Bab 3 Tantangan

658 67 52
                                    

Azkal membuka aplikasi WhatsAppnya di handphone. Dalam sekali sentuhan, WhatsAppnya itu diberondong pesan-pesan dari teman-temannya. Terutama di grup cover dance dan komunitas dancernya. Bahkan ada juga yang japri terus-terusan, semua pesan itu mengarah pada sebuah pertanyaan tentang peristiwa tak terduga malam itu.

Pesan teman-teman Azkal yang japri.

"Kal, lo nggak papa kan ditampar sama pak Kyai itu? Eh, btw, siapa sih dia, kok tiba-tiba dateng dan berani-beraninya ngelakuin hal itu ke elo? Parah, yakin!" -@Rani

"Kok lo diem aja sih Kal ditampar dan dipermaluin kek gitu? Kalo gue jadi lo, euh! udah gue hajar balik tuh pak tua." -@Marvel

"Kal, firasat gue itu tuh Ayah sama adik lo ya? Wah, kok beda sih. Mereka islamy banget. Kok elonya kek gini, hihi. Eh apa sebenernya lo juga aslinya kek mereka gitu ya? Hmm... berarti lo itu tahwaduk ya? Euh..." -@Farel

"Daebak banget lo, Kal. Kesabaran lo udah level 15, gila. Digituan diem aja. Hoho..." -@SangWoo

"Kal, bales dong! Jebal."

"Yaaaaa... di read doang."

"Ih, nyebelin! Azkal, gebleg lo!"

"...."

"...."

Dan berbagai chat-an japri lainnya. Isinya tak berbeda jauh sama kehebohan chat di grupnya, disana malah lebih rame lagi.

"Oppa Azkal, pak kyai itu siapa sih? Lo kok diem aja digituin?" -@Jessica

"Rese banget tuh, pak kyai itu. Maen tampar bias gue. Jahat!" -@Siska

"Iya, ya. Si oppanya sendiri pasrah gitu... Oho, gue jadi tambah suka, guys. Saranghae oppa..." -@Gina

"Bisa jadi viral nih. Member Ikonicers ditampar Kyai tanpa angin dan hujan, haha..." -@Kevin

"Serius Lo? @kevin emang ada yang ngevideoin atau ngetake poto gitu?" -@Jessica

"Daebak, masuk acara hitam putih tuh. Eh, sekilas info juga Ding, ckckck," -@ChaSoon

"Eh, mana tuh si Oppa Azkal, kok nggak nongol-nongol?" -@Vika

"Muncul dong, Kak. Rame nih," -@Rindu

"Pasti si Abang ganteng, oppaku, Azkal. Lagi nangis, huhu... Butuh pelukanku kah, Bang?" -@syantik

"...."

"...."

Dan masih banyak lagi, hampir tiga ratusan pesan.

Azkal mendengus nafas berat. Lalu melempar handphonenya begitu saja ke atas kasur. Malas dan merasa tak ada yang berfaedah membalas pesan-pesan mereka. Terlebih mengenai kesalahpahaman terhadap peristiwa malam itu. Sebab sebagian besar dari mereka memang tak ada yang tahu bahwa yang mereka maksud dan kesali, ialah Abahnya sendiri dan adiknya. Ya, selama ini Azkal selalu merahasiakan kehidupan pribadinya.

Langkah lelaki jangkung itu bergerak ke balkon luar, kamarnya di lantai dua. Ekor matanya melirik ke arah utara, yakni ke sebuah bangunan berbentuk letter U milik Abahnya – madrasah Diniyah, TPQ dan TPA. Juga di sebelah utaranya lagi sebuah mushola agak besar berdiri kokoh, sedikit menempel dengan bangunan mandrasah. Antara rumah berukuran cukup besar, madrasah dan mushola, dihubungkan oleh jalan kecil berbataqo dengan sepanjang jalan tersebut dipenuhi pepohonan dan taman yang tertata apik sekali.

Malaikat Bermata Hazel (complete)Where stories live. Discover now