JUST REYGAN [COMPLETED]

31. RAVEGA VS METEOR

EMANG BOLEH SEGANTENG DAN SECANTIK INI?

*****

REINA turun dari motor Rey yang terparkir di depan gerbang rumahnya, menyerahkan helm ke pemiliknya saat telah melepasnya.

"Sana masuk, gue pergi, ya?" Rey berujar dengan santai, tapi di balik ucapannya Reina malah menangkap bahwa Rey seperti tengah terburu-buru, itu membuat Reina curiga.

"Buru-buru banget? Mau kemana? Inget, ya? Lo udah janji nggak akan nyerang." peringat Reina, matanya menajam seolah-olah sedang mengintimidasi kekasihnya ini.

Rey mengusap lembut rambut Reina, tersenyum seperti biasanya hingga lesung pipitnya terbit. "Iya, sayang. Curigaan amat, ini gue mau pulang ke rumah."

"Dih, apasih?" Reina membuang pandangan saat merasa kedua pipinya memanas, mendengar Rey yang kini sering memanggilnya sayang membuat darah Reina terus berdesir, jantungnya selalu berdetak lebih cepat.

Rey terkekeh melihat Reina berusaha mengontrol dirinya yang salah tingkah.

Gemas banget cewek gue.

"Rey?"

"Hm?"

Reina terdiam sebentar, ragu mengatakannya tapi ia ingin. "Boleh peluk, nggak?"

Rey sedikit tersentak dengan permintaan Reina yang tidak seperti biasanya, di tambah gadis itu yang juga minta izin. Tanpa banyak basa-basi Rey merentangkan kedua tangannya, membawa Reina ke dalam dekapannya.

"Tumben minta peluk? Lagi pms ya makanya manja gini?" cetus Rey, sesekali mengecup puncak kepala Reina.

Reina menggerutu. "Kenapa emangnya? Ada masalah gue minta peluk pacar sendiri? Kalau ngga ikhlas, yaudah lepas!"

"Eh, ehh.. Iya nggak, nggak ada masalah sama sekali, sayangkuuu. Maaf yaa? Jangan di lepas atuh, baru juga peluk." kata Rey saat Reina hendak melepaskan pelukannya.