27. Feel

4.8K 173 4
                                    

⚠️Vote, comment, and Share⚠️
~Happy Reading~






Setelah sampai rumah, Renata bergegas ganti pakaian seragamnya. Setelah semua selesai Renata turun untuk membantu mamahnya di toko.

"Mamah.." panggil Renata sembari memeluk mamahnya dari belakang.

"Ada apa?" tanya mama Renata sembari memotong keik.

Renata melepas pelukannya dan berganti mengambil potongan keik yang sudah di potong mamanya ke atas nampan.

"Mah nanti kak Devan mau kesini loo" ucap Renata disela menata kue.

"Mau ngapain?" tanya mama Renata.

"Mau ngeles in aku. Hehe" jawab Renata dengan cengirannya.

"Les matematika yang kamu ceritain kemaren itu?"

"Iyaa mah hehe" balas Renata.

"Bilang aja sambil modus!"

"Lah itu tau" balas Renata tersenyum lebar sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Mah mamah tau nggak? Renata juga udah jadian lo mah!" ucap Renata senang.

"Loh udah jadian? kapan?" tanya mama Renata sedikit terkejut, pasalnya baru kali ini Renata memiliki seorang pacar.

"Tadi pas disekolah mah. Dia kasian kali mah, selama ini renata kan digantungin mulu, tapi akhirnya dikasih kepastian jugaa.." ucap Renata memayunkan bibirnya.

"Udah gausah sedih, kan akhirnya pacaran juga" balas mamah Renata.

"Iyaa mah, Nata seneenggg banget!" ucap Renata langsung memeluk mamahnya.

"Semoga saja devan bener-bener baik yaa buat kamu, dan semoga saja dia nggak bikin kamu sakit hati ya nak" ucap mama Renata sambil membelai lembut rambut Renata.

"Jangan lupa juga, kalo punya pacar belajarnya harus rajin. Bangunnya harus pagi, jangan molor aja!" ucap mama Renata.



****




Devan merebahkan badannya di atas tempat tidur miliknya, hari ini begitu panjang menurutnya. Lelah, satu kata yang dirasakan Devan. Karena kejadian tadi siang bertemu dengan orang gila yang akhir-akhir ini selalu ia temui. Tetapi, hari ini juga hari yang sangat berarti baginya. Hari yang cukup menyenangkan, karena akhirnya ia melepas status jomblonya. Dan benar tak disangka-sangka jika ia berpacaran dengan gadis aneh, Renata.

Tiingggg...

Franda:
Udah nyampe rumah?

Devan merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ia menghela napas kasar, menurutnya notif tersebut unfaedah untuk di buka. Ia pun meletakkan ponselnya di samping kepalanya. Selang beberapa menit kemudian notif ponsel Devan kembali berbunyi. Devan meliriknya, dan mendapati nama Renata tertera disana.

RenataRadita:
Sudah sampai rumah?

Melihat notif tersebut Devan tersenyum kecil, dirinya cepat-cepat mengambil ponselnya dan tangannya mulai bergerak membalas pesan tersebut.

DevanoMahendra:
Sudah

Beberapa menit kemudian devan menutup ponselnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berniat ganti pakaian. Setelah selesai, Devan mengambil jaket boombernya, karena merasa bosan Devan memutuskan untuk keluar, berkumpul dengan teman-temannya.

"Mah, Devan mau keluar dulu" ucap Devan sembari menuruni anak tangga.

"Kamu belum makan, makan dulu gih" ucap mama Devan.

"Nanti gampang maa, makan di luar aja" balas Devan mengecup punggung tangan mamahnya.

"Yaudah hati-hati ya " ucap mamahnya.

"Iyaa mah. Pah Devan pinjem mobil" ucap Devan menghampiri papahnya yang sedang membaca koran.

"Naik motor aja Van" jawab Papahnya.

"Jakarta kan panas, Devan lagi nggak ada bensin juga" jawab Devan.

"Manja kamu" ucap papa Devan sambil melemparkan kunci mobilnya.

"Makasih papa" ucap Devan mengecup punggung tangan papa dan mamanya.



****




Saat ini Devan sedang berada di tempat nongkrong yang sudah menjadi langganannya. Dirinya tak sendirian, ia mengajak Igo dan Reyhan yang selalu siap dan mau kapan pun Devan mengajaknya. Ya, karena gratisan.

"Eh serang dong Van turretnya" gerutu Reyhan.

"Gile lu gua sendiriann!" balas Devan.

"Eh lu berdua gue mau nanya dong" sahut Igo.

"Apaan?" tanya Devan di sela nya bermain game.

"Van, lo nembak Renata deg-degan nggak?"

Pertanyaan Igo tersebut membuat aktivitas bermain Devan terhenti. Kepala Devan menoleh ke arah Igo dan menatap Igo curiga.

"Kenapa? lo mau nembak cewek?" tanya Devan to the point.

"E-eh enggak kok" jawab Igo gelagapan.

"Eh santai ajalah, cerita ajaa" bala Reyhan tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Enggak kok" bantah Igo.

"Mending lo cepet-cepet aja nembak tuh cewek, biar gak keduluan yang lain" ucapan Devan yang terdengar sama seperti apa yang dikatakan Igo tadi pagi saat ia akan menyatakan perasaannya kepada Renata. Devan pun memilih kembali bermain game.

Sedangkan Igo hanya diam dan berpikir, apa yang dikatakan Devan tadi.











Ayo vote and comment😇
Ajak juga temen kalian yang lainnya ikutan baca yaa. Ikutin terus kisah nya renata sama devan semoga terhibur ❤️

Strange Girl  ✔️(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang