5 - Sayang kalo di lewatin

9.2K 338 1
                                    

Aleta enggak tau sebenarnya sampai sekarang, bahwa Arion itu jenis manusia yang macam apa? seingat dia, usai di ganggu di halte sama anak jalanan sifat Arion benar berubah jadi aneh. Bukan Arion yang asli.

Dan kebiasaan Arion habis tolong orang, kebesokkan nya dia hilang seperti superhero yang habis bertarung hebat dan butuh istirahat. Oh iya, baku hantam. Sama aja Aleta sebut itu perang.

"Tapi kan dia sehat lahir batin luar dalam." gumam Aleta mondar-mandir, ragu mengetuk pintu ruang OSIS.

"Masuk-masuk, enggak-enggak, gua mau lewat."

Orang yang Aleta cari tepat berada di belakangnya, baru ingin memasuki ruang OSIS tapi Aleta tahan. "Apa?"

"Kebiasaan amat, abis nolongin hilang."

"Oh."

"Ehhhh- ntar dulu, nih tadi gua sama Arka sebelum ke sekolah mampir ke toko kue. Terima, anggap aja ucapan makasih dari dia." Aleta berbalik, ia tau Arion pasti akan memberikan pada yang lain. "Kuenya jangan dikasih ke siapa pun, nggak suka? Balikin aja sini."

"Enggak gua bagi."

"Bagus! Anak pintarrrr!!!" kata Aleta senang, mengacak rambut Arion dan pergi. 

Entah berapa banyak pasang mata yang tadi menatap Arion dan Aleta heran. Termasuk dengan Hardian dan Rasya yang melongo saat ingin keluar, "Lo pacaran sama dia, Ar?"

"Ga."

"Gilaa.. Mana berani ada cewek yang ngacak-ngacak rambut lo kalo bukan ada hubungan apa-apa?" sahut Hardian memanas-manasi siswa lain yang lewat dan yang berpura menunduk, padahal niatannya mereka cuma satu. Menguping.

"Tapi Ar, dengerin gua kali ini aja." Arion bergeming ia menghembuskan nafas kemudian mengangguk setuju. "Dia manis Ar, sayang kalo lewatin gitu aja."

Arion dehem, alis kanan nya terangkat menyuruh Hardian pergi.

"Udah-udah, keluar." usir Arion langsung menutup pintunya.

"Pikir dua kali Ar, jangan sampe nyesel!"

Arion mengangkat paper bag berisi kue pemberian Aleta, senyum tipisnya ikut mengembang saat mengingat Aleta memberikannya.

"Gadis bodoh."

Kue Tiramisu, kesukaan Arion. Dan ada secarik kertas putih diatasnya bertuliskan.

'Gua tanya sama Bryan loh kue kesukaan lo apa, harus makan. Tetap makan!!!! - Aleta" 

"Emang beneran bodoh sampai tanya ke Bryan.." kritik Arion terhadap nama Bryan di kertas itu, "Makasih tapi deh."

Arion menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, saat dia mulai berpikiran dan aneh dan tersenyum manis atas tingkah laku Aleta. Mata nya terus berdenyut, entah apa dan bagaimana yang jelas menurut Arion semua itu adalah aneh.

*

Jason mengibas-ngibaskan lembaran kertas yang ada ditangannya, menghambur-hamburkannya di depan kelas. Memang ada sedikit kebenaran, bahwa manusia yang mendekati kata lulus akan gila sebelum memulai perang.

Itulah yang terjadi di kelas IPA 3, kelas Arka dan kawan-kawannya yang gila. Sudah muak selama tiga tahun beserta rumus-rumus yang selalu membayangi kehidupan mereka.

"Kertas apaan tuh?" tanya Arka berjalan ke depan kelas, memungut salah satu kertas itu.

Dahi Arka mengerut, "Pilih jurusan kuliah? Cepet banget?"

"Paling guru iseng mau tau jurusan kuliah apa yang paling diminati." jawab Yoghi cepat.

"Dasar guru kepo!!!" teriak Irfan merobek-robek kertas itu, murid biadab memang Irfan itu.

UNLIMITED LOVE #1Where stories live. Discover now