Prolog

29.1K 605 45
                                    

Kriiiinggggg..

Sudah ke 4 kalinya alarm berbunyi. Namun, gadis yang saat ini masih terlelap di alam mimpinya itu, belum juga terbangun. Gadis itu adalah RENATA RADITA PUTRI. Gadis berpawakan riang, manis, cantik, baik hati ,dan menggemaskan ini, baru saja menginjak kelas XI SMA.

Ia dilahirkan sebagai anak tunggal dalam keluarga yang terbilang cukup sederhana. Ia tinggal bersama Mamanya. Ya hanya Mama yang ia punya, Papa? ia tak tahu keberadaan sosok tersebut dalam kehidupannya. Ia sama sekali tak mengetahui bagaimana rupa Papanya. Meski keluarganya tak lengkap, ia tak pernah mengeluh dengan keadaan ini. Karna ada sosok Mama yang selalu dapat menguatkannya.


Sedangkan Mamahnya sedari tadi membiarkan anaknya masih tertidur pulas itu merasa risih karena alarm sedari tadi terus berbunyi, dan anak semata wayangnya itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06:45.

"Renataa, bangun nak udah jam tujuh cepet gih nanti kamu telat, belum juga kamu nganterin pesenan kue!" ucap Reta lembut, sambil menggoyangkan lengan Renata.

"Hmm.. Jam berapa ini Mah?" tanya Renata serak yang masih memejamkan kedua matanya. Tangannya meraba nakas dan mendapatkan jam weker disana. Ia membuka kedua matanya.

Damn!!! Kali ini ia akan terlambat lagi. Ia langsung meloncat turun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk melakukkan ritual paginya.

"Ah sial telat lagi!" umpatnya dalam hati.





****




Entah sudah berapa lama DEVANO MAHENDRA berdiri di depan gerbang, karena dirinya berangkat kesiangan, dan gerbang sekolah sudah di tutup oleh satpam. Selama tiga tahun bersekolah, baru kali ini ia terlambat masuk.

Namun, ada untungnya juga ia terlambat, karna ia tidak repot-repot untuk mengikuti upacara bendera yang harus di jemur panasa-panasan di lapangan upacara. (Eeits jangan dicontoh)

Disisi lain ada gadis yang baru tiba memakirkan motornya dengan sangat buru-buru dan langsung melepas helm birunya, lalu berlari menuju gerbang.

"Arghhhh telat lagi ih!!" gerutunya sembari memukul pintu gerbang dengan wajah manyun.

Renata menyadari jika ada lelaki disebelahnya. Ia memberanikan diri untuk melirik lelaki disebelahnya. Ternyata ia memakai seragam yang sama, namun hanya berbeda warna bed kelas, sepertinya dia kelas XII. Renata mengernyit saat melihat wajah lelaki disebelahnya itu. Ia mencoba mengingat-ingat, apakah ia pernah bertemu lelaki ini? Mengapa sangat tidak asing baginya.

"Sepertinya aku pernah mengenalnya" Renata membatin.

Ia berusaha mencairkan suasana. Mungkin mengajak ngobrol lelaki disebelahnya merupakan ide bagus.

"Lo juga telat ya?" tanpa sungkan ia bertanya dengan menyenggol bahu lelaki tersebut.

Lelaki di sampingnya pun menoleh dan menaikkan satu alisnya.

"Apa sih. Kenal ya?" balas lelaki tersebut menoleh sebentar lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Hah? Jadi ngode nih ngajak kenalan? Kenalan nih?" goda Renata sambil menyenggol-nyenggol lengan lelaki itu dan alis kanannya yang bergerak keatas bawah. Renata salah satu tipe perempuan yang tidak suka dengan suasana canggung. Jadi sebisa mungkin ia bertingkah seolah-olah sudah kenal lama.

"Jangan sentuh gue! Dan nggak usah sok akrab ya!" tegas lelaki tersebut.

Renata tersentak kaget. Jujur saja ia tak pernah mendapat respon buruk seperti ini. Mungkin saja lelaki ini sedang badmood karena terlambat.


Renata segera menetralkan keterkejutannys, tanpa pikir panjang ia mengulurkan tangan kanannya sambil melemparkan senyum manisnya ke lelaki itu.

"Yaudah kita kenalan dulu. Kenalin gue Renata Radita Putri gue kelas XI 7. Jujur aja nih ya, awal ngelihat lo gue kaya ga asing gitu, kayaknya kita pernah ketemu deh" tebak Renata.

Lelaki tersebut menoleh dan menautkan kedua alis tebalnya. "Gue gak kenal sama lo, dan nggak pernah ketemu sama lo!" ucap lelaki itu penuh penekanan sambil menepis kasar tangan Renata.

Renata dibuat terkejut oleh lelaki disebelagnga itu, ia tak mampu untuk membalas perkataan lelaki itu. Ia pun tersenyum masam mendengar jawaban ketus dan kasar dari lelaki itu.

Renata menghela napasnya dan mencoba kembali berpikir. Bagaimana ia bisa berbicara dengan lelaki ini.

"Eh btw-.." belum sempat Renata meneruskan tiba-tiba ada satpam keluar dan menyeret mereka berdua masuk ke dalam sekolah.

"Cepat masuk kalian di tunggu guru BK!" cetus pak Satpam sembari membuka pintu gerbang.

Renata membelalakkan kedua matanya. Ah baru saja ia akan bertanya, tetapi malah disuruh masuk. Mau tak mau mereka berdua pun masuk dengan mendorong motornya masuk ke dalam parkir motor. Renata berada tepat dibelakang lelaki tersebut dengan senyum sumringahnya.


"Gue yakin kita pasti pernah bertemu. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Tetapi gue berharap mungkin dilain waktu kita bisa bertemu kembali dengan waktu yang lebih lama"



****

-Strange Girl-
Fiksi Remaja by firdaisya

Cerita yang mengisahkan tentang kehidupannya.
(Renata Radita Putri)

Namun, kehidupannya mulai berubah, semenjak ia bertemu
(Devano Mahendra)

My First Story!!!

Semoga sukaaa!!:)
Selamat menunggu kelanjutannya..!❤️

Strange Girl  ✔️(Revisi)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin