Prolog

2.5K 126 67
                                    



Lampu-lampu blits itu berpendar, mengkerlap-kerlip berwarna-warni, menyoroti panggung utama dan para penonton. Menghentak-hentakkan bumi seirama suara bising dari speaker ruangan luas itu mengalun keras, sebuah lagu Killing Me dari Boyband terkenal Korea -Ikon. Tentu, enam orang lelaki berpakaian ala boyband negeri ginseng itu tampak lincah menunjukkan aksi dancernya. Dan tiga juri di depan panggung terlihat sibuk berkutat dengan catatan, memperhatikan serius, menilai setiap gerak-gerik kelincahan tubuh mereka.

Jukgetta tto eogimeopshi, neoye heunjeogi, nama nal gwerobhinda

Jukgetta nam daehadeushi, doraseotneunde, wae naneun weroulkka

Saat lagu selesai, riuh tepuk tangan membahana. Menggema seisi ruangan berdinding karpet merah itu. Siulan-siulan ala Korea mengiringi turunnya para member cover dance bernama Ikonicers.

"Wow... Daebak, Oppa."

"Yuhu... Saranghae."

"Omo, aegyeo, Azkal Oppa."

"Ooo, mome jjang."

Selanjutnya MC acara memanggil penampilan cover dance nomor berikutnya. Empat gadis-gadis centil berpakain you can see berwarna nyentrik muncul. Lalu, lagu Blackpink berjudul ddu ddu ddu di putar, seiring riuh tepuk tangan tak habis-habisnya menyambut gerakan-gerakan peserta dancer di acara kompetisi cover dance K-Pop Anniversary Of My Life itu, di salah satu Grand Mall di Bandung.

Di sudut kanan dekat pintu keluar ruangan, grup cover dance Ikonicers yang baru saja tampil, berkumpul. Membentuk sebuah lingkaran, lalu ungkapan semangat lewat toss ala Ikonicers mereka cipta. Beberapa teman-teman sesama K-Pop dan para fans berdatangan. Salah satunya yang paling di gilai kaum hawa ialah member pemilik iris mata berwarna hazel itu, Azkal namanya. Atau Ezqy sebutan nama panggungnya. Kini ia tampak di kerubungi para fans, mengajaknya selfie bersama.

"Oppa, saranghae...."

"Daebak, Ezqy Oppa. Mau selfie dong."

Dan berbagai macam kicauan mereka, yang mampu membuat geli telinga. Mungkin saking pedulinya atau memang tipe lelaki yang kece juga, si empunya malah kelihatan ikhlas di kerubungi cewek-cewek centil itu.

Farel dan Kevin datang, menarik Azkal agak menjauh.

"Keren banget, bro. Dancer lo! Gila nggak nyangka gue," seru Farel seraya menjotos kepalan tangan temannya itu.

Kevin ikut-ikutan menjotos, sebuah ciri khas komunitas mereka setiap kali bertemu, "Heeh... Daebak banget deh lo, Kal. Haha, sebelas-duabelas sama member Ikon beneran."

Azkal hanya tertawa kecil menanggapi celetukan teman-temannya. Ia melirik teman member segrupnya yang terlihat sibuk masing-masing. Seketika dua orang gadis berambut panjang mendekat. Salah satunya yang memakai jepit rambut kupu-kupu, langsung nyerobot hendak memeluk Azkal.

"Eeeiits... Mau ngapain, lo. Pake peluk-peluk segala," kata Kevin segera menghalangi aksi gadis itu.

Si gadis mendelik dan cemberut, "Apaan sih, Vin? Rese Lo. Nggak papa kan, Oppa?" Tanyanya memelas.

Lagi, Azkal hanya tertawa kecil. Kevin yang malah menjawab, "Nggak boleh, mehongg, Rani. Untuk ukuran selebritis macam Azkal, dijaman jiegeum ini. Nggak ada peluk-pelukan, bukan muhrim, Ok."

"Ah, Kevin emang lo menejernya. Huh, nggak seru. Lo cerewet banget kayak Ahjumma-ahjumma," kata gadis itu sambil berusaha menjotos tubuh Kevin. Lelaki berkacamata itu menghindar.

Malaikat Bermata Hazel (complete)Kde žijí příběhy. Začni objevovat