1 - Si bawel dan manusia es

14K 516 1
                                    

Seperti kebanyakan acara di sekolah setelah kegiatan mos berakhir, semua siswa baru ditunjukkan aksi demo ekskul yang ada. Contohnya Arion yang hari ini lebih berperan ganda. Membagi raganya menjadi tiga. Menjadi ketos, Kapten basket, dan anggota club catur.

Sembari menunggu giliran tampil untuk menunjukkan prestasi Ekskul mading. Aleta duduk manis dibangkunya. Sebelum menunjukkan ekskul yang dia pimpin sendiri, Aleta ternyata harus ikut serta dulu di klub catur yang 5 menit lagi akan tampil.

Klub catur nggak perlu persiapan buat tampil sebenarnya, karena mereka punya masternya. Aleta dan Arion, kedua manusia aneh yang satu klub tapi nggak saling mengenal satu sama lain. Yang sempat bikin Evan pengen bunuh diri.

"Nah, ini dia perwakilan dari klub catur..." Aleta berjalan santai. Sedangkan dari arah berlawanan, Aleta melihat seseorang membawa papan catur. Wajahnya terlalu serius, dan Aleta malah tersenyum lebar menyambutnya, "Aleta aelius." uluran tangan Aleta tidak disambut.

"Sekarang kita bakal liat nih, dalam 30 menit mereka bisa menunjukkan permainan yang luar biasa."

"Anak kelas mana?" tanya Aleta kepada manusia yang dari tadi belum mengeluarkan suara sedikitpun.

Tangan nya sibuk menyusun pion sesuai urutan tata letaknya. Aleta mendengus.

"Susah ngajak orang gagu ngomong."

"Bacot." Aleta mengerjap.

"Oh, bisa ngomong ya, maaf-maaf."

Permainan berlangsung seru, mulai banyak anak yang mencari tau siapa nama dari kedua orang yang bermain seperti atlet catur.

"Nama nya gagu?" tanya Aleta semakin menyulut Arion. "Arion Destama."

"Apa?" Arion menggebrak pelan papan caturnya, membuat Aleta tersentak, "Oh, jadi kamu A. Destama "

Saat itu otak Arion pengen loncat-loncat minta dikeluarin. Satu sekolah kenal sama Arion dengan ketampanan dan kepopuleran dia, tapi gadis ini? Gadis yang menjadi lawan main caturnya?

Nggak kenal sama dia?

Suara tepukan tangan mengisi lapangan sekolah sekaligus sorak-sorai kemenangan atas nama Aleta. Semuanya mengucapkan selamat, walau itu hanya demo mos ini cukup keren karena yang mengalahkan Arion destama adalah seorang gadis.

***

Aleta bersama anggota madingnya sudah menunggu di depan kelas dengan daftar nama siswa yang sudah mendaftar.

Gadis itu melengkungkan senyum manisnya bahagia, setiap tahun jumlah anggota madingnya semakin meningkat dan tetap bertahan. Karena sekolah mereka juga bukan hanya menyediakan berbagai pilihan ekskul, tapi menyalurkan mereka pada perlombaan agar tidak jenuh.

"Selamat bergabung di ekskul mading ya, oh, ya nama saya Aleta Aelius ketua dari eskul ini. Saya harap kalian semua bisa nyaman saat sudah yakin memilih eskul ini."

Seseorang mengangkat tangannya dari luar. Mata elangnya, alis tebal dan rahang kokohnya mampu menyihir orang-orang yang sedang disapa oleh Aleta.

"Ada apa kesini?"

"Mau gabung." jawab Arion singkat.

"Nih, kertasnya. Daftar. Bukannya lo udah ikut basket, catur, sama ehmm.. Lo ketos kan?" oceh Aleta tak membiarkan Arion bicara.

"Gua mau gabung cuma buat lihat perkembangan ekskul kalian, bukan mau daftar." teman-teman Aleta menggeleng takjub. Karena yang mereka tau, mereka punya ketua dari seluruh murid yang irit ngomong.

"Oh, yaudah liat aja." Aleta kembali menjauh dari Arion yang masih memperhatikannya dari depan pintu.

Membagikan jadwal latihan, perlengkapan apa saja yang dibawa ketika eskul dan voting warna baru dari baju ekskul mading tahun ini.

