29 - Apaan sih?

3.1K 147 2
                                    

Jangan lupa vote!

*

Aleta menempati kursi Arion, kelas pacarnya masih sangat sunyi di jam 6 lewat seperempat.

"Beli teh nggak?" Arion ingin pergi ke kantin sebentar, "Okey, mau."

Aleta mendelik, kalau keputusan akhirnya tetap Arion yang buat. Kenapa cowok itu harus bertanya?

Tangan Aleta meraba-raba ke kolong meja nya Arion, kok ini mirip rasa-rasanya pegang kertas ya. Aleta menarik salah satunya. Amplop pink dengan stiker hati sebagai penutupnya.

Apa-apaan ini?

"Hallo kak Arion! Nama aku Faya, aku suka banget"

"Arionnnn.. Lo manis banget, boleh minta nomor telpon?"

"Putus sama Aleta? Kapan?"

Wajah Aleta memanas saat membaca beberapa surat yang isinya semua hampir sama. Ingin mencoba mendekati Arion dan berusaha merusak hubungan mereka.

Dirinya menghela nafas berat, Arion sudah kembali ke kelasnya. Pacarnya menatap mantan ketos ini sinis.

"Apa?"

"Banyak banget!" gerutu Aleta merapihkan semua surat yang tadi ia baca.

"Gara-gara ulangan kemarin, jadi banyak yang tau itu meja aku."

"Kok nggak dibuang?" tanya Aleta ngegas.

"Biarinin aja." balas Arion santai, ia lebih memilih menyesap teh hangatnya dibanding harus repot-repot membuang semua surat di kolong mejanya.

Enggak bisa, enggak bisa. Aleta membuang semua surat itu ke dalam tong sampah. Arion tertawa pelan menyaksikannya, hanya satu orang yang tak pernah mengirimimya surat.

Aleta.

"Aku aja enggak pernah kirimin kamu surat, mau dulu atau sekarang."

Arion mengangguk-anggukan kepalanya santai. Benar, iya dong..mana pernah Aleta kirim surat untuknya?

"Kamu kenal aku aja enggak." celetuk Arion seketika membuat Aleta mendesah berat.

Aleta berdecak, "Lagian, punya nama Arion. Aneh, makanya lebih ingat Destamanya doang daripada Arionnya."

Arion menyugar rambutnya, memainkan alis kanannya naik-turun. Dahi Aleta mengernyit heran, "Tapi ganteng, 'kan?"

*

Kedua tangan Arion bersembunyi di balik saku celananya. Menatap lurus ke arah depan dan berjalan tenang. Aura tampannya menjadi pusat perhatian saat tak seorang pun menyia-nyiakan kesempatan untuk memotret wajahnya.

Tatapan yang dalam, super dingin. Semuanya luluh begitu saja saat semua orang melihat Arion berjalan ke arah Aleta. Mematahkan hati semua gadis yang menaruh harapan lebih pada dirinya.

"Ayo pulang, Arka udah telpon aku."

"Bentar, kamu tunggu di mobil." Aleta membawa tumpukkan buku yang ia pinjam dari perpustakaan.

UNLIMITED LOVE #1Kde žijí příběhy. Začni objevovat