43 - Yang sama

2K 95 2
                                    

Tumpukan kertas yang beberapa hari lalu Aleta kerjakan berhamburan di lantai depan kelas saat ada seseorang menabrak dan melewati Aleta begitu saja.

Aleta terpaku saat tangan kekar terulurkan membantu membereskan kertas yang sudah berada di dalam genggaman nya. Orang itu menunggu uluran Aleta lama, dahi Aleta mengernyit.

Orang itu terkekeh canggung, "Nama gua Alvaro Destama."

Bibir Aleta terkatup rapat, lagi-lagi kertas yang sudah ia bereskan malah berceceran di lantai.

Alvaro tertawa senang, "Hobi jatohin kertas lo ya?"

"Destama?" Alvaro berdeham, memangnya apa  yang salah dari nama Destama di dirinya?

Kedua mata Aleta menatap Alvaro senang. Tanpa berpikir panjang Aleta langsung memeluk Alvaro senang, seolah-olah yang ada di hadapannya adalah Arion destama yang telah lama menghilang.

Mulut Fazlu terbuka lebar, pemandangan macam apa ini? Benarkah itu Aleta? Astaga! Bisa mati diterkam Arion jika dari Belanda tiba-tiba terbang hanya karena Aleta memeluk cowok lain.

Fazlu melepaskan pelukan Aleta paksa, gadis itu mendengus sebal, "Gila lo ya!" Fazlu menoyor dahi Aleta.

"Apaan yang gila?" jawab Aleta sewot.

Orang yang bernama Alvaro tadi sudah berjalan jauh meninggalkan Aleta yang sibuk berdebat dengan Fazlu. Aleta merengek kesal, padahal baru saja yang menemukan sesuatu yang sama dalam hidupnya.

"Dia Alvaro! Lo pikir, lo peluk-peluk dia bakal berubah jadi Arion?"

Senyum cerah Aleta mengembang, seakan-akan Aleta mendapatkan permen coklat jatuh ke dalam genggamannya.

"Berarti lo kenal sama dia? Dia juga Destama tahu," ucap Aleta kian semangat.

"Kenal lah!" jawab Fazlu ngegas.

"Dia siapa?" pancing Aleta penasaran.

Alvaro Destama, anak dari pemilik Universitas yang memilih masuk lewat jalur biasa daripada mengggunakan kekuasaan agar lebih mudah masuk menjadi bagian di dalam Universitas.

Fazlu menatap Aleta sinis, "Pancing aja terus! Pancing!"

Gadis itu terkekeh, memasang wajah memelas dan memohon agar Fazlu kembali menceritakan tentang Alvaro untuknya.

Kalau sudah begitu? Siapa yang bisa menolak Aleta? Susah!

"Arion lo kemanain, Al?" sindir Fazlu kembali menyinggung nama Arion.

Aleta menggeleng singkat.

"Apanya yang mesti diapain? Kadang semua mesti di ' Gapapain' gitu kata paus." ucap Aleta tak membuat Fazlu paham.

"Paus?" batin Fazlu bingung.

*

Malam ini langit dipenuhi oleh lautan bintang-bintang yang bersinar terang. Aleta berdesis kemudian menutup jendela kamarnya rapat-rapat, menarik tirai dan bersembunyi di balik selimut.

Sebenarnya Aleta cukup benci semua hal yang sama.

Aleta benci harus melihat bintang di malam hari, dia juga kesal mengapa di bumi ini masih ada Destama lain yang harus bertemu dengan dirinya. Duh! Aleta merutuki dirinya sendiri.

"Kenapa harus dipeluk?" sungut Aleta menyesali kebodohannya.

Rambut Aleta diacak-acak oleh tangan nya sendiri merasa frustasi. Bagaimana pun juga keadaannya, yang namanya memeluk cowok lain selain Arion itu enggak boleh Aleta lakuin.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now