26. MEMULAI

4.6K 339 24
                                    

BRUK!

Lea menutup pintu kamarnya dengan keras, membuang asal bonekanya lalu menerjang queen size'nya dengan posisi tengkurap lalu menangis disana. Ucapan Rey tadi di depan gerbang mengusik ketenangannya, melukai hatinya. Lea tidak menyangka Rey melakukan itu.

Bukankah dulu Rey sendiri yang berjanji untuk terus menjaga Lea? Untuk terus bersama Lea? Lantas, sekarang apa? Rey mengingkari janjinya.

Flashback on.

"Jadi ... mulai besok gue nggak bisa jemput lo ke sekolah dan antar lo pulang lagi. Soalnya gue mau lebih dekat sama Reina, ya salah satunya ngelakuin hal itu, berangkat pulang bareng. Gapapa kan, ya?

Tubuh Lea membeku seketika, maksud Rey apa? Rey cowok itu mengajaknya senang-senang di karnaval karena ingin memberitahu hal menyakitkan ini? Iya, menyakitkan hanya untuk Lea sendiri, tidak dengan Rey.

Lea akui, ia sudah benar-benar menyukai Rey. Terbiasa bersama sejak kecil membuat Lea tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri, perhatian-perhatian Rey membuat Lea lupa kalau mereka cuma sebatas sahabat.

Meskipun begitu Lea mencoba tersenyum, tidak ingin Rey mengetahui kesedihan Lea karena keputusannya walaupun di dalam sana hatinya seperti di remas-remas.

"Gitu, ya?" terlalu menyesakkan hingga Lea hanya bisa menjawab demikian.

Rey melebarkan senyumnya, tidak terpengaruh oleh Lea yang tengah berusaha baik-baik saja.

"Iya, Le. Tapi lo nggak usah khawatir, nanti gue bilang Dimas atau bang Varo buat antar jemput lo, oke?" Lea mengangguk, terus mempertahankan senyum tipisnya agar menyamarkan lukanya.

"Reina, gimana?" tanya Lea.

Seakan menangkap maksud Lea, Rey melebarkan senyumnya. "Reina udah bisa nerima gue, Le. Dia bahkan minta gue buat berjuang sekali lagi berdua sama dia supaya bisa bahagia bareng, seneng banget tahu, nggak? Akhirnya perjuangan gue nggak sia-sia, Reina mau buka hatinya."

Lea memejamkan mata sejenak, hatinya semakin teriris mendengar pengakuan bahagia Rey tentang Reina yang sudah menerimanya. Lea bukan hanya cemburu, tapi sakit hati!

"Wah! Selamat dong kalau gitu, aku ikut senang. Berjuang semampu kamu ya, Ray? Semisal nanti kalian jadian aku minta traktir pokoknya!" seru Lea seantusias mungkin.

Rey terkekeh gemas, mengecup sekilas pipi Lea secepat kilat. Tentu saja membuat Lea terkejut bukan main, hatinya makin terasa sakit.

"Tenang aja, Le. Lo minta apapun gue kasih deh, apa sih yang nggak buat lo. Makasih ya udah selalu support gue."

Flashback off.

"Sahabat katanya?" Lea tersenyum miris, air mata terus mengalir di pipinya.

"Nggak gitu caranya perlakuin sahabat, Rey. Kamu berlebihan, perhatian-perhatian kamu, peduli-peduli kamu, itu buat aku berharap lebih dari sekedar sahabat."

Lea menangis sesenggukan, memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Ternyata begini sakitnya patah hati. Lea tidak pernah membayangkan sebelumnya.

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now