55. PELUK YANG SEMPAT HILANG

4K 366 377
                                    

MOTOR sport milik Rey melesat memasuki jalan Prakasa 5. Di ujung sana ia dapat melihat ada satu gedung kosong yang sudah tidak terpakai. Memacu motornya lebih cepat Rey pun berhenti tepat di depan gedung, menyusuri pandangannya ke sekitar yang terlihat begitu sepi.

Bahkan, nyamuk pun suaranya tidaak terdengar. Well, tempat ini memang jauh dari jalan raya, sekelilingnya juga banyak di tumbuhi pohon-pohon besar menjulang. Catat! Cuma pohon. Tidak ada rumah-rumah milik warga, tidak ada pos ronda, apalagi caffetaria.

Rey menatap pintu gedung dengan rahang mengeras, bersumpah akan menghabisi sampah sejenis Darren beserta cecunguk-cecunguknya kalau sampai Lea kenapa-napa. Tidak boleh ada yang menyakiti putri kecilnya sama sekali, termasuk Nda Sasa juga para pembaca!

Brak!

Dengan emosi yang menggunung, Rey menendang pintu sekali dorongan. Pintu terbuka, langkah berani Rey membawanya masuk menapaki gelapnya gedung yang hanya di terangi lampu kecil. Itu juga cahaya nya sudah meredup. No problem, ketua Ravega not afraid of the dark!

Mata Rey menajam, mencari keberadaan si tersangka pembuat onar. Sepi, tidak ada siapa-siapa disini.

Sial! Apakah Darren berniat menipunya?

"DARREN! DIMANA LO?!" teriak Rey.

"DIMANA LO SEMBUNYIIN LEA, BRENGSEK?!"

"DARRENN!!" berlari kesana kemari mengecek setiap ruangan, Rey masih tidak menemukan satu orang pun. Hingga tiba-tiba netranya menangkap sesosok bayangan dari arah belakangnya tengah memegang sebuah balok.

Rey tersenyum sinis, membalikan badannya secepat kilat lalu merebut balok itu kemudian memukul keras kepala yang di ketahui salah seorang anggota Meteor tersebut tanpa perhitungan. Baru satu kali pukulan, dia sudah tidak sadarkan diri.

"Baru gue pukul gitu aja langsung tepar, nggak pantes banget lo jadi anak geng motor." cibir Rey, hendak membuang balok di tangannya namun urung karena mendapati secarik kertas tertempel disana.

Hidup saat menyapa langit, namun mati saat menyentuh tanah.

Shit! Itu sebuah clue.

Oh, rupanya Darren ingin bermain teka-teki dengan Rey? Bukan masalah besar, bahkan seluruh pembaca juga tahu Reygan Arsenio putra bungsunya Bunda Rindu dan Papa Gracio terhormat mempunyai otak genius, yang cuma menebak seperti ini saja tidak akan membuatnya pusing karena tidak bisa mikir.

"Hidup saat menyapa langit, namun mati saat menyentuh tanah." gumam Rey membaca ulang.

Otaknya bekerja, dan langsung menemukan jawabannya. Tanpa menunggu lama lagi, Rey segera menaiki tangga menuju tempat dari teka-teki tersebut.

Rooftop!

*****

"DARREN! KELUAR LO, SIALAN! DARREN!!!" Rey kembali berteriak saat sudah berada di rooftop. Napasnya memburu, antara cemas dan kesal membuatnya ingin sekali membunuh Darren dengan mendorongnya dari atas sini karena berani menjadikan Lea umpan!

"Welcome, Rey. Long time no see! Akhirnya face to face lagi kita setelah sekian lama.."

Suara bariton tersebut bersumber dari belakang Rey. Berbalik, Rey mendapati Darren dengan puluhan anggota Meteor berjalan ke arahnya. Berhenti tepat di tengah dengan jarak satu meter di hadapan Rey, percikan kebencian sangat kentara terpancar di kedua bola matanya.

JUST REYGAN [COMPLETED]Where stories live. Discover now