26- Habis gelap terbitlah terang.

3.6K 145 0
                                    

*


Oki mendesah berat, kini Celine sudah menjadi bagian dari mereka semua. Rasa canggung sirna, sesekali Celine berbaur dengan teman-teman Arion dan Aleta.

"Lio kemana coba?" Oki menendang batu kerikil asal-asalan.

Dimas menyikut Laras, gadis itu menggeleng tak tau. Line yang Laras kirim 2 hari yang lalu pun belum di balas.

"Kalian kenapa?" tanya Arion lugu.

Aleta tercengang, Oki, Dimas, Laras, Natasha, dan juga Celine melongo melihat wajah linglung Arion yang terus bertanya saat ini. Kemana saja telinga Arion pergi selama ini?

Afrika?

Eropa?

Asia?

"Gua dari kemarin sibuk sama Aleta sih, jadi enggak tau apa-apa." sambung Arion dengan alasan yang dibuat-buat.

Aleta berdesis, "Alesan! Orang kamu sibuk sama buku-buku kamu kok jadi embel-embelnya aku?"

"Seriusan emang lo enggak tau apa-apa, Ar?" celetuk Oki sambil memicingkan matanya.

Arion mengangkat bahunya, ia sama sekali tak tau soal apa yang temannya bahas akhir-akhir ini.

Natasha menengok kursi Lio.

Bocah yang lumayan pintar di kelas mereka, yang lebih tampan dibanding Dimas, Anto apalagi Oki. Entah kenapa dari kelas 1 SMA, Lio selalu suka duduk di belakang.

Padahal ia bisa di depan, tapi ia ingat mengapa Lio enggak pernah mau ada di barisan paling depan.

"Kursi Lio bener-bener kosong, melompong, sepi-sunyi," ucap Natasha putus asa.

Celine mengernyit, dia kemudian bertanya, "Kenapa lo putus asa gitu?"

Natasha menggeleng, ia menatap Laras. Laras juga ikut menggeleng heran, Laras dan Natasha memang merasa kehilangan satu orang di dalam hidupnya. Dan itu sama-sama Lio, tapi arti kepergian Lio lebih dalam bagi Natasha dalam beberapa hari belakangan ini.

"Soalnya kalau enggak ada Lio, enggak ada lagi yang siap dengerin kata-kata puitis gua.." gumam Natasha makin bete dengan situasi sekarang.

Oki menopang dagunya dengan kedua tangan, tatapan matanya kosong mengarah keluar kelas.

"Apakah ini yang disebut habis gelap terbitlah terang?"

"Nyindir gua?" sahut Celine.

Oki menggeleng, "Kalau sama mungkin iya."

*

Lio menggulir layar ponselnya, masuk aplikasi Instagram, kemudian keluar. Masuk Line, liat ada chat dari Laras dia keluar tanpa membaca.

Prankkkkk..

Lio lari terburu-buru ke arah kamar adiknya, benar-benar berantakan. Sangat kacau dan hati Lio semakin teriris saat dia melihat adiknya menangis frustasi menarik rambutnya sendiri.

"Kenapa kamu banting de?" Lio berusaha tegar, ia menahan air matanya agar tak jatuh.

Punya adik dengan kelainan mental dan juga buta, siapa juga yang mau menerima nasib ini setulus Lio menjaga adik nya, Lia.

Kedua orang tua Lio memang masih hidup, tapi saat mereka tahu kalau Lia memiliki kelainan mental. Sekejap dunia mereka berubah jadi kelam. Seperti dipaksa keluar dari dunia mimpi, sangat menyakitkan.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now