Epilog

4.1K 118 14
                                    

Pagi ini Renata berangkat bersama Marsel. Padahal biasanya Renata berangkat bersama Devan. Tetapi entah mengapa, tiba-tiba saja Marsel menyuruhnya untuk berangkat bersama.

Devan? hubungannya kini dengan Devan semakin terlihat mesra dan tentunya sangat jarang terjadi percecokan di dalam hubungannya. Apalagi hubungannya kini sudah berjalan hampir dua bulan.

Setelah melewati jalanan ibukota yang sangat padat, akhirnya motor Marsel sampai di depan SMA garuda.

"Ntar abang jemput nggak?" tanya Marsel.

"Abang nanti nggak les?" tanya Renata sembari merapikan rambutnya yang berantakan.

"Nggak, males" balas Marsel.

"Yaudah, nata bareng abang aja, kak devan nanti les soalnya" ujar Renata lalu mencium punggung tangan Abangnya.

"Yaudah sono, yang pinter kalo
belajar" ucap Marsel.

Renata terkekeh pelan. Lihatlah, abang dan kekasihnya sama jika berbicara. Apa jangan-jangan mereka jodoh?

"Yaudah byeee abaangg!!" seru Renata sembari melambai dan berjalan masuk ke dalam.

Marsel pun kembali menutup kaca helmnya, dan menjalankan motornya menuju sekolahnya sendiri, SMA pelita.

Renata berjalan masuk sembari bersenandung pelan. Tak lama dari arah belakang ada sosok lelaki jakung yang berjalan menyamakan langkahnya. Ia pun menoleh. Ah, dia Angga.

"Hai Renata" sapa Angga sembari melambaikan tangannya.

"Eh, hai juga kak" balas Renata sembari melambaikan tangannya juga.

"Kamu berangkat bareng sama abang kamu ya? kok nggak bareng Devan? tumben?" tanya Angga.

"Nggak tau juga sih, tiba- tiba aja bang Marsel pengen nganterin" jawab Renata menatap Angga.

Ya, dulu setelah angga meminta
maaf kepada Renata, hari demi hari berikutnya Renata mau berbicara santai lagi dengan Angga. Renata sudah menganggap Angga sebagai kakaknya sendiri, begitu pula sebaliknya dengan Angga. Tapi apakah itu benar atau tidaknya, hanya Angga yang tau.

"Ohh gitu., Oh ya ta-"

"Pagi sayang.." potong Devan yang langsung berada di antara Renata dan Angga. (Ya gitu deh, Devan main nyerobot aja!)

Renata melebarkan kedua bola matanya. Jujur saja ia malu jika di panggil seperti itu di depan teman-temannya. Ah, Devan sangat menyebalkan!.

"Kenapa?" tanya Devan yang seolah mengerti isyarat dari Renata.

"Eh, aku duluan ya semuaa!!" sahut Angga yang merasa tak enak dengan hadirnya Devan. Renata pun hanya membalasnya dengan senyuman kaku.

Ia pun berjalan cepat meninggalkan mereka berdua. Berlari lebih tepatnya.

"Kamu kenapa bisa sih barengan sama dia?" tanya Devan kesal.

"Nggak sengaja aja barengan" jawab Renata santai.

"Kamu beneran udah maafin dia?"

"Iyalah, sesama manusia harus saling memaafkan!" balas Renata sedikit mempercepat langkahnya.

"Tau gitu, dulu gue habisin aja dia!" gumam Devan sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Strange Girl  ✔️(Revisi)Where stories live. Discover now