9. AFTERNOON WITH DARREN

6.2K 398 8
                                    

"ARGHTT!" Reina mengerang kesal saat tidak bisa fokus mengerjakan tugas sekolah yang tadi di berikan bu Dori. Bukan tanpa sebab Reina tak bisa berkonsentrasi, alasannya ialah ucapan Rey di sekolah tadi yang mengatakan kalau Darren adalah ketua geng motor.

Reina tidak tahu sama sekali, bahkan setelah hubungannya sudah terjalin selama beberapa bulan belakangan ini. Reina bingung sekarang, apa dia harus percaya dengan Rey atau harus menanyakan langsung pada Darren?

Yang tidak Reina habis pikir jika Darren benar ketua geng motor adalah Darren yang telah membohonginya, Darren yang tidak jujur padanya, dan Darren yang menutupi kebenarannya.

Padahal Darren tahu, kalau Reina tidak suka dengan geng-geng'an seperti itu. Menurut Reina tak ada gunanya selain membuat onar, nongkrong-nongkrong gak jelas, berkelahi tanpa sebab. Selain masalah itu, memang apalagi perbuatan anak geng motor? Gak ada yang fositif kan? Semuanya minus!

Reina melirik jam dinding kamarnya, baru pukul 16.15 Wib, masih ada waktu untuk menemui Darren demi mengklarifikasi persoalan ini.

Buru-buru Reina menyambar ponsel di atas nakas lalu mengabari kekasihnya kalau Reina ingin bertemu, setelah memastikan Darren menerima ajakan Reina, ia pun berpamitan dengan Mamanya untuk izin keluar sebentar. Masa bodo lah dengan tugas, itu bisa di kerjakan nanti malam.


*****

Reina memandangi hamparan rumput hijau yang bergoyang tertiup angin di depannya. Pohon-pohon menjulang tinggi bersisian di tepi jalan, berbagai jenis bunga pun turut bermekaran. Sore ini, Reina mengajak Darren bertemu di taman Kamboja.

Senyum Reina merekah saat seseorang yang di tunggu akhirnya tiba, Reina mempersilakan Darren duduk di sampingnya.

"Cantik banget sih sore ini." puji Darren basa-basi.

Reina tersenyum tipis. "Idih, gombal."

"Mana ada gombal? Aku serius tahu, pacarku itu cantik seduniaaa." Darren gemas, mencubit pipi Reina.

"Darren ih! Sakit pipi akuuu." Reina menepuk-nepuk tangan Darren agar melepaskan pipinya. Darren tertawa, pipi Reina merah, dan itu terlihat lucu.

"Yahhh, pipi kamu merah. Makin lucu deh, jadi tambah sayang."

Reina merengut. "Ish! Nyebelin!"

"Jadi kenapa, hm? Tumben ngajak ketemu? Biasanya kalau aku yang ngajak duluan susahnya minta ampun, banyak banget alasannya, padahal aku kangen."

"Maaf ya, Ren. Itu kan emang tugas aku sebagai ketua osis di sekolah. Janji deh, misal nanti aku udah lengser, kita bakal sepuasnya ketemu."

Darren tersenyum sembari mengacak puncak kepala Reina. "Iya gapapa, sayang. Aku ngerti kok posisi kamu. Terus gimana hari ini? Ada cerita apa? Good or not good?"

Mengingat tujuannya kemari, raut wajah Reina seketika berubah. Reina tersenyum kecut, memperhatikan penampilan Darren dari atas sampai bawah. Celana jeans sobek-sobek, jaket bomber juga rambut acak-acakan, di tambah banyak gelang metal di tangannya. Reina jadi semakin curiga kalau ucapan Rey memang benar. Kenapa selama ini Reina tidak menyadarinya?

Sedangkan Darren yang melihat Reina diam saja pun mengernyitkan dahi heran. "Sayang kamu kok malah diam?"

"Kamu ada bohong ya sama aku?"

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now