3. KETUA OSIS

11.9K 634 21
                                    

"REINA, TUNGGUUU!!!"

Gadis yang sedang berjalan di koridor itu menghentikan langkahnya tatkala sebuah suara cempreng memanggilnya. Reina menoleh lalu memutar bola mata malas saat tahu siapa orangnya.

"Apa?" jawabnya malas.

"Lo udah tahu hot news belum tentang si Mardi?"

Sebelah alis Reina terangkat. "Mardi?"

"Iya, Mardiansyah. Itu loh anak Ips anggota dari Ravega. Malam tadi katanya dia di keroyok gitu sama orang." cewek berambut sebahu itu berujar antusias, menganggap berita tersebut adalah hal paling menarik.

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Penting buat gue?" pertanyaan Reina sontak membuat Salfa melongo.

"Untung kesabaran gue setebal dompetnya Raffi Ahmad. Tapi minimal mikir lah, lo di kasih info nggak ada reaksinya sama sekali, hargai gue dong."

"Berapa?"

"Berapa apanya?"

"Tadi katanya minta di hargai."

"Jancok koe! Mau gue tendang jantung lo, hah?!

Reina tertawa pelan melihat Salfa yang kesal. "Lo juga kurang kerjaan, berita kayak gitu ngapain dikasih tahu ke gue? Nggak penting! Lagian masalah si Mardi yang di keroyok biarin aja lah, mungkin itu hukuman buat anak geng apa tuh? Rav--Rava?"

"Ravega!"

"Iya Ravega, buat mereka bubarin komplotan nggak gunanya itu. Sumpah ya Sal, lebih baik bikin clupel. Karena lebih bermanfaat di banding kumpul-kumpul nggak jelas kek mereka, nongkrong-nongkrong di jalanan mirip jamet!"

"Clupel? Club pelajaran maksud lo?" tanya Salfa.

Reina mengangguk.

Sontak tawa Salfa menyembur seketika. "Kata gue lo minimal mikir sih Rei, yang benar aja nganjurin anak-anak Ravega bikin clupel, waras lo?"

Kening Reina berkerut. "Ada yang salah?"

"Ada, lah! Sampai lebaran kuda pun Ravega nggak bakal bikin kayak begituan, ngigo ni orang."

"Yaudah sih, gue kan cuma menyarankan aja. Nggak usah ketawa ngakak gitu kayak abis gue lawakin." Reina berkata ketus karena Salfa yang terus tertawa.

"Reina, Reina, lo tu--"

"REINAA!!"

Lagi-lagi ada yang meneriaki namanya. Reina menoleh, di samping mading ada Ismah yang tengah berlari kecil menghampirinya.

"Ismah, kenapa?" itu Salfa yang bertanya.

Biasa, people +62. Siapa yang di panggil, siapa yang noleh. Yang di mintai tolong satu orang, yang dibawa malah sekampung.

"Itu Rei, lo di suruh ke ruang Bk sama bu Dori, di tunggu katanya."

"Ngapain?"

"Nggak tahu, udah cepat."

"Oke." Reina pun beranjak menuju ruang bimbingan konseling meninggalkan Salfa yang masih diam di tempatnya, sepertinya ada kepentingan sampai Bu Dori memanggilnya.

"YAH, REI? KOK GUE DI TINGGAL?! AH ELAH!" rutuk Salfa mencak-mencak.

Ismah yang melihat teman sekelasnya  mendumal tidak jelas itupun menarik tangan Salfa menuju kelas mereka.

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now