44. PEMBALASAN BUNDA RINDU

4.3K 324 160
                                    

MINGGIR, NYONYA GRACIO MAU LEWAT

MINGGIR, NYONYA GRACIO MAU LEWAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

SUARA ketukan sepatu yang di adu dengan lantai berkali-kali terdengar begitu nyaring di kantor polisi yang sepi ini, menandakan bahwa si pelaku sudah tidak sabaran menunggu seseorang yang menyebabkan ia harus berada disini di selimuti emosi yang berusaha di tahan agar tidak meledak dan menimbulkan keributan.

"Iko, dengar perkataan Papa tadi. Jaga emosi kamu dan jangan buat keributan!"

Riko mendengus, hanya bergumam pelan menjawab wanti-wanti dari Papa Gracio terhormat yang sudah di ulang-ulang sedari tadi.

Jengah? Tentu! Bayangkan saja, masa Riko harus bicara lemah lembut pada orang yang hampir membunuh adeknya? Oh bukan hampir, tapi sudah! Untung lah Tuhan masih berbaik hati mengembalikan nyawa Rey ke raganya. Kalau tidak, Riko pastikan nyawa akan di bayar dengan nyawa. Si bajingan Tirta harus merasakan bagaimana sakitnya kehilangan seorang adek yang sangat di sayanginya.

Jangan bilang Riko manusia baik kalau bersangkutan tentang keluarganya, nerani mengusik, harus berani terima resiko. Bahkan jika tidak mengingat pesan Cio untuk tidak melakukan apapun, sudah di pastikan tangan Riko sendiri yang akan mengantar Darren__adek Tirta menemui ajalnya.

"Pak Gracio dan saudara Riko, ini seseorang yang ingin kal--"

Buk!

"BANGSAT LO!"

Belum selesai polisi meneruskan ucapannya, emosi Riko membludak menonjok kuat rahang 'seseorang' itu hingga terjungkal dengan sudut bibir mengeluarkan darah.

"Astaga, Iko! Papa bilang jaga emosi kamu!" Cio dan satu orang polisi berusaha menghalau pergerakan Riko yang ingin terus menyerang Tirta.

Iya, Tirta. Seseorang yang telah menembak Rey, dan seseorang yang kini akan Riko pastikan membusuk di penjara karena berani melukai adeknya.

Saat Rey kembali hidup dan berhasil melewati masa kritisnya, Cio langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk mengusut kasus penembakan Rey kemarin. Cio berjanji, siapapun orang itu akan Cio balas dengan setimpal karena hampir membuat Cio kehilangan putra bungsunya.

"Tolong tenang, ini kantor polisi. Jangan buat keributan atau anda juga kami tahan."

Mata Riko berkilat tajam menatap polisi kemudian beralih pada Tirta yang meringis. "LO PIKIR GUE HARUS DIAM AJA SAAT BAJINGAN INI NGEBUNUH ADEK GUE, HAH?!" telunjuk Riko tanpa segan menunjuk Tirta penuh dendam.

"SINI ANJING MAJU LO! LAWAN GUE PAKAI TANGAN KOSONG! JANGAN BERANINYA PAKE SENJATA, BANCI TAHU NGGAK?!"

Bukannya takut, Tirta malah terkekeh sinis menanggapi kemarahan Riko kemudian angkit dengan tubuh sempoyongan, sial! Riko memukulnya sangat kuat. "Jadi gue berhasil?"

JUST REYGAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang