10. Pengusik

6.2K 208 3
                                    

⚠️Vote, comment, and Share⚠️
~Happy Reading~


JANGAN LUPA BACA CERITAKU YANG "SPOILER" YAAA! NGGAK KALAH SERU SAMA INI LHO ^^


****

Dengan langkah cepat Devan memasuki kelasnya, untung saja saat ini seluruh kelas sedang ganti jam, jadi Devan tidak terlalu dibuat panik dengan adanya guru. Karna jika ia terlambat masuk kelas saat jam pelajaran guru killer, ancamannya adalah selama 1 semester tidak dapat mengikuti mata pelajaran tersebut. Sebagai pelajar yang baik dan teladan, Devan tak ingin hal tersebut terjadi.

"Loh Van baju lo kok basah semua?" tanya Igo kepada Devan yang saat ini duduk di sampingnya.

"Rumahnya kebanjiran kali" sahut Reyhan tanpa sedikit.

Reyhan tengah sibuk menatap handphone miliknya tersebut, apalagi jika bukan bermain game.

"Ngaco lo kalo ngomong, gue bangun kesiangan terus sampek sini dihukum guru BK" jawab Devan.

"Tumben lo telat lagi? eh btw tugas lo udah?" tanya Igo.

"Udahlah, nih kalo mau lo pinjem" jawab Devan sambil melemparkan buku miliknya.

"Ahh kagak usah repot-repot bro, tadi gue ama Igo berangkat jam 06.00 dan gue tadi udah cari contekan kelas lain" jawab Reyhan yang masih tak perpaling dari handphone nya.

"Niat banget lu bocah" jawab Devan.

Dan selang beberapa menit kemudian guru killer masuk, dia adalah Pak Hakim guru mapel Kimia. Seperti namanya pak Hakim adalah guru mapel yang bertindak seenaknya sendiri jika menghakimi murid-muridnya. Namun pak Hakim ini sangat disiplin meskipun sifatnya tegas tetapi masih banyak siswa siswi yang menyukai sosok pak Hakim, termasuk Devan .

Kegiatan belajar mengajar di kelas XII-4 sedang berlangsung, keadaan di dalam kelas nampak tenang, tidak ada suara kecuali suara guru yang sedang menerangkan pelajaran. Dari balik jendela Renata mengamatinya, ia di buat takjub karna siswa siswi nya sangat tertib, sangatlah berbeda dengan keadaan kelasnya.

Karna jendela di kelas XII-4 sangat tinggi, sedangkan sedari tadi kaki Renata terus berjinjit-jinjit agar dapat melihat ke dalam. Namun, ia merasa lelah. Renata mencari cara lain agar bisa melihat Devan dalam kelasnya dan suasana kelas tersebut. Akhirnya ia melihat dari balik pintu yang sedikit terbuka. Karna terlalu seriusnya Renata memperhatikan keadaan di dalam sana, tak sengaja badan renata terjungkal kedepan.

"Craaaakkkk"

Alhasil pintu terdorong dan akhirnya terbuka. Semua pasang mata mengarah ke Renata yang sedang terjatuh di lantai. Aw memang memalukkan. Renata langsung berdiri, ia tersenyum kecut karna ia tersadar seluruh pasang mata mengarah padanya.

Sedangkan Devan? ia dibuat melongo oleh gadis aneh itu. "apa yang dilakukan gadis aneh ini?" batin Devan.

Pak Hakim menyatukan kedua alisnya. Huh, alis dan kumis yang tebal, itu membuat pak Hakim terkesan lebih galak.

"Kamu ngapain masuk ke kelas orang?Kamu kelas XI kan?" tanya pak Hakim tegas.

"I-iyaa pak" jawab Renata gugup.

"Trus ngapain kamu kesini?! masuk main nyelonong aja nggak punya sopan santun kamu?" tanya pak Hakim meninggikan suaranya.

"Ehh i-itu pakk,, saya mau ketemu sama De-Devan!" ucap Renata gugup.

Devan yang mendengar ucapan Renata langsung melototkan kedua matanya tak percaya. "Mau bunuh gue nih orang, eh mau ngajak mati bareng-bareng kali ya?" batin Devan.

"Dia pacar kamu?" tanya pak Hakim yang sekarang bertanya kepada Devan.

"Eh en-enggak kok pak, say..-" belum selesai ucapan Devan dipotong oleh pak Hakim.

"Halah kalian berdua sama saja, kamu anak kelas XI kamu mengganggu pelajaran saya, dan kamu Devan, kamu sama saja dengan anak kelas XI ini" Jawab pak Hakim tegas sambil menunjuk Renata dan Devan.

"Sekarang kalian berdua keluar dari kelas saya, sekarang!" lanjut pak Hakim.

Mau tak mau Devan harus menuruti perintah dari pak Hakim. Ia tak ingin menjadi daftar hitam di catatan pak Hakim. Devan dan Renata pun berjalan keluar kelas XII-4.

"Lo ngapain sih ngikutin gue mulu?!kaya gaada kerjaan!" kesal Devan sembari mengacak rambutnya asal.

"Em-emang! gue gaada kerjaan, kelas gue jamkos terus" jawab Renata tanpa bersalah.

"Yaa meskipun gitu lo harus ke kelas lo sendiri, daripada lu ganggu orang lain. Liat kan jadinya gue di hukum!" ucap Devan kesal.

"Gue gak ganggu orang lain kok, cuman ganggu lu aja" balas Renata sembari tersenyum manis.

"Emm maaf yaaa..." lanjutnya dengan menampilkan wajah bersalah.

"Ahh terserah lu deh.." jawab Devan. Ia pun berlalu meninggalkan Renata sendiri.

Melihat kepergian Devan, Renata langsung berlari menyusulnya. Renata bingung, harus berbuat apa. Jadi lebih baik ia mengikuti Devan saja.

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor yang sangat sepi karna tiap-tiap kelas sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar.

"Sekarang kita mau ke mana?" tanya Renata antusias

"Kantin" balas Devan dingin.

Mendengar ucapan Devan, Renata pun langsung sumringah. Tak peduli dengan nada bicaranya yang begitu ketus nan menusuk.

"Ayok gue yang traktir" jawab Renata dengan semangat.












Jangan lupa vote dan comment yaaa❤️

Strange Girl  ✔️(Revisi)Where stories live. Discover now