2. KETUA RAVEGA

15.6K 726 23
                                    

Berani berurusan dengan Ravega, satu kesempatan kalian hidup. HILANG!














*****























WAKTU adalah saksi perjalanan hidup yang tidak akan pernah berhenti, sebuah cctv abadi yang merekap setiap langkah seseorang sepanjang senang, sedih, dan susahnya. Kiranya, itulah yang di rasakan Ibu ber'anak tiga ini. Rindu, setelah melewati ketakutan beberapa puluh tahun lalu di saat kandungannya terganggu karena satu kejadian, kini semua telah berganti dengan kebahagiaan. Rey selamat, bisa lahir kedunia, menambah cinta untuknya, untuk suaminya, dan untuk kakak kembarnya.

Rindu menyiapkan makanan di meja di lapisi senyum yang tak henti-henti menghiasi bibirnya, malam ini ia senang karena bisa makan malam bersama dengan anggota keluarga yang lengkap.

Cio__suaminya sudah pulang kerja dari tadi sore, Riko sedang liburan disini, dan Chila yang tidak sibuk mengenai tugas di kampusnya. Oh jangan lupakan si bungsu Rey yang sudah duduk manis di bangku menghadap meja makan dengan mata berbinar.

"Bunda masak banyak banget deh, mau jualan apa gimana? Rey nggak yakin bisa ngabisin semuanya." cetus Rey, hendak mengambil ayam goreng namun tangannya malah di pukul oleh Rindu membuat ayam itu jatuh kembali ke piring.

Rey mendengus, mengusap tangannya dengan perlahan.

"Ishhh, main comot aja. Tunggu Papa sama Kakak kamu dulu." kata Rindu sambil menata makanan. "Lagian Bunda bikin makanan banyak itu untuk kalian semua, mumpung kita lagi kumpul."

Rey memanyunkan bibir, menyimpan kepalanya di atas meja membuat Rindu terkekeh kecil.

"MAS, CHILA, IKO! CEPAT TURUN! BABY BOY UDAH LAPER TUH KELAMAAN NUNGGU KALIAN." teriak Rindu menggelegar.

Rey melotot, refleks menegakan tubuh mendengar panggilan Rindu tersebut. Tadi apa katanya? Baby boy? Shit! Kenapa panggilan itu harus terdengar lagi di telinga Rey?!

"Bunda apaan sih?! Kenapa manggil Rey itu lagi coba?" protes Rey memandang Rindu kesal.

"Manggil apa?" tanya Rindu pura-pura tidak tahu.

"Ya itu, baby boy, baby boy. Nggak sekalian aja bobo boy!"

Rindu mengangkat bahu acuh. "Terserah Bunda lah mau manggil apa, bagus kok. Bunda juga suka sama panggilan itu buat kamu, cocok!"

"Nggak Cocok! Dan Rey nggak suka!"

"Bunda nggak peduli."

"Ck! Gimana kalau teman-teman Rey tahu panggilan it-"

"Teman-teman kamu kan emang udah tahu." Rindu semakin gencar menggoda anaknya.

"Yaudah, kalau gitu gimana misal satu sekolah tahu Bunda manggil Rey pakai sebutan Baby boy? Ya Tuhan bun, bisa terinjak-injak harga diri Rey sebagai manusia paling tampan sebumi. Nanti mereka semua ngetawain gimana? Masa ketua geng motor panggilannya kek bocah."

"Lebay! Udah, haters jangan banyak komentar."

"Cih! Bunda yang menyebalkan." Rey mendesis sinis, sedangkan Rindu tak tahan untuk tidak tertawa melihat kelakuan Rey.

"Wah ada apa ini? Kok kamu ketawa-ketawa gitu, Rin?" Cio bersuara, dengan santai menuruni anak tangga satu-persatu di susul oleh Riko dan Chila di belakangnya.

"Biasa Mas, Baby boy kita lagi ngambek tuh." Rindu menunjuk Rey menggunakan dagunya.

"Oh ba-"

"Apa?!" Rey lebih dulu memotong ucapan Riko, ia tahu apa kelanjutan dari lontaran abang rese nya itu, pasti mengejek!

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now