13 - Kita ini apa? (2)

5.3K 248 1
                                    

SENIN

"Aleta ada?"

Arion melirik Dimas yang biasanya paling jujur d isana, "Dimana?"

"Aleta enggak ada di kelas." jawab Lio melindungi Aleta yang bersembunyi.

"Kemana?"

"Enggak tau."

"Oh."

SELASA

Arion melangkah yakin menuju kelas Aleta, gadis itu tak akan selamanya hilang saat ia akan datang iyakan?

Ya, Arion salah besar.

Laras dan Natasha yang duduk di teras depan kelas mereka buru-buru menyuruh Aleta kembali bersembunyi. Entah berapa banyak orang yang akan melindungi dirinya, yang jelas gadis ini akan selalu selamat dengan terhindar dari sang bencana es.

"Natasha, lo temen deketnya Aleta kan?"

"Iya, kenapa?"

"Lo pasti tau kan dia ada dimana?"

"Ah itu ada-" Laras menyikut lengan Natasha, "Natasha mau bilang ada urusan penting tadi. Jadi dia enggak tau Aleta ada dimana."

Arion berkedip, menatap Laras dan Natasha bergantian. Bahkan jika ia menonton drama dengan orang yang mempunyai alergi dengan kebohongan, itu adalah alat pendeteksi yang paling ampuh.

"Oke. Salamin Aleta." Natasha melengkungkan senyum nya, membiarkan Arion pergi dengan rasa penasaran.

Sebenernya Aleta kemana dan menghilang karena apa?

Rabu..

"Aleta enggak ada."

Kamis...

"Enggak ada tapi masuk kan?"

Jumatt.......

"Enggak ada yang liat dia pergi kemana!"

Sang bencana es menutup wajahnya frustasi, bahkan jika Aleta menghindar dia harus tau alasan apa yang akan gadis itu bilang padanya. Menyinggung? Enggak. Menyakiti? Apanya yang mau disakiti.

"Gua harus nemuin dia kali ini." keluh Arion dengan kedua mentri negaranya.

Arsha-Araya.

"Lo nyinggung dia?" Arion menggeleng.

Araya mulai menerka-nerka. Dia mengingat hari dimana Arsha tak membiarkannya masuk saat dirinya ingin masuk mendengarkan obrolan Arsha dan Arion.

"Beberapa minggu yang lalu.. Lo obrolin apa di kamar Arion sampai enggak bolehin gua masuk?" Araya menatap curiga.

Sekarang Arsha mengerti mengapa Aleta menjauhi adiknya. Arion benar-benar mengikuti trik agresif yang ia bilang.

"Lo enggak beneran nyium dia kan?" tunjuk Arsha kaget, "Cium pipi, 'kan? Bukan bibir?"

"HA? APA? CIUM PIPI?" Araya terbelalak kaget, lebih shock saat mendengar adik es nya ini mengecup seorang gadis. "BODOH!"

"Ar... Lo beneran Ar?" tanya Arsha tak percaya.

Wajah Arion memerah, memalingkan wajahnya dan memutar-mutar pena yang berada di tangannya. Dia jadi canggung saat Araya yang menanyainya. Arsha memang iblis!

"Yaaa... Itu."

"Beneran?" sahut Araya sewot. "Gila!"

"Seharusnya lo enggak perlu tanya kenapa dia menghindar Arion!" sungut Araya ditanggapi alis kiri Arion yang naik, "Maksudnya?"

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now