#12

3.8K 322 11
                                    



—💚—


Kimberly, mata wanita itu tertuju pada Loona yang sedang tertidur pulas di kamarnya. Dia tersenyum seiring pandangannya kepada Loona. Putri kecilnya yang sangat cantik dan baik. Melihatnya tidur dengan begitu tenang dan nyenyak, membuat Kimberly berpikir apakah Loona tahu masalahnya dengan Jimin? Karena yang selama ini Loona lihat hanyalah kebersamaan dari Jimin dan Kimberly yang tidak akur. Bahkan Jimin jarang menyebut Kimberly sebagai ibu dari Loona di depannya sendiri.


Tapi menurutnya itu lebih baik, asalkan Jimin bahagia dan Loona juga bahagia. Tidak apa jika Jimin tidak menganggap Kimberly, asalkan kebersamaan mereka tetap terjalin walaupun ada jarak di antaranya.


"Loona, Sayang. Kau harus tumbuh menjadi seorang yang baik, kuat, cerdas, dan bijak. Ibu ingin hidupmu jauh lebih baik dari ibu. Jangan hidup seperti ibu, karena ini akan membuatmu sakit. Tapi ibu sangat berterima kasih padamu, karena dirimu, ayahmu bersedia menerima ibu lagi di sini. Walaupun bukan ibu yang ayahmu inginkan, melainkan dirimu. Tetapi ibu sangat bahagia dengan kebersamaan ini, Sayang. Jangan berhenti untuk menyatukan kami secara tidak langsung, Nak. Kau adalah perantara dari cinta ibu ke ayahmu. Dan ibu yakin, kau pasti bisa merubah sikap ayahmu kepada ibu."


Kimberly berucap sembari mengusap pelan rambut Loona. Wanita itu sangat menyayangi Loona melebihi apa pun. Tidak peduli dengan sikap Jimin padanya, yang terpenting adalah kebahagiaan Loona. Sampai akhirnya Jimin masuk ke kamar Loona dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang berbentuk kado.


Saat ia masuk, matanya langsung tertuju pada Kimberly yang sedang memperhatikan Loona. Pria itu mendekat, melihat Loona dan ternyata ia sedang tidur. Lalu matanya tertuju pada Kimberly yang sedang menatapnya.


"Apa yang kau lakukan di sini, Kim?" Jimin bertanya. Kimberly diam sejenak. Ia berdiri dan menjawab petanyaan Jimin, "Aku hanya memastikan Loona tidur dengan baik. Dan ternyata, dia tidur dengan sangat baik." Jimin menatap dingin istrinya setelah mendengar jawaban itu. Bahkan Kimberly tidak berani menatap mata Jimin, jadi dia hanya menunduk menatap lantai kamar.


Saat ia menunduk, ia melihat kotak tersebut di tangan Jimin. Dia penasaran, dan akhirnya bertanya benda apa yang dibawa oleh Jimin, "Apa itu?" tanyanya. Jimin menoleh melihat kotaknya, dia tidak menjawab dengan jujur dan malah meminta Kimberly untuk pergi. "Ini bukan untukmu. Dan aku meminta, agar kau pergi dari sini. Tunggu aku di bawah, dan kita akan bicara!" tegasnya.


Kimberly belum bertindak, dia masih menatap Jimin dengan raut wajah sendunya. Sampai akhirnya Kimberly melangkah keluar dari kamar Loona. Setelah Kimberly benar-benar keluar, Jimin mendekat ke arah Loona dan membangunkannya. Dengan pelan pria itu memanggil nama putrinya sampai dia terbangun.


"Ayah … ?" ucapnya saat matanya baru saja terbuka. Jimin tersenyum melihat putrinya sudah bangun. Loona duduk dan bertanya maksud dari kedatangan ayahnya. "Ada apa, Ayah?" dia bertanya. Jimin tersenyum dan menjawab, "Maaf karena ayah membangunkanmu. Tapi, ayah ingin memberikan hadiah untuk Loona." Gadis cilik itu sumringah, memancarkan perasaan senang dan bahagia karena mendapatkan hadiah dari ayahnya. "Hadiah? Apa itu, Ayah?" Loona bertanya dengan senyum sumringah.

HIM >> Jungkook x Yumi [Completed✔]Where stories live. Discover now