah tatapan tak mengerti oleh Yuuki.


"Memangnya itu salah?" Yuuki sedikit memiringkan kepalanya dan menahannya menggunakan telapak tangan kanannya.


"Sebenarnya tidak. Hanya saja, menurutku itu kurang pantas. Wanita itu harusnya dilindungi oleh lelaki. Bukannya melindungi seorang lelaki."


Yuuki tersenyum tipis.


"Aku tak peduli. Kau prioritas utamaku," pungkas Yuuki tak berdosa. Sedangkan, Marcus hanya menatap tak percaya.


"Prioritas?"


"Kau calon suamiku, jelas kau adalah prioritasku."


Hening sejenak ...


"Sebenarnya, kenapa kau ingin aku menjadi suamimu?" sela Marcus akhirnya. Menyuarakan kembali rasa penasaran di hatinya.


Yuuki pun terdiam.


Matanya menatap intens pada sang Guardian di sisinya.


"Lalu ... sebenarnya kau siapa sampai membuatku ingin menikahimu?" Yuuki memutar balikkan pertanyaan kepada Marcus.


Dan, si lawan bicara hanya tertegun karena jawaban si gadis yang tidak pernah terdeteksi oleh pikirannya.


"Marcus Karvaregzel ... siapa kau sebenarnya?"




= TO BE CONTINUED =


Since : 15-04-2017

GUARDIAN [ON-HOLD]Where stories live. Discover now