22 - Hak mencintai

4.3K 174 5
                                    

Dari balik jendela saat menunggu murid lainnya yang sedang menggunakan alat finger print itu mata Celine berbinar. Ia bahagia walau sebatas melihat Arion yang duduk membelakangi pandangannya.

"Idih." ucap Oki kesal membuat Celine terkejut.

Oki menatap ke arah lain, kemudian bergantian memakai finger print, "Dia udah punya orang. Jangan dilihat terus, barang siapa yang mengingini sesuatu yang bukan miliknya hukumnya adalah siksa mata."

Celine mengernyit, mulutnya menganga begitu ucapan ngawur Oki keluar. Sampai sekarang ia belum tau yang Oki ucapkan tadi tertulis dimana?

"Oh."

Oki menghentak-hentakkan kakinya kesal, Celine malah pergi begitu saja tanpa basa-basi. Terlalu malas untuk mengurusi Oki.

Ia hanya peduli soal Arion, cukup Arion saja.

*

Ke esokkan harinya, Celine berpapasan dengan Aleta di toilet. Awalnya Aleta ingin menganggap Celine tak ada, tapi gadis itu malah tersenyum pada dirinya.

Segaris senyum pun terpaksa muncul di wajah Aleta.

"Aleta kan ya?"

"Hmm.."

Celine terkekeh, dia berkata, "Mirip sama Arion."

"Apanya?" tanya Aleta heran.

"Kepo."

Aleta memutar bola matanya malas, bukan urusan nya juga mau Celine menjawab karena apa. Yang penting ia akan selalu memiliki Arion. Ya, selamanya enggak akan pernah berakhir.

"Ar, dua orang yang selalu mencintai dan selalu bersama enggak akan berakhir kan?" tanya Aleta sudah lama.

Arion menjitak dahinya, Aleta selalu memberinya pertanyaan yang mudah untuk dijawab dengan pasti. Mana mungkin juga ia menjauh dari dunia Aleta, sedangkan Aleta sendiri adalah semestanya.

"Enggak lah."

Aleta senang setiap kali mengingat jawaban Arion yang seperti itu. Manusia es ini memang sering bingung mengekspresikan cinta nya, tapi ia tau bagaimana caranya membuat Aleta senang.

"Setiap kali gua ketemu Aleta bawaanya gua merasa cewe terpayah di dunia." gumam Celine saat Aleta sudah pergi dari toilet.

Dirinya menatap kaca yang memantulkan bayangan dirinya, alis tebal, pipi, mata yang berbinar terang.

"Gua itu sempurna, kenapa Arion masih pilih lo Al?"

*

Arion malas pergi ke kantin, ia lebih menikmati duduk hening di dalam perpustakaan membaca sekaligus menghapalkan rumus fisika-kimia yang sudah ia rangkum saat jam pelajaran tadi.

Masih kesal dengan kejadian beberapa hari yang lalu di kantin, Celine sungguh menyebalkan. Sudah sadar ditolak tapi masih rewel dan terus membujuk. Bawel.

"Keluar! Makan!"

Belum sampai menatap wajahnya pun Arion tau, itu suara dan tingkah lakunya siapa.

Aleta lah, masa Celine.

"Iya bentar, Al."

"Nengok dulu baru panggil Al.."

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now