52. TIDAK PEDULI

3.3K 308 248
                                    

BRUK!

Salfa menendang pintu UKS dengan keras. Menatap tajam satu-persatu semua orang yang berada di dalamnya. Tadi, sepulangnya dari sekolah tetangga karena ada urusan Salfa mendengar kabar bahwa Reina pingsan dan di larikan ke uks setelah memakan pancake pemberian dari Lea.

Menurut diagnosa, Reina mengkonsumsi makanan yang seharusnya tidak ia makan, karena ini lah akibatnya sekarang.

Salfa memasuki ruangan dengan emosi memuncak, menarik paksa Lea agar menjauh dari samping Reina yang terbaring lemah di brangkar.

"Sal--"

      Plak!

Terkejut, itu yang di rasakan Lea, Rey, juga Rangga yang berada disana saat tiba-tiba tamparan Salfa mendarat mulus di pipi Lea.

Lea memegangi pipinya yang terasa panas, sebentar lagi hujan akan turun dari kedua matanya. Pipi Lea sakit, Salfa sangat kuat menamparnya.

"Salfa! Lo apa-apaan sih?!" bentak Rey marah, tidak terima ada orang yang berani menampar putri kecilnya, terlebih itu di hadapannya!

"DIA YANG APA-APAAN! SENGAJA MAU BUNUH SAHABAT GUE DENGAN CARA MURAHAN KAYAK GITU, HAH?! KALAU LO BERNIAT NYINGKIRIN REINA NGGAK GINI CARANYA! DORONG DIA SEKALIAN DARI ROOFTOP!" tidak! Jangan salah tanggap atas perkataan Salfa, ja begitu karena muak dengan tingkah so polos Lea yang seakan tidak tahu apa-apa. Cih! Bahkan bagi Salfa, Brisylea Saraslita tidak lebih dari sekedar parasit di hidup Rey!

"A-aku minta maaf, Sal. Iya aku emang salah, tap--tapi aku beneran nggak tahu kalau Reina ..., Kalau Reina alergi pisang. Sumpah demi Tuhan aku nggak ada niat sama sekali seperti apa yang kamu tuduhkan.." dengan tersendat-sendat Lea menjelaskan, tuduhan Salfa sangat tidak mendasar, mana ada Lea punya niat sejahat itu.

Reina sudah sangat baik karena mengizinkan Lea memperjuangkan perasaannya untuk Rey, tidak mungkin berlian dari Reina Lea balas batu kerikil.

"BULLSHIT! LO NGGAK USAH PURA-PURA LUGU DI DEPAN GUE! NGGAK MEMPAN, ANJING!"

Rey menyembunyikan Lea di balik punggungnya, Jsak tangis yang keluar dari mulut Lea membuat Rey semakin naik pitam. Salfa keterlaluan, Lea tidak biasa mendapat bentakan kasar seperti ini, hatinya terlampau lembut.

Tapi ..., Rey juga tidak bisa melakukan apa-apa, bagaimana pun juga Salfa perempuan, Rey tidak boleh menyakitinya.

"LO!" tunjuk Salfa tepat di wajah Lea, Rey menepisnya. "MUNAFIK, BRISYLEA!!"

"CUKUP!" sanggah Rey. "Jaga omongan lo, Sal. Lea beneran nggak tahu--"

"LO DIAM REYGAN! GUE NGGAK NGOMONG SAMA LO! JANGAN IKUT CAM--"

"Eughh..." lenguhan tersebut sontak menghentikan amukan Salfa, menoleh pada Reina yang tengah mengerjapkan mata. Gadis itu sadar!

"Rey.."

"Brengsek! Baru sadar aja yang langsung di sebut si Rey. Itu kepala isinya dia doang apa?! Tolol banget punya sahabat." umpat Salfa jengah.

"Na, lo udah gapapa?" Rangga yang sedari tadi diam angkat bicara.

Reina mengangguk, senyumnya seketik merekah melihat Rey ada disini. Tuh kan apa di bilang, Rey masih sayang dan peduli sama Reina.

"Rey..." panggil Reina lirih.

"Apa?"

"Makasih ya udah nolongin dengan bawa aku kesini.."

Rey menaikan sebelah alisnya. "Gue? Bawa lo kesini?" tunjuknya pada dirinya sendiri.

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now