9 - Benar- benar suka

6.9K 289 0
                                    

Arka tetap yakin dengan pendapatnya, mengenai pepaya yang baru matang. Dengan cekatan Arka mengupas kulitnya, membiarkan Aleta duduk manis di sampingnya.

"Warna nya orange Arkaaa, bukan merah."

"Merah gini juga, bagus ya matangnya."

"Buta warna lo ya?"

"Ck, berantem mulu." suara seseorang diambang pintu menyadarkan keduanya.

Aleta menatap lama ke arah pintu, kemudian berkedip, "Arion? Oh, ketos ya? Masuk-masuk.." suruh Arka ramah.

Mulut Aleta membulat. Dirinya dibuat bingung dengan kedatangan Arion di minggu pagi ini. Sebenarnya cukup senang, karena bukan Aleta yang mencari. Ada gerangan apa kan seorang Arion nyasar ke rumahnya?

"Makan tuh pepaya." dagu Arka menunjuk pepaya di atas meja makan.

"Pergi kemana?" Arka menoleh ke arah Aleta, hening sejenak. Dia kemudian menjawab pertanyaan adiknya, "Ada urusan, lo jangan kemana-mana. Dirumah aja."

Aleta manut saja mendengar perintah Arka, di dunia ada beberapa perintah yang harus dituruti. Arka, termasuk salah satunya yang wajib ia dengarkan. Karena tanpa Arka, Aleta bukan siapa-siapa saat tinggal sendiri di rumah besar itu.

"Kenapa kesini?" tanya Aleta berterus terang.

Arion diam, diri nya juga tak tahu mengapa tiba-tiba ingin bertemu Aleta tanpa sebab. Rasanya seperti langkah kaki nya memang selalu ingin berbalik mendekat ke Aleta.

"Kenapa?"

"Entah." jawab Arion singkat.

*

Tiba-tiba datang lagi tanpa diundang, Aleta membiarkan Arion masuk ke rumah nya.

"Gua mau.." Arion memberi jeda, "Mau cerita. Dengerin nggak?"

"Cerita aja." sahut Aleta santai sambil mengepak-ngepakkan kakinya di pinggir kolam. 

Arion beringsut menjauh, enggan terkena air. Masalahnya kalo bajunya basah, ia akan memakai baju siapa saat pulang? Arka? Harus izin dulu.. Aleta? Oiyy! Aleta itu cewe.

Hari jumat pagi, saat liburan sekolah.  Di hari itu juga kakaknya Arion ini berulang tahun. 

"Arshaa.. Sini, tiup lilin." dengan gembira Arsha turut menarik adiknya Arion untuk meniup lilinnya.

Arion nyengir, kemudian cengengesan senang melihat asap yang keluar hasil tiupan mereka.

"Hubungannya lo sama ulang tahun kakak lo, si siapa? Ar-arrsha ya?" sela Aleta menghentikan Arion yang baru saja ingin meneruskan ceritanya.

Arion mendelik, "Sampai tuntas, dengerin."

Namanya juga ulang tahun, nggak lengkap tanpa acara yang namanya ceplokin. Arion kecil waktu itu sangat ketakutan saat melihat tubuh Arsha dipenuhi dengan tepung, dia takut Arsha akan digoreng di atas wajan.

Arion kecil menangis terisak- isak. Araya berusaha menenangkannya. Namun adik lelakinya itu terus mengamuk, memohon pada setiap orang yang melempari Aleta dengan tepung untuk menghentikannya.

Arion kecil sangat menyayangi kedua kakaknya.

Sekalipun itu hanya acara ceplokin, tetap saja dirinya akan menangis merasa tersakiti dengan tingkah laku orang lain. Padahal sekali lagi harus ditegaskan, bahwa itu hanya sebatas candaan.

"Alion sampe buang kue coklat alion.. Alion takut ka Alsha kenapa-napa." Arion mengadu ketakutan dalam pelukan mamanya.

Araya dan Papahnya dibuat tertawa oleh tingkah Arion yang menggemaskan ini. Dirinya sangat ketakutan untuk kehilangan Arsha. Sedangkan Arsha melirik adiknya heran, beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tepung yang menempel.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now