37. ANTARA REINA DAN RAVEGA

4K 309 126
                                    

"KITA gagal Mel, kita gagal.."

"Pensi kita seharusnya sukses, seharusnya sukses di bawah kendali kita!"

"Kerja keras kita sia-sia.."

"Hancur! Pensi kita hancur!"

"Apa kata para alumni cuma di masa bakti kita pensi gagal.."

"Keringat kita semua terbayar dengan kegagalan.."

Ucapan, rintihan, serta isakan tersebut terus terngiang di kepala Reina, berputar berulang-ulang layaknya kaset kusut. Pensi benar-benar di bubarkan oleh pihak sekolah, Virgoun yang seharusnya menghibur siswa-siswi SMA Merah Putih pun tidak jadi manggung karena di batal kan oleh kepsek, dan tentu saja, mereka harus mengganti rugi.

Pensi tahun sekarang benar-benar kacau, tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa peristiwa seperti ini akan terjadi. Meski dari sekolah tidak menyalahkan pihak manapun terkecuali geng motor tidak jelas tersebut, tetap saja Reina merasa bersalah atas kinerjanya, juga masa bakti sekarang yang ia pegang.

Masalah geng motor yang tadi menyerang dan terlibat baku hantam dengan Ravega sebagian orangnya berhasil kabur menaiki kendaraannya, lalu zebagian lagi tertangkap kemudian di amankan oleh polisi.

Reina menyusuri koridor yang mulai sepi, menyeka air matanya yang tak kunjung surut, kemudian mempercepat langkahnya agar segera sampai di tempat tujuannya.

Warung Bi Tuti!

"Dimana Reygan?!" tanya Reina penuh penekanan saat sudah sampai di tempat yang di tuju.

Puluhan anggota Ravega yang merupakan perwakilan dari kelas sepuluh itu serempak menoleh ke sumber suara, menatap Reina penuh tanya.

"Dimana ketua lo semua gue tanya, hah?! Jawab! Jangan diam aja! Punya mulut kan?!" tandas Reina sarkas.

Mereka semua yang tidak tahu apa maksud kedatangan Reina yang di liputi amarah demikian pun enggan membuka suara, merasa sedikit kesal dengan Ketua Osis yang terkenal galak dan sialnya adalah Bu bos mereka a.k.a pacar ketua Ravega itu datang-datang bukannya salam pembukaan malah bertanya sambil marah-marah.

Reina menggeram memperhatikan mereka yang masih mengatupkan mulut masing-masing, saat hendak kembali mengeluarkan ucapan sarkasmenya satu orang yang Reina ketahui adalah adek kelasnya menghampiri Reina.

Raut wajahnya tenang, kedua tangannya di masukan ke saku celana, Reina bahkan sempat melirik badge namenya, Raja Aqiares Wirayudha. Ah lupakan! Itu sama sekali tidak penting.

Dia menatap Reina datar. "Datang langsung marah-marah, bertanya dengan sarkas, sopan santun nggak ada sama sekali, itu sikap asli Ketua Osis SMA Merah Putih?" sarkas balik yang akrab di sapa dengan panggilan Raja tersebut, melupakan fakta bahwa gadis di hadapannya adalah pacar dari ketuanya.

"Psst! Psstt! Raja, udah jangan di sarkasin balik, lo amnesia kalau dia itu pacar si bos? Habis lo nanti ketahuan."

Raja mendengar bisikan salah satu temannya, namun ia acuh. Kembali menatap Reina dengan sorot dingin.

"Basecamp baru Ravega, bekas gedung kosong. Lima meter dari sini lo akan lihat gedung besar di ujung jalan." jelas Raja memberitahu, meninggalkan Reina yang mendesis sinis ke arahnya setelah mengatakan hal yang menyinggung perasaannya.

"Benerin etika lo. Jangan mentang-mentang lo pacar dari ketua Ravega, lo bisa berbuat seenaknya."

*****

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now