29. AKU + KAMU = KITA

4.8K 351 19
                                    

ANGIN malam berhembus membelai halus pipi Reina, menerbangkan beberapa helai rambutnya yang tidak terikat sepenuhnya. Reina memejamkan mata, mempererat pelukannya pada Rey lalu menyandarkan kepalanya pada punggung tegap cowok itu.

Reina senang di ajak berkunjung ke rumah Rey dan berakhir bertemu Rindu sampai akhirnya mereka bisa sedekat layaknya anak dan Ibu kandung. Rindu memang malaikat baik, pantas saja Rey demikian.

Jam menunjukan pukul 20.00 Wib. Setelah melihat foto masa kecil Rey di iringi beberapa obrolan juga makan malam bersama keluarga Wirayudha, Reina pamit pulang, sudah terlalu lama di sana. Reina takut sang Mama cemas meskipun Rindu telah meneleponnya__meminta izi .

Namun, ada satu hal yang masih mengganjal di pikiran Reina, merasa tidak enak atas rasa 'kepo' nya yang malah memancing kesedihan Rindu.

Tadi, saat Reina hendak membantu Rindu menyimpan album masa kecil Rey, matanya tidak sengaja menangkap sebuah frame berukuran sedang berwarna pink.

Di dalamnya terdapat Rindu saat masih remaja dengan___kalau Reina tidak salah Mamanya Dimas dan Alvaro yang tengah merangkul satu sama lain. Reina tahu karena Mamanya Dimas berikut Alvaro sering ke ruang bk bersama Rindu untuk menyelesaikan masalah kedua anaknya.

Dan yang membuat Reina penasaran adalah foto kedua Rindu bersama seseorang yang tengah tersenyum ke arah kamera, Reina tidak pernah melihat sebelumnya.

Saat Reina bertanya siapa dia, raut wajah Rindu seketika berubah sendu. Tapi Ibu muda itu berusaha tetap mempertahankan senyumnya agar tetap mengembang.

"Ini ..., Mamanya Lea."

Reina masih ingat betul suara Rindu yang bergetar kala menjawabnya, semakin penasaran Reina terus bertanya, sampai cerita pilu itu mengalir dan membuat Reina merasa bersalah.

Flashback on.

"Dulu, sewaktu SMA Bunda punya dua sahabat yang berarti banget buat Bunda. Mereka lebih dari sekedar baik. Bahkan, sewaktu hubungan Bunda dan Papa Gracio hampir kandas mereka berdua yang berjuang supaya hubungan Bunda tetap bertahan. Namanya Vita Zanitra dan Nisa Saraslita. Seperti yang Reina tahu, Tante Vita adalah Mama dari Alvaro dan Dimas, sedangkan Nisa ..., dia Mama dari Lea."

Reina mengerutkan dahinya. "Lea--Brisylea, Bun?"

"Iya."

"Tapi, kalau Tante Nisa juga sahabat dekat Bunda kenapa jarang kelihatan? Bahkan sewaktu pengambilan raport semester punya Lea, Papanya yang ambil."

Rindu mengusap lembut rambut Reina. Setiap mengingkat kejadian itu, perasaannya seakan selalu hancur. Belasan tahun berlalu belum mampu menghilangkan luka Rindu atas kepergian sahabatnya.

"Tante Nisa meninggal setelah melahirkan Lea. Kata dokter ada pendarahan yang membuat nyawanya tidak tertolong, sejak saat itu Bunda dan Tante Vita sepakat membantu Raka__suami Tante Nisa untuk mengurus bayi kecil Lea agar tidak kurang mendapat kasih sayang dari seorang Ibu." air mata semakin luruh mengalir di pipi Rindu, membuat Reina merasa bersalah karena sudah membangkitkan luka lamanya.

Reina menggenggam erat Rindu, memberinya kekuatan. "Udah Bunda, nggak usah di lanjutin. Maafin Reina buat Bunda sedih karena pengen tahu tentang Tante Nisa."

Rindu menggeleng kuat. "Gapapa, sayang." setelahnya Rindu melanjutkan ceritanya.

"Raka sempat menikah lagi demi Lea, demi anaknya supaya tidak kehilangan sosok Ibu, agar pertumbuhannya di dampingi seorang Ibu, meskipun cuma Ibu sambung. Tapi, Ibu tiri Lea tidak sebaik perkiraan, beliau mau mengurus Lea kalau hanya ada Raka di rumah, setelah Raka kerja ke luar kota Lea sama sekali tidak di sentuh, bahkan sempat terjatuh dari box bayi karena tidak di perhatikan."

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now