22. KEMARAHAN REYGAN

5.8K 401 34
                                    

KEVIN melongo tak percaya melihat ponsel semata wayangnya tergeletak mengenaskan dengan layar sepenuhnya retak. Dalam hati ia merutuk untuk siapa saja yang mendobrak pintu sekeras itu membuat Kevin terkejut dan berakhir ponselnya loncat dari genggaman. Yang Kevin permasalahkan, ponsel itu belum lunas kreditan, ya Tuhan!

Lain Kevin, lain dengan Derry, Arya, dan Rio, yang seketika merasa was-was melihat seseorang di hadapannya. Wajahnya merah padam, matanya berkilat penuh amarah, tangannya terkepal kuat bersiap melayangkan pukulan. Mereka bertiga meneguk saliva susah payah.

"Arya?" lirih Rio.

"Hm."

"Kali ini lo harus percaya sama gue Ar, tuh anak asli seratus persen lagi kesurupan. Lo lihat kan tadi seberapa murkanya dia? Pintu aja di dobrak sampai lepas dari engselnya. Gue yakin sebentar lagi pasti dia bakal bilang, aing macan, anjing!" ujar Rio takut-takut.

Arya berdecak. "Bacot lo! Bisa diam, nggak? Mending sekarang lo merenung, pikirin gimana jadinya nasib lo setelah ini."

Perkataan Arya sontak semakin membuat Rio ketar-ketir, dalam hati ia berucap, Aduh Mak, Iyo mau tobat aja dah. Iyo belum mau mati Mak, Iyo masih banyak dosa sama Emak, masih suka nyelipin duit di kaos kaki tanpa sepengetahuan Emak. Maapin Iyo Ma..

Ketika Derry, Arya, Rio, dan Kevin merasakan alarm pertanda bahaya sudah muncul di atas kepalanya. Darren malah menatap balik seseorang itu dengan pongah, melipat kedua tangannya di atas dada di iringi smirk di bibirnya.

Darren menepuk-nepuk tangannya berulang kali, seolah mengejek orang itu yang menurutnya gila karena sudah mengumpan dirinya sendiri masuk ke kandang macan. 

"Reygan, ketua Ravega. Berani banget lo datang ke basecamp Meteor sendiri, mau cari mati? Nantang gue?"

Rey semakin mengepalkan tangannya, berusaha menahan sedikit lagi kesabarannya yang sudah di ambang batas.

"Lo yang udah nantangin gue sampahnya, Meteor! Dan lo juga yang cari mati sama gue. Kalau bosen hidup, bilang dari kemarin, biar gue bantu lo pindah alam!" tandas Rey penuh kecaman.

Darren tergelak, entah di bagian mana yang menurutnya lucu. "Apaan? Lo ngomong atau kumur-kumur sih?! Nggak jelas banget kayak Ravega." ejek Darren nyeleneh.

Rey diam, memperhatikan Darren dari atas hingga bawah.

"Gini ya, bro. Kalau lo mau join di basecamp gue, kabarin dulu lah. Biar gue sediain red carpet, jangan datang-datang malah ngerusak pintu, keren lo begitu?" cela Darren masih dengan tawanya, kemurkaan yang Rey tunjukan tidak membuat nyalinya ciut sedikit pun.

"Seingat gue, waktu balapan malam itu gue udah memperingati lo supaya gak bikin Reina nangis, tapi kayaknya lo nganggap omongan gue cuma main-main, ya? Sampai lo berani bukan cuma sekedar bikin dia nangis, tapi buat dia kecewa atas perlakuan bajingan lo itu!"

"Wow, amazing! Jadi ini penyebab lo datang kemari?" Darren pura-pura terkejut.

"Romantis parahhhh! Setahu gue lo bukan siapa-siapa nya Reina, kan? Tapi lagaknya udah kek cowok yang nggak terima ceweknya di gangguin. Memalukan! Si Reina nya aja nggak pernah nganggap lo ada, ngapain di bela segitunya? Dasar bodoh!"

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now