Bab 58 Musabaqoh

131 15 13
                                    

Menjelang akhir tahun pelajaran biasanya agenda pondok mulai seru-serunya. Para santri disilangkan mengeluarkan bakat dan skill yang dimilikinya, dengan adanya kompetisi musabaqoh. Ada dua kompetisi usabaqoh yang diadakan, pertama ialah musabaqoh komplek; diikuti oleh santri-santri disetiap kamar untuk saling bersaing memperebutkan kejuaraan. Dan kedua namanya musabaqoh pondok; pesaingnya tentu di setiap komplek. Jadi mereka yang mendapatkan juara di musabaqoh komplek, akan menjadi delegasi kompleknya masing-masing demi memperebutkan kejuaraan dan mengharumkan nama kompleknya. Terkhusus santri putri yang makin menambah keseruan suasana musabaqoh.

Maka malam-malam selepas pembukaan musabaqoh adalah malam peperangan. Para delegasi mempersiapkan penampilannya ditiap cabang lomba. Sementara para pendukungnya memenuhi keseluruhan lapangan pondok; berjejer dari depan ke belakang menurut kompleknya masing-masing, seraya menghadap ke sebuah panggung megah nan artistik dengan highlight dimana-mana, layaknya panggung konser bernuansa islami.

Tak lupa mereka meneriakkan yel-yel kesemangatan yang dipandu oleh beberapa santri berpakaian nyentrik di depan barisan, berjoget-joget ria seraya menabuh drum serta tabuhan ala kadarnya; panci, ember, galon, dkk. Dan tatkala peserta ditiap komplek maju ke atas panggung, menunjukkan kemampuannya, barulah mereka akan diam menyimak baik-baik.

Pokoknya di malam-malam tersebut pengajian pondok hanya berlangsung pada sore dan subuh saja. Selepas solat magrib dan isya para santri kesemuanya digiring ke lapangan, tidak boleh tidak.

Namun berbeda dengan sosok lelaki bermata hazel itu. Karena Azkal diminta menjadi ketua job di puncak acara nanti, maka ia sepenuhnya bertugas memandu teman-temannya untuk berlatih. Penampilan yang akan dibawakan ialah drama musikal bernuansa islami tentunya. Tapi tidak melepas sisi kehidupan remaja zaman now. Sehingga di dalamnya Azkal sudah mengkonsep matang-matang, akan ia tampilkan pula aksi dancer K-Popnya.

Sebelum Azkal tularkan kepada beberapa temannya, virus K-Popnya itu, ia berkesempatan menggunakan ruang kelas dua belas paling ujung lorong, yang disulap menjadi ruangan dancer.

Ruangannya cukup besar nan kosong, terdapat lima buah cermin besar menempel di dinding yang ia pinjam di kamar-kamar kompleknya. Lalu lampu-lampu ruangan pun diganti lebih terang dan sebuah speaker cukup besar berada di pojok, menjadi pemandu Azkal melatih otot-otot tubuhnya, bergerak-gerak melakukan dancer.

Sehingga pada malam itu Azkal meminta izin tidak bisa mengikuti acara musabaqoh. Ia memilih berdiam diri di kelas, tentunya ia tak menyia-nyiakan kesempatan besar tersebut. Ya, itung-itung melampiaskan rasa rindunya terhadap semua hal yang berbau K-Pop dan Korea.

Maka lelaki bermata hazel itu dalam balutan celana jeans dan kaos putih oblong, tampak lincah bergerak-gerak kesana-kemari, meliuk-liuk dan melakukan berbagai gerakan dance lainnya, diiringi sebuah lagu korea bertajuk Any Song dari penyanyi solo Zico.

Waedeul geuri daundwaeisseo

Mwoga munjeya say something

Bunwigiga geopna ssahae

Yosaeneun ireon ge yuhaenginga

Waedeul geuri jaemieopseo

A geugeon nado machangaji

Tell me what i got to do

Geuphan daero beullutuseu kyeo

Lamat-lamat sebuah pasang mata memperhatikan dari luar kaca jendela. Azkal menyadari itu. Ia menghentikan gerakan dance-nya dan menoleh heran.

Di luar sana tampak seseorang yang Azkal kenal melambai-lambaikan tangannya, seperti mengisyaratkan supaya dirinya diminta keluar sebentar. Azkal mematikan lagu yang diputar, lantas bergegas menuju pintu kelas yang terkunci.

Malaikat Bermata Hazel (complete)Where stories live. Discover now