Semuanya sudah Aleta siapkan jauh hari dengan perhitungan yang mantap, bahkan gadis itu sudah menargetkan sablon dari orang yang mana yang akan digunakan.

"Ar, mau minum apa?" tanya Rio wakil ketua ekskul mading. "Apa aja."

"Bentar ya." Arion mengangguk.

"Arionnn.... Tim basket pada nyariin lo." teriak Bryan berjalan ke arah Arion yang sibuk memperhatikan Aleta. "Lo aja yang urus, gua nanti urus yang lain."

"Terus sekarang emang lo ngapain?"

"Gua ketos." Dua kata yang membuat Bryan segera berbalik.

Udara panas, bahkan Arion tak suka terkena paparan sinar matahari kalo bukan untuk basket dan acara demo mos ini. Luka jahitan nampak jelas di dagu Arion. Beberapa minggu yang lalu tanpa sengaja Arion menabrak seorang gadis yang buru-buru, gadis itu terluka. Dagu Arion juga terbentuk keras sehingga kulitnya sedikit robek dan harus dijahit.

"Lo sama kayak orang yang waktu itu nabrak gua." Ujar Aleta yang entah sejak kapan berdiri di samping Arion.

"Oh."

Arion melirik lengan Aleta yang lecet dibagian dalam. Persis dengan gadis yang sudah ia tabrak tapi tetap saja menolongnya.

"Waktu itu orangnya lagi main skateboard, pakai masker sih jadi aku nggak lihat mukanya jelas. Dia juga pakai topi. Rapet banget kayak ninja padahal main gitu doang." kritik Aleta makin panjang.

"Oh."

"Kok Oh terus, emang kamu nggak bisa ngomong kata-kata lain selain Oh?"

"Bisa."

"Coba praktekin?"

"Ogah." Tolak Arion cepat, baru sekali ngomong bisa langsung nyambung kemana aja.

Aleta berdesis sedangkan Arion pamit dengan anggota mading yang lain undur diri dan ingin segera pergi ke tim basketnya yang sudah menunggu lama. Tugasnya sebagai ketos? Sudah ia selesaikan saat acara itu berakhir.

Tinggal sang sekretaris dan bendahara yang membuat laporan akhir,baru nanti Arion yang akan memeriksa laporan mereka.

"Lama banget lo, udahan tuh anak mading?" kata Bryan saat batang hidung Arion kembali terlihat.

"Udah. Gimana?"

"Lancar juga nih basket, lumayan banyak yang masuk. Tinggal seleksi anggota aja,biar enggak sembarang ikut-ikutan."

Arion mengacungkan jempolnya tanda setuju. Ia percaya bahwa Bryan bisa mengatur semua dengan baik.

"Enggak ke ruang OSIS lo, ngadem gitu kan sebagai bapa ketua yang letih?" cibir Bryan menyindir status Arion di sekolahnya.

"Ga."

"Gua sih kalo jadi lo mending ngadem dulu, kan lumayan ruangan OSIS pakai AC."

"Lo aja sana." Mata Bryan berputar malas, susah payah cari topik obrolan malah ditanggapi singkat.

Susah emang bicara sama benda mati.

Enggak bakal ada puas nya.

***

Arion memberhentikan mobilnya pada salah satu supermarket dekat rumahnya. Selain harus berperan ganda, Arion juga harus rela jadi prajurit kaka-kaka cantiknya.

"Ar, jangan lupa ke supermarket beli buah-buahan ya.. Lo mau nitip apa, Sha?"

"Beliin cat rambut ya, Ionn... Tuh, lo dengerkan Ar?" Arion berdehem dan mematikan layar hp nya.

Untung cuma dua orang yang suruh dia, kalo mamanya ikut-ikutan juga bisa turun derajatnya dari anak kandung jadi asisten rumah tangga.

Seseorang dengan kacamata melekat di wajahnya memasuki supermarket dari arah berlawanan. Arion tetap bertahan di dalam mobilnya, enggan berpapasan dengan cewek aneh itu. Aneh tapi menarik.

"Menarik? Hilih, Arsha sama Araya jauh lebih cakep." komentar Arion dalam hati.

Saat melihat Aleta sudah masuk, mungkin sudah jauh lebih dalam ke supermarket itu Arion baru memutuskan untuk turun dari mobilnya dan membeli barang-barang titipan kakaknya.

Untung kakak.

UNLIMITED LOVE #1Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon