24 - Rumit

4K 163 4
                                    

Setahun lamanya mereka berada di kelas 11, berbaur menjadi satu menunjukkan sifat asli, bahkan bakat terpendam yang tadi tersembunyi kini sudah sepenuhnya muncul.

Arion yang dulu nya jadi raga yang multifungsi langsung melepas semua kegiatan di luar pembelajaran, kemudian fokus dengan materi untuk ujian kelulusan.

"Ayo, pulang." ajak Arion terburu-buru.

Ia sudah janji sama Arka, saat kelulusan Arka kemarin, Arka bilang, "Setiap sore lo harus ajarin ade gua."

Janji harus digenapi, Arion mengangguk mantap. Aleta melongo memperhatikan mata Arion yang terus berputar mengingat ucapan calon kakak iparnya.

"Ngapain kamu?"

Arion menggeleng, "Enggak, ayo." tangan Arion menggenggam erat jemari pacarnya.

Aleta meringis, "Ehh, maaf." Arion langsung mengusap-usap jemari Aleta, gadis itu tertawa puas. Arion mendengus sebal. Keduanya bergandengan tangan, hampir membuat seluruh murid yang menatapnya saat jam pulang sekolah ini iri dengan keserasian mereka.

Tapi..

Ini kenapa Laras sama Dimas jadi diam?

Arion menyikut lengan Aleta, "Mereka kenapa?"

*

Berhari-hari, Dimas sampai di kelas duluan. Tanpa ada Laras di sampingnya. Situasi ganjil macam apa ini? Bahkan Dimas belum mengucapkan sepatah kata pun saat jam pelajaran dimulai.

Oki bergidik heran, menunjuk Lio dengan dagunya dan bertanya tanpa suara.

"Nggak tau apa-apa." jawab Lio yang juga bingung.

Keadaan di kelas mendadak canggung. Laras yang hanya mau berbicara dengan Natasha dan Aleta, pokoknya ke semua temannya kecuali ke Dimas. Begitu juga Dimas sebaliknya.

"Dim, lo sekelompok sama Laras buat tugas PKN." ucap Oki melemparkan Dimas kertas nama kelompoknya.

Dimas membaca dengan teliti,namanya ditulis setelah nama Laras. Nafasnya terhembus berat, menatap Oki datar, kemudian berkata, "Bisa ganti kelompok sama Aleta nggak?"

Aleta terkejut, memang dikelompoknya kekurangan satu orang.

Ada apa ini sebenernya?

Tok.... tokk...

Ketukan pintu kelas kini menjadi pusat perhatian saat seisi kelas tau kalau yang ada di depan itu adalah...

Celine.

"Permisi." salam Celine santun, dianggukki oleh beberapa kepala.

Langkah Celine tenang, berjalan menuju Dimas yang sibuk dengan ponselnya. Celine menyapa, dengan sekali panggilan Dimas mengangkat kepalanya sigap.

"Nanti malem jadi kan?!" tanya Celine. Laras langsung menoleh, kemudian berpaling ke arah lain berpura-pura tak peduli. "Jadi, lo siap-siap aja."

Laras tersenyum remeh, tangannya mengepal wajahnya langsung memerah. "Nat, ke toilet yuk, mau cuci muka."

Celine melirik Laras sekilas dan Dimas sedikit memutar ke arah mana Laras pergi. Sama seperti hati Laras yang sakit, hati Dimas juga sakit. Sudah 3 tahun mereka bersama.

Dimas dan Laras, pasangan yang berjodoh. Sayangnya, gengsi buat ukuran manusia emang jauh lebih besar daripada pengakuan rasa sayang.

Mungkin itu ras manusia terlemah, manusia yang enggak mau mengakui cintanya.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now