#13

3.9K 332 42
                                    


-🌹-

Pagi ini, Kimberly menemani Loona untuk bermain di taman rumahnya. Sambil menunggu Jimin yang akan pergi ke kantornya. Kimberly terus memperhatikan Loona yang bermain dengan sangat antusias dan penuh semangat, bersama dengan gelembung mainan yang Kimberly belikan beberapa waktu lalu.

"Jangan berlari, nanti kau jatuh!" Kimberly memberitahu, dia hanya takut Loona terjatuh saat berlari. Karena dia berlari sembari menatap gelembung mainannya, bukan jalanannya.

"Ibu, ini cantik sekali!" Loona berteriak senang, memberitahu Kimberly bahwa mainan itu sangat cantik. Kimberly hanya tersenyum dan tertawa melihat putrinya begitu bahagia dengan hal sederhana seperti itu.

Hingga tak lama, ia melihat Jimin baru saja keluar dari rumahnya dan berjalan menuju arahnya. Segera Kimberly menghampirinya untuk mengucapkan selamat pagi dan menemani kepergiannya. Namun saat Kimberly sudah berada di dekat Jimin, pria itu malah melewatinya dan berjalan menuju Loona. Padahal Kimberly sudah memberikan senyum terbaiknya pada Jimin, namun pria itu masih mengabaikannya. Setelahnya, Kimberly berbalik dan melihat Jimin sudah memeluk Loona.

Kimberly memasang raut wajah sedih yang ia tahan. Bagaimanapun juga, dia ingin merasakan apa yang Loona rasakan. Diperlakukan dengan baik dan manis seperti itu.

"Loona, ayah akan pergi bekerja sekarang. Kau jangan nakal, ya?" ujar Jimin sambil mencolek hidung Loona. Gadis kecil itu tersenyum gemas pada ayahnya yang tidak kalah lucu dengannya. "Loona tidak akan menjadi anak nakal. Loona akan menjadi anak yang sangat baik, seperti ayah!" balas Loona. Mendengar kalimat terakhir itu, Jimin tiba-tiba berpikir; apakah aku baik?

"Baiklah, Sayang. Ayah harus pergi sekarang, dan ayah akan segera pulang-lalu setelah itu kita bermain, bagaimana?" Jimin bertanya. "Tentu saja, Ayah!" Loona membalas. Jimin mengusap rambut putrinya dan menciumnya, setelahnya ia pergi dan Loona kembali pada kegiatannya.

Sebelum benar-benar pergi, Jimin melihat Kimberly yang tengah berdiri sambil menatapnya. Pria itu mendekat dan bertanya, "Ada apa dengan tatapanmu?" tanyanya. Kimberly menunduk sejenak dan menjawab, "Aku tidak tahu, tapi aku ingin menangis." Jimin hanya menatap Kimberly dengan tatapan dinginnya.

"Menangislah, jika itu bisa membuatmu tenang. Aku tidak melarangmu untuk menangis, tapi tolong maafkan aku. Aku yang menciptakan tangis itu, dan aku tidak akan pernah bisa menghapus air mata itu." Jimin berlalu pergi meninggalkan Kimberly setelah berkata seperti itu. Dan apa yang dilakukan Kimberly hanya diam sambil menangis pelan.







-🍃-


Jungkook dan Jimin sedang berada di sebuah cafe sekarang. Cahaya siang yang berganti menjadi gelap, menemani obrolan mereka bersama dengan kopi di hadapan mereka. Ini adalah ajakan Jungkook, dia ingin bertanya solusi pada Jimin bagaimana cara mengambil bukti itu dari tangan ayah Yumi.

"Hyung, kenapa kau tidak bilang padaku jika Kimberly sudah kembali?"

Reflek Jimin menoleh langsung kepada Jungkook. Menatap pria itu seakan tidak suka ia bertanya tentang Kimberly padanya. "Kenapa menanyakan dia?" Jimin bertanya dengan suara beratnya.

"Saat di pesta pernikahanku, kau meminta Kimberly untuk duduk di belakang, dan bukan di sampingmu. Hyung, kapan kau akan berubah?" Jungkook kembali bertanya. Pria manis itu sangat mengenal bagaimana Kimberly, bagaimana baiknya wanita itu. Jadi, ada sedikit rasa tidak tega jika Kimberly tetap mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jimin.

HIM >> Jungkook x Yumi [Completed✔]Where stories live. Discover now