13. BUNDA RINDU MARAH?

6.2K 337 19
                                    

FAJAR menggelengkan kepala saat melihat Reina yang sedari tadi tak hentinya mondar-mandir di depan IGD. Fajar tahu cewek itu khawatir sebab secara tidak langsung Rey berada di dalam sana karena menolong Reina dari komplotan begal. Tapi apa dia tidak pusing bolak-balik seperti setrikaan begitu? Fajar saja kliengan melihatnya.

Tadi, Ravega dapat kabar dari Dimas kalau Rey masuk rumah sakit. Alhasil mereka langsung berbondong-bondong kesini, memastikan kondisi ketuanya.

"Bu ketos ngapain mondar-mandir kayak setrikaan gitu, sih? Nggak puyeng apa tu pala? Sini aja sini duduk." ucap Fajar yang sudah tak tahan melihat Reina.

"Iya, Rei. Mending sini duduk di pangkuan aa Awan biar nggak pegal, sini sayang sini.." celetuk Awan yang di hadiahi toyoran dari Hendra.

"Bos tahu lo godain Reina, percaya sama gue, lo yang bakal gantian masuk IGD, mau?" Awan menggeleng ngeri.

Reina diam, tak menggubris teman-teman Rey yang nyatanya memang serada kurang. Ia sedang dalam mode cemas dengan keadaan Rey.

"Baby boyyy.."

"Dimas, Rey dimana?"

"Dimana anak Bunda?"

"Hendra, kenapa bisa begini?"

Ravega berikut Reina menoleh ke sumber suara ketika mendengar nada kecemasan yang ternyata adalah Rindu, Ibu muda itu terlihat begitu khawatir berikut air mata yang deras mengalir di pipinya. Reina jadi semakin merasa bersalah.

"Bunda tenang dulu Bun, Rey lagi di urus sama Dokter, pasti baik-baik aja kok.." jawab Rama mencoba menenangkan Rindu.

"Dimas, Awan, Hendra, Rama, gimana keadaan Rey? Rey baik-baik aja kan? Rey nggak kenapa-napa kan?"

Reina menaikan kedua alisnya saat melihat Lea yang tiba-tiba muncul di balik Rindu. Gadis itu terlihat sangat cemas.

"Lea, kok cuma gue yang nggak lo tanya dan sebut namanya? Kan gue ada disini juga. Nggak kelihatan apa gimana? Sedih dikit nggak ngaruh." Fajar menceletuk, mengekspresikan wajah sedih agar terlihat mendramatisir.

"Anjir lo tekokak! Bisa diam nggak, sih? Nyeletuk mulu tu mulut, mungkin si Lea nggak ngelihat lo. Tapi emang lo selalu nggak di anggap sih keberadaannya, jadi wajar lah." sambung Awan nyelekit.

"Gue boleh ngomong anjing nggak sih, anjing?!"

"Huss! Udah-udah. Fajar, maafin Lea, ya? Tadi itu refleks. Jadi Rey gimana kondisinya? Kenapa bisa masuk rumah sakit?"

"Mmm ..., Maaf sebelumnya. Tante, Lea, ini semua salah saya. Rey begini karena nolongin saya dari komplotan begal, kalau mau minta pertanggung jawaban, saya siap menerimanya. Maaf.." ucap Reina, suaranya lirih, kepalanya tertunduk lesu, ia tidak berani melihat Rindu.

Rindu menoleh, memperhatikan gadis di sampingnya dengan pandangan sulit di artikan. Mendekat, Rindu mengangkat dagu Reina perlahan membuatnya mendongak.

"Jadi kamu yang namanya Reina?" tanya Rindu dengan suara yang terdengar parau.









*****
























__NDA SASA__

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now