#16

3.9K 362 16
                                    

—🎀—

Pancaran sinar matahari pagi yang masuk melalui celah kecil sebuah jendela. Mata yang masih menutup sejak tujuh jam lamanya. Malam hari yang begitu dingin, membuatnya tidur begitu nyenyak. Hingga pagi tiba, mata cantik itu tak kunjung terbuka.

Seorang pria, yang dengan sabarnya menanti mata itu terbuka. Terus menatap si gadis dengan mata lebam yang tidak terlalu parah. Wajah pucatnya yang terus tersenyum memandang sang putri tidur. Tak jarang ia tersenyum sembari mengusap pelan rambut istrinya, mengusir poni kecil yang mengganggu pandangannya dalam memperhatikan paras cantik Yumi.

'Setelah ini aku ingin benar-benar mencintaimu. Tidak ada lagi luka, karena aku sudah mengatakan semua padamu!'

Jungkook berucap dalam hatinya. Sebuah harapan sederhana dengan tujuan yang luar biasa. Hanya ingin menjalani hidup dengan baik tanpa beban yang terlalu dipikirkan. Entahlah, bagaimana hari selanjutnya hanya Tuhan yang tahu. Niat baiknya sudah membuktikan jika dia benar-benar mencintai Yumi, istrinya. Bukan lagi benci, melainkan cinta.

"Eungh … !!"

Erangan kecil khas seorang yang baru bangun dari tidurnya. Jungkook duduk lebih tegak, menatap Yumi dan menanti gadisnya terbangun. Tak lama, mata cantik itu perlahan terbuka. Jungkook tersenyum, saat Yumi menatapnya. Orang pertama yang Yumi lihat setelah bangun dari tidurnya. Matanya masih mengerjap, pandangannya masih sedikit buram karena baru terbuka. Saat semuanya sudah jelas, Yumi tersenyum memandang prianya. Jungkook pula ikut tersenyum, menunjukkan gigi kelincinya yang mengintip malu.

"Selamat pagi," ucapnya dengan diiringi senyuman. Yumi tersenyum, tak lama ia membalas ucapan Jungkook, "Selamat pagi." Keduanya sama-sama tersenyum, saling bertatap mata. Ya, keadaan seperti inilah yang sebenarnya mereka inginkan. Tapi mengapa begitu sulit? Seakan hukum alam tidak mengizinkan itu.

"Bagaimana tidurmu? Apa kau bermimpi indah?" Jungkook bertanya. Sambil menggenggam tangan istrinya dan mengusapnya. Yumi mengangguk, sesekali menatap langit kamarnya—lalu menatap kembali Jungkook.

"Aku tidak tahu apa mimpiku tadi, aku tidak terlalu memperhatikannya. Semuanya buram, aku tidak bisa melihatnya." Jungkook mengangguk saja mendengar jawaban Yumi. Juga, tidak semua orang tahu apa yang terjadi dalam mimpinya, bukan?

"Kau lapar?" Jungkook bertanya lagi. Sebenarnya dia tidak memiliki banyak topik untuk terus bicara dengan Yumi. Jadi, biarkan saja dia memakai topik umum yang biasa orang katakan ketika bercakap.

"Aku akan mengambil makanannya, kau tunggu di sini!" Jungkook berpesan, Yumi mengangguk dan membiarkan Jungkook pergi mengambil makanannya.

Yumi diam. Tatapan matanya fokus ke atas, tepatnya di langit kamarnya. Mengingat kembali kisah yang Jungkook katakan semalam. Yang membuatnya menangis, bersama dengan Jungkook. Tapi, masih ada satu lagi kisah yang belum Jungkook katakan. Kehidupannya setelah kematian ayah dan ibunya. Bagaimana dia menjalani hidup seorang diri, di usia yang masih belasan tahun.

Ketika Yumi berpikir, tak lama Jungkook datang dengan membawa nampan berisi bubur dan juga air putih hangat untuk Yumi. Meletakkan nampan tersebut di atas nakas, membantu Yumi untuk duduk, dan akan menyuapinya.

"Buka mulutmu!" Jungkook meminta. Karena Yumi sangat lapar, dia pun dengan cepat membuka mulutnya dan menerima suapan makanan dari Jungkook. Yumi nampak sangat menikmati makanan rumah sakit itu. Walau sebenarnya rasanya tidak enak, tapi dia harus tetap makan agar cepat sembuh, bukan?

HIM >> Jungkook x Yumi [Completed✔]Onde histórias criam vida. Descubra agora